Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Rencana gantung raket Kevin Sanjaya ternyata sudah sejak Febuari. Hal ini seperti diungkapkan oleh Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin.

Kevin Sanjaya yang berasal dari Banyuwangi, memang memulai karir badmintonnya di Klub Djarum Kudus. Hal itu dijalaninya sejak berusia 12 tahun sebelum akhirnya pindah ke Jakarta, dan mencapai puncak karirnya.

Menurut Yoppy Rosimin, rencana Kevin Sanjaya gantung raket sudah dipikir sejak lama. Keinginannya itu akhirnya baru diumumkannya pada Mei, menyusul keputusan pensiun pasangan bermainnnya Marcus Gideon.

”Tahun lalu sudah dicoba dengan dipasangkan dengan pebulutangkis lain. Tetapi tidak cocok sehingga solusi terbaiknya Kevin memutuskan untuk pensiun,” kata Yoppy Rosimin, Jumat (17/5/2024).

Terlepas dari hal itu, Yoppy menyatakan mendukung keputusan Kevin yang lebih memilih gantung raket. Sebab, dalam hal ini segala upaya terbaik sudah dicobanya.

”Situasinya memang sudah berbeda. Kondisi lengan kanan Kevin juga sudah tidak enak, sudah dicoba disembuhkan tetapi juga belum pulih seratus persen.
Marcus Gideon juga mengalami cedera,” sambungnya.

Selain itu, menurut Yoppy merombak pasangan bermain di ganda bulutangkis, tidaklah mudah. Termasuk ketika harus dipindah di sektor lain, maka harus kembali dari awal.

”Kalau harus ganti sektor lagi misalnya di ganda campuran juga harus memulai awal lagi. Segala alternatif sudah dicoba,” terangnya.

Yoppy menilai keputusan yang dipilih Kevin sudah tepat. Dirinya menghormati keputusan Kevin Sanjaya ini.

”Banyak yang menganggap terlalu cepat karena baru berusia 28 tahun. Tetapi setiap atlet pasti memiliki masa pensiun. Kami menghormati keputusan Kevin,” imbuhnya.

Pebulutangkis Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo menyatakan resmi gantung raket pada Kamis (18/5/2024). Melalui instagram pribadinya di laman @kevin_sanjaya telah mengutarakan perpisahan dirinya dari bulutangkis.

Salah satu alasan dirinya memilih gantung raket yakni alasan cedera bahu dan kecocokan partner. Semua upaya sudah dilakukannya, namun tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

”Di mulai dari cidera bahu saya yang tidak kian membaik sejak tahun 2017. Di tambah, partner saya cidera dan berujung kami tidak mungkin dapat memperebutkan tiket ke olimpiade 2024,” ujarnya.

”Lalu saya mendapat kesempatan untuk memiliki partner yang baru. Namun saya rasa kami kurang pas karena kami berdua sama-sama pemain depan. Setelah itu, saya berdiskusi dengan pengurus PBSI untuk langkah kedepan saya di dunia badminton. Karena saya bermain badminton bukan untuk menjadi penggembira, melainkan saya ingin memiliki tujuan yang jelas,” tulisnya di caption instagram pribadinya.


Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler