Ini berarti tim yang finis di posisi tiga atau empat kini tak memiliki peluang untuk bermain kandang pada leg kedua semifinal, bahkan jika mereka bertemu lawan dengan peringkat lebih rendah.
UEFA tidak menggunakan sistem re-seeding secara menyeluruh seperti yang umum diterapkan di berbagai liga olahraga di Amerika Serikat. Akibatnya, hanya tim-tim yang menempati peringkat tertentu yang berpotensi mendapatkan keuntungan sebagai tuan rumah leg kedua di semifinal.
Regulasi ini tentunya akan memberikan dampak yang besar pada struktur turnamen. Bila sistem baru itu diterapkan musim lalu, Barcelona tentunya akan mendapatkan keuntungan di kandang saat melawan Inter Milan di semifinal.
Begitu juga dengan laga Arsenal vs Real Madrid di perempat final. Pada leg kedua, Arsenal berhak menjadi tuan rumah karena, Arsenal finis peringkat tiga dan Real Madrid di peringkat 11.
UEFA memastikan aturan baru ini juga diberlakukan di tiga kompetisi lainnya, yakni Liga Europa, Liga Konferensi Eropa, dan Liga Champions Wanita.
Murianews, Jakarta – Aturan fase gugur Liga Champions untuk musim 2025/2026 kembali berubah. Penentuan laga kandang di fase gugur, tak semata-mata ditentukan berdasarkan posisi akhir klasemen.
Badan Sepak Bola Eropa, UEFA secara resmi telah mengonfirmasi perubahan aturan itu. Atuaran anyarnya, tim yang bermain sebagai tuan rumah pada leg kedua babak perempat final dan semifinal tak hanya ditentukan berdasarkan posisi akhir di fase liga.
Sebelumnya, UEFA mengumumkan sistem undian acak akan dihapus dan diganti meritokrasi. Namun, ketentuan itu hanya memberi keuntungan kandang bagi tim yang finis di empat besar fase liga atau tim yang menyingkirkannya.
Dengan begitu, tim empat besar berhak bermain di kandang pada leg kedua babak 16 besar dan perempat final, jika berhasil lolos.
Sementara itu, hanya tim peringkat satu dan dua yang dipastikan menjadi tuan rumah leg kedua semifinal. Jika mereka tersingkir, hak tersebut otomatis dialihkan kepada tim yang mengalahkan mereka.
Namun, perubahan itu menciptakan ketimpangan di antara klub-klub unggulan. Musim lalu, Arsenal mengeluhkan harus bermain di kandang PSG pada leg kedua semifinal. Padahal, mereka finis di peringkat ketiga fase liga, sedangkan PSG di posisi 15.
Namun, dalam regulasi baru, PSG tetap akan mendapat keuntungan kandang karena menyingkirkan Liverpool yang finis di peringkat pertama pada babak 16 besar.
Berlaku di Tiga Kompetisi Lain
Melansir dari ESPN, situasi serupa dapat terjadi kembali musim depan, di mana klub dengan posisi rendah bisa mendapatkan keuntungan leg kandang di babak akhir hanya karena menyingkirkan tim unggulan.
Ini berarti tim yang finis di posisi tiga atau empat kini tak memiliki peluang untuk bermain kandang pada leg kedua semifinal, bahkan jika mereka bertemu lawan dengan peringkat lebih rendah.
UEFA tidak menggunakan sistem re-seeding secara menyeluruh seperti yang umum diterapkan di berbagai liga olahraga di Amerika Serikat. Akibatnya, hanya tim-tim yang menempati peringkat tertentu yang berpotensi mendapatkan keuntungan sebagai tuan rumah leg kedua di semifinal.
Regulasi ini tentunya akan memberikan dampak yang besar pada struktur turnamen. Bila sistem baru itu diterapkan musim lalu, Barcelona tentunya akan mendapatkan keuntungan di kandang saat melawan Inter Milan di semifinal.
Sebab, saat itu, Barcelona menempati peringkat kedua dan Inter Milan di peringkat keempat. Barcelona pun akan memainkan laga kandang di leg kedua menggantikan Inter Milan yang saat itu jadi tuan rumah.
Begitu juga dengan laga Arsenal vs Real Madrid di perempat final. Pada leg kedua, Arsenal berhak menjadi tuan rumah karena, Arsenal finis peringkat tiga dan Real Madrid di peringkat 11.
UEFA memastikan aturan baru ini juga diberlakukan di tiga kompetisi lainnya, yakni Liga Europa, Liga Konferensi Eropa, dan Liga Champions Wanita.