Cabor-cabor yang tak dipertandingkan itu, sebut Haryanto, nantinya akan langsung dipertandingkan di tingkat provinsi pada Juni 2025 mendatang. Masing-masing kabupaten/kota diminta untuk mengirim tiga kelas di setiap cabornya.
”Meskipun gagal meraih juara umum, kita harus tetap mengapresiasi perjuangan atlet dan pelatih,” pungkas Haryanto.
Murianews, Jepara – Gelaran Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Eks-Karisidenan Pati tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2025 resmi ditutup, Selasa (5/2025) sore. Sayangnya, kontingen Jepara gagal merebut posisi juara umum.
Diketahui, ada empat cabang olahraga (cabor) tim yang digelar di Kota Ukir. Yakni bola basket, bola voli indoor, sepak bola, dan sepak takraw.
Berdasarkan rekapitulasi perolehan medali terakhir, Kabupaten Jepara hanya mampu mengoleksi dua medali emas dari cabor bola voli putra bola bakset putra. Lalu tiga medali perak dari cabor sepak bola, bola voli dan bola basket.
Kabupaten Jepara kalah dengan Kabupaten Kudus. Di mana Kota Kretek berhasil mengoleksi lima medali emas. Yang terdiri dari satu cabor sepak bola, 1 bola voli putri, 1 bola basket putri dan 2 sepak takraw.
”Tapi sebenarnya, sepak takraw kita sudah mendapatkan wildcard. Regu putra dan putri yang nanti langsung bertanding di tingkat provinsi,” kata Kabid Pemuda dan Olahraga pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jepara Haryanto, Rabu (7/5/2025).
Haryanto mengatakan, selama tiga tahun terakhir, secara berturut-turut Kabupaten Jepara menjadi juara umum pada ajang yang sama.
Namun karena tahun ini ada banyak cabor yang tak dipertandingkan, akhirnya Jepara harus rela melepas gelar juara umum itu.
Tahun-tahun sebelumnya, kata Haryanto, terdapat sembilan cabor yang dipertandingkan. Namun tahun ini, cabor seperti karate, taekwondo, pencak silat, bola voli pasir dan beberapa lainnya tidak dipertandingkan di tingkat eks karisidenan.
Perjuangan Atlet...
”Padahal, cabor-cabor itu tempat Jepara mendulang emas. Sehingga tahun-tahun sebelumnya kita bisa jadi juara umum,” ujar Haryanto.
Cabor-cabor yang tak dipertandingkan itu, sebut Haryanto, nantinya akan langsung dipertandingkan di tingkat provinsi pada Juni 2025 mendatang. Masing-masing kabupaten/kota diminta untuk mengirim tiga kelas di setiap cabornya.
”Meskipun gagal meraih juara umum, kita harus tetap mengapresiasi perjuangan atlet dan pelatih,” pungkas Haryanto.
Editor: Dani Agus
