Jumat, 21 November 2025

Murianews, Pati – Bagi Siti Annisa Mulyaningsih, panahan tradisional alias jemparingan bukan sekadar olahraga. Cinta lamanya seolah bersemi kembali karena sempat kesengsem dan menggeluti dunia olahraga tradisional itu sejak 2016 silam.

Kegemarannya ini sempat terhenti karena beberapa alasan. Namun saat pandemi covid-19 beberapa waktu lalu, ia kembali menggemari dan menekuni olahraga ini.

Bagi Annisa, panahan tradisional seolah-olah menjadi ruang berlatih jiwa dan raga sekaligus sarana silaturahmi di tengah kesibukan menjalankan tugas kuliah.

”Awalnya saya belajar dari kakak tingkat, lalu ikut komunitas dan mulai melatih adik kelas hingga luar kampus. Saya merasa tenang saat memanah, apalagi olahraga ini jadi salah satu sunnah Rasul,” ujar Anisa mengenang awal mula perjalanannya.

Ia pun rutin mengikuti berbagai latihan bersama di kampusnya. Rasa cintanya semakin meningkat seiring waktu. Setelah lulus kuliah, ia pun kembali ke Kabupaten Pati, kampung halamannya.

Bertahun-tahun tak bersentuhan dengan panahan, cintanya memudar. Hingga akhirnya, ia kembali menemukan cinta lamanya saat melihat sesi panahan tradisional di Car Free Day baru-baru ini.

Meskipun tidak ada yang dikenal saat itu. Dirinya memberanikan diri ikut nimbrung. Ia bergabung dengan komunitas panahan tradisional Perpatri sekitar tahun 2022, dan kembali rutin berlatih.

Awal mula..  

  • 1
  • 2

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler