Sebab Kegagalan Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Diungkap
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 2 Agustus 2024 15:15:00
Murianews, Kudus – Sebab kegagalan Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024 diungkap anggota Bidang Sport Scientist Tim Ad Hoc Olimpiade Paris, Basri Yusuf. Persiapan yang mepet dan adanya pressure di ajang Olimpiade disinyalir menjadi faktor kegagalan.
Di Olimpiade Paris 2024, bulutangkis Indonesia mengirim enam wakil. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting (Tunggal Putra), Jonatan Christie (Tunggal Putra), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Ganda Putri), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (Ganda Campuran), Gregoria Mariska (Tunggal Putri) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Ganda Putra).
Dari enam wakil itu, Indonesia kini hanya menyisakan Gregoria Mariska di nomor tunggal putri. Grego-sapaan Gregoria Mariska berhasil melaju ke perempatfinal usai mengalahkan Kim Ga-eun, pebulutangkis Korea Selatan di babak 16 besar di Porte de la Chapelle Arena, pada Kamis (1/8/2024).
Di babak perempatfinal, Gregoria bakal bertemu pebulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon. Pertandingan perempatfinal Olimpiade Paris 2024, antara Gergoria vs Ratchanok digelar 3 Agustus 2024 dinihari WIB nanti.
Basri Yusuf menjelaskan, waktu persiapan empat bulan dirasa terlalu singkat untuk bertanding di ajang sekelas Olimpiade. Rentang waktu persiapan tim Bulutangkis Indonesia hanya membenahi kelemahan dan kelebihan atlet serta mempelajari kemampuan calon lawan.
”Persiapan hanya empat bulan. Tetapi kami sudah berusaha maksimal. Selama empat bulan itu kami benahi kekurangan atlet. Berbagai kelemahan atlet juga sudah kami analisa untuk diperbaiki,” katanya, Jumat (2/8/2024).
Selain faktor persiapan yang mepet, dari segi nonteknis juga dialami atlet. Basri menyebut pressure tinggi di ajang Olimpiade turut berpengaruh terhadap mental bertanding para pemain.
”Namun, sebenarnya kondisi semacam ini tergantung atletnya, bisa mengontrol situasi dan mengontrol tingkat stresnya atau tidak,” sambungnya.
Ia mencontohkan penampilan pasangan Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Rian Ardianto yang menurutnya berada dalam tekanan besar. Tepatnya, itu terjadi saat Fajar/Rian menghadapi pasangan Cina, Liang Wei Keng/Wang Chan di babak perempat final Olimpiade Paris 2024. Laga tersebut dimenangkan pasangan Cina
dua set langsung dengan skor 22-24 dan 20-22.
”Fajar Rian dalam tekanan di laga tersebut. Begitu juga saya melihat Jojo dan Ginting juga terlalu berhati-hati pada laga yang dihadapi,” terangnya.
Menurutnya, laga antara Ginting dengan Popov juga dirasa berat. Di pertandingan itu, Ginting kalah 19-21 di set pertama. Kemudian Ginting menang di set kedua dengan skor 21-17. Namun, di set ketiga Ginting kalah dengan skor 15-21.
”Popov didukung suporter sendiri karena bermain sebagai tuan rumah. Tentu hal ini tergolong berat,” ujarnya.
Ke depannya menurut dia perlu ada evaluasi secara menyeluruh. Termasuk harus menyiapkan lebih matang lagi untuk Olimpiade 2028 di Los Angeles, AS.
”Kalau bisa atlet untuk Olimpiade 2028 mendatang harus dipersiapkan dari sekarang supaya lebih matang,” imbuhnya.
Editor: Budi Santoso



