MU baru saja memasuki masa-masa krisis kembali setelah awal yang dianggap buruk pada awal musim Liga Inggris 2025/2026. Kekalahan tim Ruben Amorim dari Manchester City semakin membuat situasi Old Trafford menjadi tidak baik-baik saja.
Apa yang dicapai Amorim dan timnya saat ini, telah menempatkan MU dalam catatan dengan start terburuk klub di Liga Inggris, selama kurun waktu 33 tahun terakhir. Dengan hanya 4 poin dari 4 laga, krisis kepercayaan mulai menggerogoti mereka.
Dalam perkembangan terbaru, gelombang kekecewaan pendukung Manchester United mulai memunculkan suara-suara sumbang. Sebagian besar mulai menempatkan legenda MU Ole Gunnar Solskjaer sebagai topik pembicaraan.
Romantisme MU bersama Solskjaer mulai menyembul, dan dianggap lebih baik jika pria asal Norwegia ini diberi kesempatan lebih panjang. Mengantikan Ole Gunnar Solskjaer juga mulai disebut sebagai kekeliruan besar yang telah dilakukan manajemen MU.
Kiprah Ole Gunnar Solskjaer saat merebut 10 kemenangan beruntun dari 11 laga Manchester United, juga disinggung-singgung. Termasuk 29 laga tandang tak terkalahkan juga menjadi sisi positif yang kini diapungkan para pendukung Mancheter United.
Berikutnya, juga diapungkan data mengenai sukses Solskjaer dalam 168 laga dengan hanya 6 hasil buruk. Jika MU jujur, maka Ole harus diakui masih lebih baik dari anggapan yang selama ini diarahkan pada dirinya.
Murianews, Kudus – Situasi di Manchester United (MU) masih belum membaik hingga musim baru Liga Inggris kali ini. Para pendukung mereka mulai resah, dan mulai menginginkan Ole Gunar Solskjaer dipanggil lagi.
MU baru saja memasuki masa-masa krisis kembali setelah awal yang dianggap buruk pada awal musim Liga Inggris 2025/2026. Kekalahan tim Ruben Amorim dari Manchester City semakin membuat situasi Old Trafford menjadi tidak baik-baik saja.
Apa yang dicapai Amorim dan timnya saat ini, telah menempatkan MU dalam catatan dengan start terburuk klub di Liga Inggris, selama kurun waktu 33 tahun terakhir. Dengan hanya 4 poin dari 4 laga, krisis kepercayaan mulai menggerogoti mereka.
Dalam perkembangan terbaru, gelombang kekecewaan pendukung Manchester United mulai memunculkan suara-suara sumbang. Sebagian besar mulai menempatkan legenda MU Ole Gunnar Solskjaer sebagai topik pembicaraan.
Romantisme MU bersama Solskjaer mulai menyembul, dan dianggap lebih baik jika pria asal Norwegia ini diberi kesempatan lebih panjang. Mengantikan Ole Gunnar Solskjaer juga mulai disebut sebagai kekeliruan besar yang telah dilakukan manajemen MU.
Kiprah Ole Gunnar Solskjaer saat merebut 10 kemenangan beruntun dari 11 laga Manchester United, juga disinggung-singgung. Termasuk 29 laga tandang tak terkalahkan juga menjadi sisi positif yang kini diapungkan para pendukung Mancheter United.
Berikutnya, juga diapungkan data mengenai sukses Solskjaer dalam 168 laga dengan hanya 6 hasil buruk. Jika MU jujur, maka Ole harus diakui masih lebih baik dari anggapan yang selama ini diarahkan pada dirinya.
Pengamat Juga Angkat Bicara...
Tak hanya dari kalangan pendukung MU saja, suara dari pengamat sepak bola di Inggris juga menyuarakan hal yang sama. Sepeti dilansir TalkSPORT, Jamie O’Hara, eks gelandang Liga Inggris menyuarakan pernyataan keras.
“Ini tim Man United terburuk yang pernah saya lihat. Amorim seharusnya sudah dipecat. Waktunya akui kesalahan dan bawa Ole kembali. Kalau tidak, musim depan mereka melawan Rotherham!,” ujarnya.
Namun, romantisme para pendukung MU sepertinya tidak sejalan dengan apa yang saat ini tengah dipikirkan manajemen Manchester United. Menurut The Mirror, nama Ole Gunnar Solskjaer sama sekali tidak masuk dalam daftar kandidat pengganti Amorim.
Nama-nama yang saat ini justru muncul adalah Oliver Glasner (Crystal Palace), Gareth Southgate, Marco Silva, Andoni Iraola, hingga Mauricio Pochettino. Mereka menjadi nama-nama yang menjadi opsi utama, jika waktunya mengganti Amorim benar-benar datang.
Kabar yang beredar, Ruben Amorim saat ini sudah mendapatka deadline hingga jeda internasional Oktober 2025. Jika sampai saat itu dinilai belum ada perbaikan maka, pemecatannya bisa segera tiba.