Penataan Rumput Stadion Wergu Dipastikan Kelar sebelum Mulainya Liga 2
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 22 Juli 2025 18:41:00
Murianews, Kudus – Perbaikan Stadion Wergu, Kudus, Jawa Tengah, khsususnya pada penataan rumput lapangan masih berlangsung hingga saat ini.
Namun, rumput yang ditanam nantinya tidak dapat dibuat pola atau motif. Alasannya karena rumput yang ada di stadion berjenis rumput alami.
Koordinator Pengerjaan Lapangan Supar menyampaikan, rumput di area stadion tidak dapat diberi motif seperti stadion daru klub Liga 1. Menurutnya rumput yang dapat diberi motif itu harus berjenis Zoysia Matrella.
”Kalau di Stadion Wergu ini rumputnya alami. Sehingga tidak dapat diberi motif kotak-kotak atau yang lainnya. Berbeda seperti yang di GBK (Gelora Bung Karno,). Itu bisa diberi motif kotak-kotak,” katanya, Selasa (22/7/2025).
Meski tak dapat dibuat motif, ia akan berupaya maksimal menggarap area rumput. Sehingga nantinya dapat digunakan untuk kompetisi Liga 2 musim 2025/2026.
”Saat ini kami masih memulai pemasangan sprinkler (alat penyemprot air). Rencananya selesai dalam waktu lima hari,” sambungnya.
Dirinya memastikan dalam dua bulan ke depan kondisi rumput akan membaik. Ia optimistis dapat menyelesaikan tepat waktu.
”Kami pastikan sebelum kickoff Liga 2, area rumput dapat selesai,” terangnya.
Tahap Pemasangan Sprinkler...
Supar menyampaikan, dirinya sudah terbiasa menggarap area rumput lapangan saat masih menjadi karyawan Lestarindo Soccerfield.
Kini, setelah tak lagi berada di perusahaan ini, dia dikontrak selama satu musim untuk melakukan perawatan rumput stadion.
”Saya dulu sering mengerjakan rumput di berbagai stadion. Seperti Stadion Gelora Sriwijaya, Stadion Patriot Candrabhaga, Stadion Wibawamukti, Stadion Maguwoharjo, dan lainnya,” imbuhnya.
Saat ini perbaikan area rumput masih dalam tahapan pemasangan sprinkler di 32 titik. Sebanyak 24 sprinkler di area lapangan dan delapan lainnya di area tepi lapangan.
Setelahnya, akan dilakukan top grassing atau penaburan pasir ke area lapangan guna menutup area-area yang masih belum merata.
Editor: Dani Agus



