Pemilik klub Lyon, Eagle Football Group, membuat situasi pada mereka semakin suram tak terbayang. Karena kehilangan pendapatan dari kompetisi kasta tertinggi dan tekanan finansial, mereka diperkirakan akan menjual para pemain bintangnya.
Malick Fofana, pemain yang masih berusia 20 tahun ini menjadi salah satu dari sedikit yang bersinar terang di musim Lyon yang mengecewakan. Dengan torehan 11 gol dan 5 assist di semua kompetisi, Fofana tampil eksplosif.
Pemain ini menunjukkan kecepatan dan kemampuan menerobos pertahanan lawan yang layak dimasukan di level tinggi. Tak hanya produktif, Fofana juga tercatat sebagai pemain U-20 dengan keunggulan ofensif tertinggi per 90 menit di lima liga top Eropa.
Kemampuan Fofana bahkan mengungguli nama-nama besar seperti Lamine Yamal (Barcelona) dan Jamie Gittens (Dortmund). Klub-klub Premier League seperti Chelsea dan Liverpool dilaporkan mengawasi ketat situasi pemain muda Belgia ini.
Didatangkan dari Metz pasca performa impresifnya di EURO 2024 bersama Georgia, Mikautadze masih bisa mencuri perhatian meski hanya bermain sebagai starter dalam 13 pertandingan Ligue 1 bersama Lyon. Tetapi pemain ini mampu mencetak 17 gol dan mencatatkan kontribusi gol setiap 84 menit.
Murianews, Kudus – Klub Olympique Lyon telah resmi menghadapi nasib pahit terdegradasi dari Ligue 1. Meskipun masih memiliki peluang untuk mengajukan banding, bayang-bayang utang besar mencapai £422 juta menjadi masalah berat yang tak bisa dihindari.
Pemilik klub Lyon, Eagle Football Group, membuat situasi pada mereka semakin suram tak terbayang. Karena kehilangan pendapatan dari kompetisi kasta tertinggi dan tekanan finansial, mereka diperkirakan akan menjual para pemain bintangnya.
Setidaknya ada empat nama pemain Olympique Lyon yang menjadi sorotan dan kemungkinan besar akan meninggalkan Stadion Parc Olympique Lyonnais musim panas ini. Mereka tentunya ingin bermain di level yang lebih layak dibanding harus ke Ligue 2 Prancis.
1. Malick Fofana – Permata Muda yang Menjanjikan
Malick Fofana, pemain yang masih berusia 20 tahun ini menjadi salah satu dari sedikit yang bersinar terang di musim Lyon yang mengecewakan. Dengan torehan 11 gol dan 5 assist di semua kompetisi, Fofana tampil eksplosif.
Pemain ini menunjukkan kecepatan dan kemampuan menerobos pertahanan lawan yang layak dimasukan di level tinggi. Tak hanya produktif, Fofana juga tercatat sebagai pemain U-20 dengan keunggulan ofensif tertinggi per 90 menit di lima liga top Eropa.
Kemampuan Fofana bahkan mengungguli nama-nama besar seperti Lamine Yamal (Barcelona) dan Jamie Gittens (Dortmund). Klub-klub Premier League seperti Chelsea dan Liverpool dilaporkan mengawasi ketat situasi pemain muda Belgia ini.
2. Georges Mikautadze – Pembunuh yang “Tertahan”
Didatangkan dari Metz pasca performa impresifnya di EURO 2024 bersama Georgia, Mikautadze masih bisa mencuri perhatian meski hanya bermain sebagai starter dalam 13 pertandingan Ligue 1 bersama Lyon. Tetapi pemain ini mampu mencetak 17 gol dan mencatatkan kontribusi gol setiap 84 menit.
Andalan Georgia...
Catatan statistik ini masuk dalam kategori luar biasa untuk seorang striker dengan menit bermain terbatas. Posisinya memang masih harus bersaing dengan pemain berpengalaman Alexandre Lacazette.
Meski baru berusia 24 tahun, pemain ini sudah memiliki pengalaman pengalaman internasional lumayan, dengan 20 gol dari 37 laga bersama Georgia. Statistik ini membuat Mikautadze menjadi opsi menarik bagi klub-klub yang membutuhkan kedalaman lini depan.
3. Ernest Nuamah – Mesin Lari Teratas Ligue 1
Gagal bergabung dengan Fulham tahun lalu tak menyurutkan semangat Nuamah. Pemain sayap asal Ghana itu mencetak 6 gol dan 2 assist sebelum cedera lutut parah menghentikan lajunya di Lyon. Meski cedera menjadi kekhawatiran, statistiknya tetap mengesankan.
Nuamah masuk dalam 20% pemain sayap teratas di Ligue 1 untuk kategori tembakan tepat sasaran. Jika pulih tepat waktu, ia bisa menjadi target potensial dengan nilai transfer yang lebih terjangkau, dan siap keluar dari reruntuhan Lyon.
4. Orel Mangala – Pencegat Bergengsi di Lini Tengah
Dipinjamkan ke Everton selama setengah musim, membuat Orel Mangala mampu mencuri perhatian sebelum mengalami cedera lutut. Gelandang asal Belgia ini dikenal karena visinya dalam mengintersep bola serta distribusi operan yang stabil.
Selama di Premier League, Mangala masuk ke dalam 15% gelandang terbaik dalam hal jumlah intersepsi, tingkat akurasi operan, dan kemampuan memotong serangan lawan. Jika Lyon memang harus melepas aset-asetnya, Mangala hampir pasti menjadi salah satu yang paling banyak diminati.
Terlepas dari kemungkinan banding, kondisi finansial Lyon membuat eksodus pemain berpotensi menjadi tak terhindarkan. Klub-klub besar Eropa kini memasang pengamatan lebih detail, ke Parc Olympique Lyonnais, menanti momen untuk merekrut talenta-talenta berkualitas dengan harga miring.