Ia juga menekankan bahwa meski hasil belum maksimal, PTM Sukun membawa pulang banyak pelajaran dan pengalaman. Ke depan, mereka akan mengevaluasi kesiapan strategi serta kesiapan pemain dalam menghadapi turnamen internasional.
Turnamen ini diikuti oleh klub-klub top dari Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, serta dua negara undangan yaitu India dan Taiwan.
PTM Sukun menjadi salah satu wakil Indonesia yang mampu tampil kompetitif, membuktikan bahwa semangat dan kerja keras tetap bisa bersaing di level ASEAN.
”Secara umum, kami puas dengan pencapaian ini, tapi tentu ada catatan untuk evaluasi. Ke depan kami akan terus benahi, dan semoga bisa kembali berpartisipasi dengan persiapan yang lebih matang,” tutup Fredi.
Murianews, Kudus – Persatuan Tenis Meja Sukun (PTM Sukun) harus terhenti di babak 8 besar pada ajang 1st STIGA ASEAN Table Tennis Club Championship Challenge 2025 yang digelar di Thonburi University, Thailand, 18–21 Juli 2025.
Manajer PTM Sukun, Fredi Pramono menyatakan, fase grup, PTM Sukun tergabung bersama Thonburi University A (Thailand), Gujarat State Table Tennis Association (India), dan Sunsports Club (Singapura). Tim asal Kudus itu mampu finis di posisi kedua, yang mengantarkan mereka ke babak selanjutnya.
”Grup kita cukup menantang, tapi anak-anak bermain solid dan bisa mengunci posisi runner-up. Itu sudah pencapaian awal yang bagus," ungkapnya, Selasa (22/7/2025).
Di babak selanjutnya, PTM Sukun menghadapi wakil tuan rumah lainnya, STIGA Thailand, dan mencatat kemenangan penting.
Namun langkah mereka terhenti di babak 8 besar saat bertemu Arwana Jaya, klub kuat Indonesia yang menurunkan tim lebih senior dan berisi beberapa eks-pemain SEA Games 2017.
”Kita kalah di delapan besar dari Arwana Jaya yang memang secara pengalaman dan materi pemain lebih unggul. Mereka diperkuat oleh nama-nama besar, sementara kami tidak bisa menurunkan pemain yang kemarin ikut SEA Games karena regulasi,” jelasnya.
Meski belum berhasil mencapai semifinal, Fredi menilai banyak sisi positif dari turnamen ini. Selain sebagai pengalaman bertanding internasional pertama setelah vakum cukup lama, ajang ini juga menjadi barometer penting untuk evaluasi tim.
”Yang paling penting, pemain butuh adaptasi cepat. Bermain di luar negeri, menghadapi karakter lawan dari berbagai negara, itu butuh adaptasi. Kita bersyukur bisa kembali merasakan atmosfer seperti ini,” tambahnya.
Belum Maksimal...
Ia juga menekankan bahwa meski hasil belum maksimal, PTM Sukun membawa pulang banyak pelajaran dan pengalaman. Ke depan, mereka akan mengevaluasi kesiapan strategi serta kesiapan pemain dalam menghadapi turnamen internasional.
Turnamen ini diikuti oleh klub-klub top dari Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, serta dua negara undangan yaitu India dan Taiwan.
PTM Sukun menjadi salah satu wakil Indonesia yang mampu tampil kompetitif, membuktikan bahwa semangat dan kerja keras tetap bisa bersaing di level ASEAN.
”Secara umum, kami puas dengan pencapaian ini, tapi tentu ada catatan untuk evaluasi. Ke depan kami akan terus benahi, dan semoga bisa kembali berpartisipasi dengan persiapan yang lebih matang,” tutup Fredi.
Editor: Budi Santoso