Dilaporkan Daily Mail, di pusat pelatihan MU, Carrington, staf dibuat terkejut ketika pesanan alat tulis mereka ditolak hanya karena lakban dianggap sebagai barang yang “tidak perlu.”
Bahkan, setiap kotak sekrup kini harus dihitung dengan cermat untuk menghindari pembelian berlebih. Tak hanya itu, kantin di Old Trafford pun terkena dampak, porsi makanan dipangkas, variasi menu menyusut, dan permintaan tambahan dari pemain maupun staf sering kali ditolak demi efisiensi biaya.
Sumber dari dalam Manchester United dengan sinis menyatakan bahwa saat ini “lebih mudah menyelundupkan zat terlarang daripada mengirim surat,”. Karena amplop dan perangko telah menjadi barang langka.
Manajemen MU yang baru mendorong penggunaan email dengan alasan ramah lingkungan. Tetapi karyawan Manchester United melihat ini sebagai salah satu cara untuk memangkas anggaran lebih jauh
Dampak kebijakan anggaran berbasis nol semakin terasa ketika kartu kredit perusahaan dicabut. Kini, karyawan harus menggunakan kartu pribadi mereka untuk pengeluaran terkait pekerjaan dan baru bisa mengklaim penggantian sebulan sekali.
Murianews, Kudus – Manchester United (MU), klub yang selama ini dikenal sebagai salah satu tim terkaya di dunia, kini mengalami perubahan drastis di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe dan Ineos Group. Klub ini terguncang keras.
Setelah mengakuisisi sepertiga saham klub pada tahun 2023, Ratcliffe menerapkan kebijakan penghematan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pengelola baru MU mengontrol setiap pengeluaran. Bahkan mulai dari lakban hingga kartu kredit, semua dikontrol penuh.
Dilaporkan Daily Mail, di pusat pelatihan MU, Carrington, staf dibuat terkejut ketika pesanan alat tulis mereka ditolak hanya karena lakban dianggap sebagai barang yang “tidak perlu.”
Bahkan, setiap kotak sekrup kini harus dihitung dengan cermat untuk menghindari pembelian berlebih. Tak hanya itu, kantin di Old Trafford pun terkena dampak, porsi makanan dipangkas, variasi menu menyusut, dan permintaan tambahan dari pemain maupun staf sering kali ditolak demi efisiensi biaya.
Sumber dari dalam Manchester United dengan sinis menyatakan bahwa saat ini “lebih mudah menyelundupkan zat terlarang daripada mengirim surat,”. Karena amplop dan perangko telah menjadi barang langka.
Manajemen MU yang baru mendorong penggunaan email dengan alasan ramah lingkungan. Tetapi karyawan Manchester United melihat ini sebagai salah satu cara untuk memangkas anggaran lebih jauh
Dampak kebijakan anggaran berbasis nol semakin terasa ketika kartu kredit perusahaan dicabut. Kini, karyawan harus menggunakan kartu pribadi mereka untuk pengeluaran terkait pekerjaan dan baru bisa mengklaim penggantian sebulan sekali.
CEO Manchester United...
Bahkan, CEO baru Manchester United, Omar Berrada, hanya diizinkan membelanjakan maksimal £25.000 tanpa persetujuan. Sebuah angka yang terbilang kecil untuk standar eksekutif klub sebesar MU.
Tidak hanya fasilitas kerja yang terkena dampak, tetapi juga kesejahteraan karyawan. Bonus manajer bulan ini yang sebelumnya berupa uang tunai £50 kini hanya berupa sertifikat kertas.
Lebih mengejutkan lagi, anggaran untuk pesta Natal klub yang biasanya mencapai £250.000 langsung dihapus. Para staf yang dulu menikmati kebersamaan dan perayaan kini merasa atmosfer kekeluargaan di klub semakin memudar.
Langkah ekstrem Jim Ratcliff ini memang bertujuan untuk mengatasi kerugian £313 juta yang diderita klub dalam tiga musim terakhir. Sebagian besar akibat keputusan transfer yang buruk seperti pembelian Antony dan Casemiro yang menghabiskan £155 juta.
Namun, efek sampingnya mulai terasa. Banyak karyawan merasa tertekan, kehilangan semangat, dan bahkan takut kehilangan pekerjaan. Salah satu staf menggambarkan situasi di MU saat ini dengan pedih.
“Bekerja di MU sekarang seperti menunggu kapak yang tergantung di atas kepala jatuh kapan saja,” ujarnya dilansir Daily Mail.
Disisi lain, sementara itu, Sir Jim Ratcliffe berambisi membangun stadion baru berkapasitas 100.000 kursi senilai £2 miliar. Proyek ini tentu membutuhkan dana besar, yang diyakini menjadi alasan di balik kebijakan pemotongan biaya yang ekstrem.
Seperti Prabowo...
Namun, apakah langkah-langkah ini akan membawa MU kembali ke puncak kejayaan, atau justru menghancurkan fondasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun? Semua tak bisa dipastikan.
Apa yang terjadi di MU secara garis besar mungkin sama seperti yang dilakukan Prabowo Subianto sebagai presiden Indonesia. Keputusan melakukan penghematan setidaknya telah memicu gelombang ketidakpuasan,
Langkah penghematan dianggap sebagai strategi penyelamatan. Tapi dari sisi berbeda dannggap sebagai sesuatu yang akan menimbulkan masalah baru.