Karena berada di PPLOP Jateng, Fradiva pun digembleng sangat intens oleh para pelatih. Dalam sehari, dia berlatih hingga tiga kali di Jatidiri.
”Kerja kerasnya selama latihan terbayar tuntas di Kejuaraan Dunia,” tandas Edwin.
Murianews, Grobogan – Pesilat perempuan asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah bernama Fradiva Arzeti Calvinia berhasil meraih juara dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat bertajuk Abu Dhabi World Pencak Silat Championship 2024 di Uni Emirat Arab.
Dia pun meraih medali emas dalam kejuaraan yang digelar 18-22 Desember 2024 itu. Pesilat lainnya asal Muria Raya yang juga berhasil merah medali emas yakni Safira Dwi Meilani asal Kudus.
Adapun Fradiva yang bertanding di kelas B (43-46 kg) berhasil mengalahkan Marissa Damia asal Malaysia di final. Dia pun menjadi pesilat remaja pertama asal Grobogan yang mengikuti Kejuaraan Dunia itu, sekaligus menjuarainya.
Ayah Fradiva yang juga Kabid Binpres Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Grobogan Edwin Setiawan mengaku sangat bangga atas prestasi anaknya itu. Dia mengaku tidak menyangka sang anak mampu mencapai titik tersebut.
”Jelas saya sangat bangga. Saya sebagai orangtua tidak menyangka anak saya bisa sampai di titik ini, di Kejuaraan Dunia mewakili Indonesia. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT,” katanya, Selasa (24/12/2024).
Edwin pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan. Sehingga, atlet remaja Grobogan itu berhasil meraih medali emas.
Sebelumnya, Fradiva berhasil meraih juara dalam Kejurnas Pencak Silat Remaja 2024 yang digelar di GOR Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, pada 23-27 Oktober 2024. Atas prestasinya itu, dia berhak mewakili Indonesia dalam Kejuaraan Dunia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Edwin mengatakan, Fradiva sendiri merupakan bagian dari atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Jawa Tengah sejak kelas VII SMP setelah lolos seleksi. Kini, dia duduk di bangku Kelas XI SMAN 11 Semarang.
Intens digembleng...
Karena berada di PPLOP Jateng, Fradiva pun digembleng sangat intens oleh para pelatih. Dalam sehari, dia berlatih hingga tiga kali di Jatidiri.
”Kerja kerasnya selama latihan terbayar tuntas di Kejuaraan Dunia,” tandas Edwin.
Editor: CholisAnwar
