”Saya sudah melakukan berbagai upaya, tapi apa daya, kita tetap kalah. Ini semua tanggung jawab saya. Para pemain sudah melakukan yang terbaik. Ini sangat berat, empat kali kalah di kandang,” kata Mario usai pertandingan.
”Tentu berbeda level dengan pemain (Malut United) seperti Chiro Alves, David da Silva. Tapi saya tetap percaya dengan mereka (pemain muda Persijap),” kata Mario.
Alasan lainnya, lanjut Mario, adalah detail-detail kecil. Seperti ketika sudah bisa membuat gol penyeimbang, rupanya lawan, dengan kualitas pemainnya bisa kembali mencetak gol penanda kemenangan.
”Saya tidak mau bilang ini keberuntungan. Tapi rasanya susah sekali membuat gol ke gawang Malut,” tandas Mario.
Murianews, Jepara – Persijap Jepara masih belum lepas dari tren negatif menyusul kalah dari Malut United dengan skor 1-2 di Stadion Gelora Bumi Kartini, Senin (3/11/2025).
Kekalahan dengan Malut United ini menambah catatan buruk Laskar Kalinyamat. Klub kebanggaan Kota Ukir ini kalah lima kali beruntun, empat di antaranya bahkan terjadi di hadapan publik Jepara.
Lima pertandingan kalah melulu, Pelatih Persijap Mario Lemos ‘Lemas’. Ia menyebut sudah melakukan segala upaya agar Laskar Kalinyamat terhindar dari kekalahan.
Pada lagai ini, ia bahan mengubah formasi timnya dengan menumpuk lima pemain di lini belakang. Tujuannya untuk meredam agresifitas Malut United. Namun, tetap saja, Persijap kebobolan.
Mario Lemos pun sempat mengubah formasinya menjadi 4-4-2. Perubahan itu memang berhasil membuat timnya lebih agresif.
Hasilnya, Carlos Franca beberapa kali menembus lini belakang Malut United hingga akhirnya dilanggar di kotak penalti. Sang pemain pun berhasil menyamakan kedudukan lewat sepakan penalti.
Sayang, momentum kebangkitan itu tak dipertahankan. Malut United justru kembali mencetak gol untuk kembali unggul dan mengunci kemenangannya.
Tanggung Jawab Saya...
”Saya sudah melakukan berbagai upaya, tapi apa daya, kita tetap kalah. Ini semua tanggung jawab saya. Para pemain sudah melakukan yang terbaik. Ini sangat berat, empat kali kalah di kandang,” kata Mario usai pertandingan.
Mario beralasan, Persijap yang notabene tim promosi di kasta tertinggi sepakbola Indonesia dan dihuni para pemain muda, masih perlu waktu untuk beradaptasi dengan kerasnya Liga 1.
”Tentu berbeda level dengan pemain (Malut United) seperti Chiro Alves, David da Silva. Tapi saya tetap percaya dengan mereka (pemain muda Persijap),” kata Mario.
Alasan lainnya, lanjut Mario, adalah detail-detail kecil. Seperti ketika sudah bisa membuat gol penyeimbang, rupanya lawan, dengan kualitas pemainnya bisa kembali mencetak gol penanda kemenangan.
”Saya tidak mau bilang ini keberuntungan. Tapi rasanya susah sekali membuat gol ke gawang Malut,” tandas Mario.
Editor: Zulkifli Fahmi