Tebas juga menegaskan, bahkan ketika Messi tidak bisa lagi hadir, Barcelona masih hidup dengan karisma yang ditinggalkannya. Menurut AS, jersey Messi musim lalu masih terus dicetak secara teratur, dengan jumlah terbanyak kedua dibelakang jersey Lamine Yamal dan striker Lewandowski.
Artinya Tebas menilai, warisan abadi Messi sampai saat ini masih ada bagi Liga Spanyol. Tetapi lebih dari itu, daya tarik La Liga Spanyol kini tidak lagi bergantung pada warisan Messi tersebut. Liga Spanyol bisa menjaga perkembangannya karena model keuangan yang ketat, terutama mekanisme plafon gaji.
"Tidak ada stasiun TV yang mengurangi royalti setelah Messi pergi. Kontrak ditandatangani untuk jangka panjang, dan yang menentukan nilai sebenarnya dari turnamen adalah keseimbangan, persaingan, dan kualitas keseluruhan," katanya.
Tebas mengakui, di level Eropa, Liga Inggris memang masih berada di level yang berbeda. Mereka memiliki keuangan yang luar biasa, kedalaman skuad yang kuat, dan penyebaran global yang hampir mutlak. Namun dengan Real Madrid dan Barcelona yang masih mendominasi, Liga Spanyol adalah liga terbaik kedua di dunia.
"Liga Inggris berada di puncak, tetapi kami tepat di belakang. Bundesliga, Serie A, Ligue 1 semuanya tertinggal. Lihat saja jumlah penggemarnya, interaksi, dan pengaruh di jejaring sosial. Kami masih bergerak maju, secara bertahap memperpendek jarak dengan mereka," tambahnya.
Kesenjangan keuangan antara Liga Inggris dan liga lainnya masih sangat besar. Namun menurut Tebas, yang paling penting adalah La Liga Spanyol masih terus mempertahankan identitas, disiplin, dan kemampuan beradaptasinya. Faktor-faktor inilah yang membuatnya kuat tanpa hadirnya bintang terbesar.
Murianews, Kudus – Presiden La Liga, Javier Tebas baru-baru ini menyatakan Liga Spanyol tidak terpengaruh hengkannya Messi dan Ronaldo. Tanpa dua bintang sepak bola terkemuka di dunia itu, Liga Spanyol masih baik-baik saja.
Seperti dilansir dari Sportskeeda, Tebas menyebut La Liga Spanyol masih hidup dan sehat sampai saat ini. Dikatakanya, Liga Spanyol saat ini telah memasuki fase baru tanpa sosok Messi dan Ronaldo, dua ikon yang telah membentuk seluruh generasi sepak bola.
Meski tidak ada Messi-Ronaldo, vitalitas Liga Spanyol diklaim tebas tidak berkurang. Sebaliknya, ia menegaskan, La Liga Spanyol masih memiliki kekuatan internal yang cukup untuk berkembang. Masih ada daya tarik besar yang ditawarkan Liga Spanyol.
Di masa lalu, persaingan antara Messi dan Ronaldo harus diakui telah mengangkat La Liga Spanyol sebagai pusat perhatian sepak bola global. Tetapi sejak Ronaldo meninggalkan Real Madrid pada 2018 dan Messi mengucapkan selamat tinggal kepada Barcelona pada 2021, banyak kekhawatiran Liga Spanyol akan menurun daya tariknya.
"Siapa yang tidak menginginkan Messi, Cristiano, Mourinho, Guardiola... Tetapi mereka hanya sebagian kecil dari keseluruhan sistem. Pemain akan datang dan pergi, yang membuat citra liga adalah klub dan kompetisi yang berkelanjutan," demikian dikatakan Javier Tebas.
Tidak berhenti di situ, Javier Tebas juga menembak klaim Ronaldo yang menyatakan Liga Pro Saudi lebih sulit ketimbang Liga Spanyol. Menurutnya, Liga Pro Saudi yang saat ini diikuti Ronaldo adalah kemegahan sementara. Situasi ini digunakannya untuk menekankan bagaimana Liga Spanyol sebenarnya lebih baik.
"Lihatlah liga Pro Saudi. Mereka memiliki banyak bintang besar, tetapi masih tidak bisa menjadi salah satu liga teratas. Memiliki bintang besar tidak berarti akan ada manfaat besar," jelasnya.
Warisan Messi...
Tebas juga menegaskan, bahkan ketika Messi tidak bisa lagi hadir, Barcelona masih hidup dengan karisma yang ditinggalkannya. Menurut AS, jersey Messi musim lalu masih terus dicetak secara teratur, dengan jumlah terbanyak kedua dibelakang jersey Lamine Yamal dan striker Lewandowski.
Artinya Tebas menilai, warisan abadi Messi sampai saat ini masih ada bagi Liga Spanyol. Tetapi lebih dari itu, daya tarik La Liga Spanyol kini tidak lagi bergantung pada warisan Messi tersebut. Liga Spanyol bisa menjaga perkembangannya karena model keuangan yang ketat, terutama mekanisme plafon gaji.
"Tidak ada stasiun TV yang mengurangi royalti setelah Messi pergi. Kontrak ditandatangani untuk jangka panjang, dan yang menentukan nilai sebenarnya dari turnamen adalah keseimbangan, persaingan, dan kualitas keseluruhan," katanya.
Tebas mengakui, di level Eropa, Liga Inggris memang masih berada di level yang berbeda. Mereka memiliki keuangan yang luar biasa, kedalaman skuad yang kuat, dan penyebaran global yang hampir mutlak. Namun dengan Real Madrid dan Barcelona yang masih mendominasi, Liga Spanyol adalah liga terbaik kedua di dunia.
"Liga Inggris berada di puncak, tetapi kami tepat di belakang. Bundesliga, Serie A, Ligue 1 semuanya tertinggal. Lihat saja jumlah penggemarnya, interaksi, dan pengaruh di jejaring sosial. Kami masih bergerak maju, secara bertahap memperpendek jarak dengan mereka," tambahnya.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, Liga Inggris memang menunjukan dominasinya. Mereka memimpin dengan total nilai skuad 12,77 miliar euro. Semetara La Liga Spanyol menempati urutan kedua dengan 5,57 miliar euro untuk nilai skuad. Baru Liga Serie A dan Bundesliga.
Kesenjangan keuangan antara Liga Inggris dan liga lainnya masih sangat besar. Namun menurut Tebas, yang paling penting adalah La Liga Spanyol masih terus mempertahankan identitas, disiplin, dan kemampuan beradaptasinya. Faktor-faktor inilah yang membuatnya kuat tanpa hadirnya bintang terbesar.