Gol semata wayang Brennan Johnson di babak pertama langsung merubah drastis situasi permainan yang sebelumnya berlangsung monoton. Umpan silang Pape Sarr menciptakan kekacauan di lini belakang United, hingga akhirnya bola liar berhasil dijadikan gol oleh Johson dengan setuhan ringan saja.
Setelah gol tersebut, Tottenham Hotspur akhirnya memilih tampil disiplin di lini belakang. Kiper Guglielmo Vicario tampil gemilang, dilapis bek bek tangguh Micky van de Ven dan Kevin Danso. Strategi sederhana mereka berhasil mematahkan berbagai serangan lawannya.
Kemenangan ini menjadi gelar pertama Tottenham sejak 2008, atau setelah 17 tahun yang lalu. Setidaknya ini adalah pencapaian luar biasa bagi Hotspur dan khususnya pelatih Ange Postecoglou yang sebelumnya banyak dikritik karena performa buruk mereka.
Brennan Johnson tidak bisa menyembunyikan persaan emosionalnya usai pertandingan. Seperti dilansir Daily Mail, pahlawan Hotspur ini menyebut seburuk apapun performa tim musim ini, gelar juara Liga Europa tetaplah menjadi momen sangat luar biasa.
“Saya sangat senang. Musim ini benar-benar tidak bagus, tetapi saat ini tidak ada dari kami yang tertarik dengan itu lagi. Tim ini belum memenangkan gelar selama 17 tahun, yang sangat berarti,” ucapnya penuh haru.
Murianews, Kudus – Tottenham Hotspur akhirnya benar-benar bisa bernafas lega, setelah mampu merebut gelar juara Liga Europa. Penantian panjang selama 17 tahun akhirnya berakhir bagi mereka, setelah menang 1-0 di San Mames atas Manchester United.
Gol semata wayang Brennan Johnson di babak pertama langsung merubah drastis situasi permainan yang sebelumnya berlangsung monoton. Umpan silang Pape Sarr menciptakan kekacauan di lini belakang United, hingga akhirnya bola liar berhasil dijadikan gol oleh Johson dengan setuhan ringan saja.
Setelah gol tersebut, Tottenham Hotspur akhirnya memilih tampil disiplin di lini belakang. Kiper Guglielmo Vicario tampil gemilang, dilapis bek bek tangguh Micky van de Ven dan Kevin Danso. Strategi sederhana mereka berhasil mematahkan berbagai serangan lawannya.
Kemenangan ini menjadi gelar pertama Tottenham sejak 2008, atau setelah 17 tahun yang lalu. Setidaknya ini adalah pencapaian luar biasa bagi Hotspur dan khususnya pelatih Ange Postecoglou yang sebelumnya banyak dikritik karena performa buruk mereka.
Brennan Johnson tidak bisa menyembunyikan persaan emosionalnya usai pertandingan. Seperti dilansir Daily Mail, pahlawan Hotspur ini menyebut seburuk apapun performa tim musim ini, gelar juara Liga Europa tetaplah menjadi momen sangat luar biasa.
“Saya sangat senang. Musim ini benar-benar tidak bagus, tetapi saat ini tidak ada dari kami yang tertarik dengan itu lagi. Tim ini belum memenangkan gelar selama 17 tahun, yang sangat berarti,” ucapnya penuh haru.
Diejek dan dikritik...
Berikutnya Brennan Johson juga mengungkapkan bagaimana situasi yang melingkupi Tottenham Hotspur sepanjang musim ini. Semuanya begitu suram, saat ejekan dan kritikan selalu menerpa tim di semua kompetisi.
“Semua mengejek, dan kami diejek karena tidak memenangkan apa pun. Kami harus memenangkan gelar pertama dan sekarang saya sangat senang. Sejak saya datang ke sini, orang-orang selalu berkata: 'Tottenham, tim yang bagus tetapi tidak melakukan apa-apa'. Tapi sekarang kami telah melakukannya,” ujarnya mantab.
Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou juga menjadi pusat perhatian dari sukses merebut gelar juara Liga Europa ini. Sejak awal pelatih asal Australia ini banyak diragukan oleh pengamat dan penggemar Hotspur sendiri.
Namun untuk pelatihnya ini, Brennan Johson memberikan pujianya. Ange Postecoglou dikatakannya telah memenuhi janjinya, bisa membawa Hotspur meraih gelar di musim keduanya.
Tottenham Hotspur dijadwalkan menggelar parade perayaan trofi di kota London, Minggu (25/5/2025) pekan ini. Itu akan terjadi sebelum mereka menghadapi laga terakhir Liga Inggris ini melawan Brighton.