Dari pertandingan demi pertandingan, Laskar Kalinyamat menapaki jalan terjal Liga 2 dengan penuh perjuangan. Tertatih di fase grup dengan hanya mengemas 7 kemenangan dari 16 laga — banyak yang meragukan mereka bisa melangkah jauh. Tapi Persijap Jepara tidak diciptakan untuk menyerah.
Mereka bangkit di saat yang tepat. Melaju ke babak 8 besar, mengamankan tiket semifinal, lalu menorehkan kemenangan bersejarah atas PSPS Pekanbaru di perebutan tempat ketiga. Gol penentu di menit ke-84 dari Leonardo Silva mengukir satu kata yang telah lama dinanti ribuan pasang mata di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, yaitu promosi ke Liga 1.
Puluhan ribu pasang mata yang menonton siaran langsung dan lebih dari 8.000 suporter memadati Stadion yang sempat sunyi berubah dengan teriakan-teriakan lagu-lagu kemenangan, sorakan penuh cinta hingga air mata penuh haru.
Bagi Iqbal, musim 2024-2025 bukan hanya musim kompetisi. Tetapi musim kebangkitan. Musim yang membuktikan bahwa mimpi bisa tetap hidup, bahkan dalam badai.
Dengan dukungan total dari suporter, pemain, pelatih, manajemen, dan sponsor utama Oasis Water, Persijap Jepara membuktikan bahwa klub kecil dari kota pantai pun bisa menantang raksasa.
Iqbal menegaskan, Persijap tak hanya datang untuk numpang lewat di Liga 1. Persijap ingin menjadi tim yang bisa bertahan lama di kasta tertinggi.
“Target kami jelas: menjauhi zona degradasi, dan perlahan membangun fondasi untuk bersaing di papan tengah,” tegasnya.
Murianews, Jepara - Persijap Jepara akan kembali menjadi tim yang berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 pada musim 2025-2026. Perjalanan itu tak instan dan butuh perjuangan panjang.
Laskar Kalinyamat sempat terseok-seok selama sebelas tahun di Liga 2, bahkan Liga 3. Bertahun-tahun hanya berada di bawah bayang-bayang kejayaan masa lalu, era bek tangguh Evaldo Silva dan ujung tombak Pablo Frances.
Tahun 2014 persijap sudah degradasi dari liga 1 atau kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Persijap Jepara harus menelan pil pahit: degradasi, ketidakpastian, dan perjuangan di kompetisi kasta bawah. Mereka bahkan sempat berkutat di Liga 3 selama tiga musim, mengandalkan semangat anak-anak daerah, mimpi-mimpi lokal, dan tekad yang tak pernah padam.
Liga 2 musim 2024-2025 lalu menjadi titik balik sekaligus momentum bagi tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Jepara itu. Finish sebagai juara 3 Liga 2, Persijap berhasil merebut tiket promosi ke Liga 1 musim depan.
Direktur Utama Persijap Jepara, Muhammad Iqbal Hidayat, mengungkapkan rasa syukur sebesar-besarnya atas anugerah itu. Sebab bukan dengan menggelontorkan dana yang besar dan bukan juga karena sorotan media nasional.
“Tapi karena satu hal sederhana, yaitu keyakinan,” kata Iqbal, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, Persijap dikenal sebagai tim yang mengedepankan efisiensi anggaran secara bijak dan efektif, tanpa mengesampingkan kualitas dan daya saing.
Jalan Terjal...
Dari pertandingan demi pertandingan, Laskar Kalinyamat menapaki jalan terjal Liga 2 dengan penuh perjuangan. Tertatih di fase grup dengan hanya mengemas 7 kemenangan dari 16 laga — banyak yang meragukan mereka bisa melangkah jauh. Tapi Persijap Jepara tidak diciptakan untuk menyerah.
Mereka bangkit di saat yang tepat. Melaju ke babak 8 besar, mengamankan tiket semifinal, lalu menorehkan kemenangan bersejarah atas PSPS Pekanbaru di perebutan tempat ketiga. Gol penentu di menit ke-84 dari Leonardo Silva mengukir satu kata yang telah lama dinanti ribuan pasang mata di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, yaitu promosi ke Liga 1.
Puluhan ribu pasang mata yang menonton siaran langsung dan lebih dari 8.000 suporter memadati Stadion yang sempat sunyi berubah dengan teriakan-teriakan lagu-lagu kemenangan, sorakan penuh cinta hingga air mata penuh haru.
Bagi Iqbal, musim 2024-2025 bukan hanya musim kompetisi. Tetapi musim kebangkitan. Musim yang membuktikan bahwa mimpi bisa tetap hidup, bahkan dalam badai.
Dengan dukungan total dari suporter, pemain, pelatih, manajemen, dan sponsor utama Oasis Water, Persijap Jepara membuktikan bahwa klub kecil dari kota pantai pun bisa menantang raksasa.
Iqbal menegaskan, Persijap tak hanya datang untuk numpang lewat di Liga 1. Persijap ingin menjadi tim yang bisa bertahan lama di kasta tertinggi.
“Target kami jelas: menjauhi zona degradasi, dan perlahan membangun fondasi untuk bersaing di papan tengah,” tegasnya.
Langkah Awal...
Langkah awal telah ditetapkan, manajemen Persijap akan mempertahankan 60% pemain inti yang membawa tim ini promosi, ditambah suntikan wajah-wajah baru, termasuk pemain asing yang siap mengarungi tantangan baru. Persijap juga telah menunjuk Mario Lemos, pelatih asal Portugal untuk menukangi Laskar Kalinyamat.
“Persijap Jepara kembali. Bukan sekadar untuk bermain. Tapi untuk memperjuangkan nama besar yang sempat tenggelam, membawa Jepara ke panggung nasional, dan membuktikan satu hal: bahwa kerja keras, kesetiaan, dan semangat komunitas adalah kekuatan yang lebih besar dari segalanya,” tandas Iqbal.
Editor: Budi Santoso