Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Nama Persijap Jepara sudah menggaung di gelanggang persepakbolaan Tanah Air. Tak main-main, klub sepak bola kebanggan masyarakat Jepara ini rupanya memiliki jalan sejarah yang sangat panjang.

Mengutip dari situs persijap.or.id, embrio klub sepak bola di Bumi Kartini sudah muncul sejak era penjajahan Belanda di Indonesia. Yakni pada era sekitar 1930-an.

Saat itu, ada dua klub sepak bola bentukan Belanda. Yaitu Yapara Voedbal Club (Y.V.C) dan Alsides.

Disebutkan, saat itu sepak bola sudah bergeliat sampai ke pelosok desa sebagai olahraga rakyat. Namun, setelah Belanda diusir Jepang, dua klub sepakbola itu bubar.

Meskipun sudah bubar, rupanya sepak bola sudah mengakar di masyarakat dan terus berkembang. Hingga tahun 1954, Bupati Jepara saat itu, Syahlan Ridwan berkeinginan membentuk sebuah kesebelasan milik Kabupaten Jepara.

Pemantiknya adalah karena saat itu telah muncul banyak klub. Lalu pada 11 April 1954 itulah, tercatat sebagai hari lahirnya Persijap Jepara.

Seiring berjalannya waktu, Persijap Jepara menjadi salah satu tim kuat di Jawa Tengah. Nama Kamal Junaidi menjadi salah satu bagian sejarah sepak bola di Kota Ukir ini.

Legenda Persijap yang wafat tersambar petir saat laga Final Piala Makutarama di Salatiga, 28 Agustus 1973. Saat itu, Persijap Jepara bertemu tetangga di Muria Raya, Persipa Pati.

Nama Kamal Junaidi itu kemudian diabadikan sebagai nama stadion pertama di Kabupaten Jepara. Yaitu Stadion Kamal Junaidi.

Selain Kamal Junaidi, ada juga nama-nama besar lain yang lahir dari Persijap Jepara. Antara lain Haryanto, penjaga gawang tim nasional Indonesia pada tahun 1979.

Lalu ada Siswadi Gancis, kiper PSSI Garuda era 1980-an. Lalu generasi setelahnya, pada tahun 2000-an, ada nama Solekan dan Warsidi.

Hingga kini, Persijap Jepara sudah malang melintang di berbagai liga di Indonesia. Sejak era Galatama, Indonesia Super League, Indonesia Primer League, hingga saat ini bertahan di Liga 2 Indonesia.

Persijap Jepara merupakan salah satu klub yang memiliki home base paling baik di wilayah pantura timur. Yaitu Stadion Gelora Bumi Kartini yang memiliki kapasitas sekitar dua puluh ribu penonton.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler