Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pelatih pencak silat Kudus, Jawa Tengah, Mas'ud mengeluhkan besaran uang saku yang diberikan KONI Kudus kepada atlet Kudus, lebih khusus atlet pencak silat yang berlaga di PON XXI Aceh-Sumut 2024. Penyebabnya, atlet pencak silatnya hanya diberi uang saku Rp 500 ribu selama gelaran PON Aceh-Sumut.

Mas'ud, kepada Murianews.com menyampaikan, anak asuhnya dari cabang pencak silat hanya diberi uang saku Rp 500 ribu. Menurutnya, nominal tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional.

”Atlet pencak silat saya dapat uang sakunya Rp 500 ribu. Kalau atlet dari cabor lain saya tidak tahu. Melihat nominal tersebut itu jelas tidak cukup,” katanya, Rabu (4/9/2024).

Menurutnya, KONI Kudus sehrusnya memahami berbagai agenda olahraga setiap tahunnya. Sehingga bisa mengajukan anggaran untuk kebutuhan atlet Kudus saat bertanding di berbagai ajang.

”Seharusnya KONI Kudus itu berkomunikasi dengan KONI Jawa Tengah apa saja event olahraga setiap tahunnya. Jangan alasannya tidak ada anggaran,” sambungnya.

Meski demikian ia berharap atlet Kudus dapat bermain maksimal dengan kondisi semacam ini. Sehingga soal uang saku yang dianggapnya tidak cukup itu, mereka tetap bisa meraih prestasi di ajang PON Aceh-Sumut ini.

”Harapan kami atlet tetap fokus bertanding dengan maksimal. Syukur-syukur bisa meraih juara,” imbuhnya.

Atlet pencak silat, Safira Dwi Meilani membenarkan dirinya mendapatkan uang saku Rp 500 ribu. Namun, ia tidak terlalu mempermasalahkan.

”Kalau saya pribadi diberi berapapun alhamdulillah. Tetapi kalau dari teman-teman atlet bilangnya kurang karena atlet dari daerah lain dapatnya lebih,” katanya, Rabu (4/9/2024).

Rencananya, ia berangkat ke PON pada 6 September 2024 dan kembali dari PON pada 15 September 2024. Dirinya mengaku tidak tahu standar uang saku untuk ajang PON. Namun sepengetahuan dirinya atlet dari daerah lain mendapatkan uang saku Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta.

”Harapan saya ingin diperhatikan lagi. Kalau saya tidak begitu menuntut, tetapi teman-teman menyayangkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua KONI Kudus Sulistiyanto mengatakan ada kesalahpahaman dalam hal ini. Nominal Rp 500 ribu yang diberikan KONI Kudus tersebut bukanlah uang saku.

Uang itu adalah uang transport atlet Kudus yang sudah mengikuti pemusatan latihan agar kembali ke Kabupaten Kudus untuk mengikuti pelepasan di Pendapa Kabupaten Kudus. Jadi bukan sebagai uang saku PON Aceh-Sumut 2024.

”Itu uang transport atlet agar kembali ke Kabupaten Kudus, agar berkenan ikut pelepasan di pendapa,” katanya saat dikonfirmasi di Kantor KONI, Rabu (4/9/2024).

KONI Kudus tidak memberikan uang saku untuk atlet  Kudus yang turun di PON Aceh-Sumut 2024. Alasannya karena memang tidak ada anggaran yang peruntukannya untuk keperluan tersebut.

”Kalau uang saku kami tidak ada. Uang saku atlet (PON) dari KONI Jawa Tengah yang memberikan, karena event yang diikuti atlet sekelas PON,” sambungnya.

Lebih lanjut, terkait 'uang transport' tersebut per atlet Kudus pada akhirnya mendapatkan Rp 1 juta. Nominal itu bersumber dari KONI Kudus di tambah alokasi dari masing-masing Pengkab Cabor dan Pemkab Kudus.

”Alhamdulillah kemarin dari Pemkab Kudus kan juga memberi uang saku Rp 10 juta untuk 44 atlet dan 8 pelatih dari 14 cabor,” imbuhnya.

Editor: Budi Santoso

 

Komentar

Terpopuler