Ia menuturkan bahwa perjalanan menuju semifinal tidak mudah, termasuk saat mengalahkan mantan juara dunia Pusarla V Sindhu di perempat final.
”Kalau bisa diulang ke belakang rasanya sedih juga, tapi aku bisa berada di sini sekarang berkat orangtua dan orang-orang yang mendukung saat aku jatuh,” ujarnya.
Meski gagal ke final, pencapaian Putri menandai kebangkitan tunggal putri Indonesia di level dunia. Ia menegaskan ambisinya untuk terus menembus peringkat lebih tinggi.
Murianews, Kudus – Meski sudah memberikan perlawanan sengit, namun langkah pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani terhenti di babak semifinal Kejuaraan Dunia BWF 2025.
Pada semifinal, Putri KW setelah kalah dari wakil Jepang Akane Yamaguchi dengan skor 17-21, 21-14, 6-21 di Adidas Arena, Paris, Prancis, Sabtu (30/8/2025).
Sebelumnya, Putri KW menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang melangkah ke semifinal setelah Jonatan Christie di tunggal putra dan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi terhenti di perempat final.
Perjalanan Putri di Paris sampai ke semifinal dilakukan dengan susah payah. Ia menyingkirkan juara dunia 2019 asal India Pusarla V. Sindhu di babak sebelumnya dengan skor 21-14, 13-21, 21-16.
Dengan hasil ini, Putri KW memastikan membawa pulang medali perunggu Kejuaraan Dunia BWF 2025, sekaligus menjadi pencapaian terbaik tunggal putri Indonesia dalam satu dekade terakhir.
Kemenangan tersebut sekaligus memutus paceklik panjang tunggal putri Indonesia yang terakhir kali meraih medali di Kejuaraan Dunia lewat Lindaweni Fanetri pada edisi 2015.
Sedangkan medali emas terakhir dari tunggal putri Indonesia disumbangkan oleh Susi Susanti pada 1993.
Sementara itu, Putri mengaku puas bisa mengakhiri paceklik medali sektor tunggal putri. ”Sangat luar biasa bisa mendapatkan medali perunggu di sini,” kata Putri usai pertandingan dalam keterangan tertulis, dilansir dari Antara.
Perjalanan Tidak Mudah...
Ia menuturkan bahwa perjalanan menuju semifinal tidak mudah, termasuk saat mengalahkan mantan juara dunia Pusarla V Sindhu di perempat final.
”Kalau bisa diulang ke belakang rasanya sedih juga, tapi aku bisa berada di sini sekarang berkat orangtua dan orang-orang yang mendukung saat aku jatuh,” ujarnya.
Meski gagal ke final, pencapaian Putri menandai kebangkitan tunggal putri Indonesia di level dunia. Ia menegaskan ambisinya untuk terus menembus peringkat lebih tinggi.