Saat itu, Persijap Jepara menutup putaran pertama dengan catatan cukup gemilang. Persijap tercatat sebagai klub dengan pertahanan terbaik dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Capaian itu merupakan hasil tangan dingin pelatih Kahudi Wahyu Widodo. Sayang, Kahudi harus hengkang dari Persijap saat putaran pertama usai.
“Itu menjadi momentum buat tim,” kata Iqbal.
Hanya saja, Iqbal menilai bahwa catatan penting Persijap saat itu adalah masih lemahnya lini depan. Akhirnya, manajemen mengontrak Widodo Cahyono Putro sebagai pelatih kepala. Sebab Widodo merupakan legenda hidup striker Tim Nasional Indonesia yang karir kepelatihannya sudah teruji
“Coach Widodo masuk, akhirnya offense kita bagus. Jadi setengah musim pertahanan kita jadi, setengah musim kedepannya lini depan jadi,” ujar Iqbal.
Momentum yang paling penting, sebut Iqbal, hadir saat Persijap masih memiliki dua laga kandang. Di sisi lain, renovasi Stadion GBK Jepara sudah rampung dan bisa dipakai. Bermain di hadapan ribuan suporter sendiri, permainan Persijap semakin menggairahkan.
Hasil positif dua pertandingan itu membawa Persijap melenggang ke babak selanjutnya. Puncaknya, saat Persijap berhasil menang 1-0 atas PSPS Pekanbaru di laga penentu yang digelar di Stadion GBK Jepara. Akhirnya, Persijap finish menjadi juara tiga Liga 2 dan lolos promosi ke Liga 1 Indonesia.
“Kami ingin relevan di Liga 1. Kami tidak ingin hanya numpang lewat,” pungkas Iqbal.
Murianews, Jepara – Persijap Jepara akhirnya bisa kembali berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Perjalanan menuju Liga 1 Indonesia tidaklah mudah bagi tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu.
Langkah Persijap benar-benar dimulai dari kasta paling bawah. Presiden Persijap Jepara, Iqbal Hidayat menyebut, titik awal kebangkitan klub kebanggaan masyarakat Jepara itu ketika Persijap menjadi juara Liga 3 tahun 2019.
Perjalanan Persijap tak langsung mulus. Tim ini harus berjibaku di Liga 2 Indonesia selama lima musim.
Dalam mengarungi Liga 2, salah satunya di musm 2024/2025, banyak pihak memandang Persijap dengan sebelah mata. Pasalnya, kerangka tim Persijap dianggap minor. Nyaris tak ada pemain bintang yang berbaju Persijap.
“Kita menerapkan prinsip organik. Alih-alih kita ambil pemain yang udah jadi, matang, pemain grade A. Kita membentuk tim dengan Persijap development. Kita pertahankan 5-6 pemain muda, bermain bersama 2-3 musim, ini terbukti di tahun ke tiga membuahkan hasil (lolos Liga 1),” ungkap Iqbal dalam siniar di kanal YouTube Bicara Bola by Akmal yang tayang pada Rabu (7/5/2025)
Menurutnya, kecocokan dan jam terbang 5-6 pemain itu sudah terbangun. Sehingga sistem permainan mudah berjalan.
Liga 2 musim lalu bagi Persijap tidaklah mudah. Sebab lebih dari sepanjang musim, Laskar Kalinyamat menjadi tim musafir dan berkandang di Magelang. Sebab Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara sedang direnovasi.
Iqbal bercerita, momentum kebangkitan Persijap muncul pada pertandingan perdana Liga 2 musim lalu melawan Persekat Tegal. Saat itu Persijap digempur habis. Namun ternyata bisa mencetak gol di ujung laga dan meraih kemenangan.
Putaran pertama...
Saat itu, Persijap Jepara menutup putaran pertama dengan catatan cukup gemilang. Persijap tercatat sebagai klub dengan pertahanan terbaik dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Capaian itu merupakan hasil tangan dingin pelatih Kahudi Wahyu Widodo. Sayang, Kahudi harus hengkang dari Persijap saat putaran pertama usai.
“Itu menjadi momentum buat tim,” kata Iqbal.
Hanya saja, Iqbal menilai bahwa catatan penting Persijap saat itu adalah masih lemahnya lini depan. Akhirnya, manajemen mengontrak Widodo Cahyono Putro sebagai pelatih kepala. Sebab Widodo merupakan legenda hidup striker Tim Nasional Indonesia yang karir kepelatihannya sudah teruji
“Coach Widodo masuk, akhirnya offense kita bagus. Jadi setengah musim pertahanan kita jadi, setengah musim kedepannya lini depan jadi,” ujar Iqbal.
Momentum yang paling penting, sebut Iqbal, hadir saat Persijap masih memiliki dua laga kandang. Di sisi lain, renovasi Stadion GBK Jepara sudah rampung dan bisa dipakai. Bermain di hadapan ribuan suporter sendiri, permainan Persijap semakin menggairahkan.
Hasil positif dua pertandingan itu membawa Persijap melenggang ke babak selanjutnya. Puncaknya, saat Persijap berhasil menang 1-0 atas PSPS Pekanbaru di laga penentu yang digelar di Stadion GBK Jepara. Akhirnya, Persijap finish menjadi juara tiga Liga 2 dan lolos promosi ke Liga 1 Indonesia.
Kini, Persijap Jepara tengah menyiapkan diri menyongsong Liga 1. Manajemen tengah menyiapkan kerangka tim.
“Kami ingin relevan di Liga 1. Kami tidak ingin hanya numpang lewat,” pungkas Iqbal.
Editor: Anggara Jiwandhana