Jumat, 21 November 2025

Murianews, Kudus – Periode kedua Paul Pogba di Manchester United sangat diluar dugaan, termasuk bagi dirinya sendiri. Datang dengan bandrol termahal dalam sejarah Manchester United, Paul Pogba gagal mendapatkan kesuksesan.

Di Manchester United, klub awal yang membesarkan karir sepak bolanya, Paul Pogba seperti mendapati ekosistem yang tidak memberikan ruang berkembang maksimal. Seringkali dirinya terlibat persoalan dengan pelatihnya saat itu, Jose Mourinho.

Masa-masa setelah Jose Mourinho pergi, juga tidak membuat Paul Pogba bisa bermain nyaman seperti saat berada di Juventus. Akumulasi masalah yang memuncak akhirnya membuat dirinya dirinya kembali ke Juventus.

Pada 2022, dengan status bebas transfer, gelandang asal Prancis ini akhirnya bersuka cita kembali ke Juventus. Harapan besar muncul kembali dalam masa depannya di Juventus untuk periode keduanya.

Namun nahas mulai menerpa dirinya, saat cedera lututnya terus membuat dirinya gagal untuk sekedar kembali bermain untuk Juventus. Disaat dirinya mulai masuk dalam daftar cadangan pemain Juventus, secara acak dirinya malah terciduk tes anti doping.

Paul Pogba sepertinya gagal untuk mengulang kegemilangannya bersama Juventus. Seperti saat di 2010-an di Juventus, dirinya adalah salah satu gelandang terbaik di Eropa.

Kini semua orang akan mengakui jika masa-masa 4 musim di Juventus adalah karir puncak seorang Paul Pogba. Saat itu dirinya bahu membahu di lini tegah Juventus yang sangat kuat untuk kelas Eropa.

Paul Pogba bersama Andrea Pirlo, Claudio Marchisio dan Arturo Vidal, menjadi kekuatan yang disegani di Eropa. Saat itu usianya baru 19 tahun, namun tampil dengan masa depan yang sangat cerah.

Pelatih Juventus saat itu, Antonio Conte, bahkan bersedia mengubah sistem permainan di timnya. Semuanya tidak lain hanya untuk mengakomodasi bakat Pogba yang sedang berkembang.

Kini para pendukung Juventus hanya bisa mengenang, era Bianconeri di masa itu. Masa di mana seorang Paul Pogba, bersama Pirlo, Marchisio dan Vidal menjadi salah satu kekuatan lini tengah terhebat di Eropa.

Saat itu, Pirlo adalah maestro agung yang mengendalikan segalanya. Sementara Vidal adalah seorag petarung yang mahir mencetak gol. Lalu Marchisio adalah pemain dengan kemampuan tipu daya dan umpan presisi yang handal. Sedangkan Pogba sendiri adalah pemain yang melengkapinya dengan gerakan anggun, cepat dan melakukan semuanya dengan sangat nyaman.

Kini Paul Pogba menghadapi masa-masa kritis dalam karirnya. Jika dirinya tidak bisa ‘berkelit’ lagi, maka bisa jadi karirnya akan mandeg, mengingat usianya yang sudah mencapai 31 tahun.

Ancaman hukuman bagi dirinya adalah dua sampai empat tahun dalam kasus doping yang menjeratnya. Sebuah konsekuensi yang benar-benar berat harus ditanggungnya jika vonis itu akan diterimanya.

Paul Pogba mungkin berjodoh dengan Juventus dalam seluruh karirnya. Pemain ini bersinar bersama Juventus, namun juga meredup bersama Juventus juga.

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler