Setelah kekalahan 0-3 dari Man City, Ruben Amorim menyatakan akan tetap mengembangkan pola permainnan itu di Machester United. Jika memang ingin mengubah skema permainan itu, maka MU harus mengganti pelatih.
Dengan hasil yang terjadi di Etihad, Minggu (14/9/2025) tengah malam, Setan Merah hanya meraih 4 poin setelah 4 perttandingan di Liga Inggris 2025/2026. Hasil ini menjadi start terburuk MU sejak musim 1992/1993.
Amorim yang mengambil alih MU pada November 2025 menggantikan Ruud Van Nistelrooy hanya meraih 8 kemenangan dalam 31 pertandingan Liga Inggris. Saat ini Man United berada di urutan ke-14 klasemen Liga Inggris.
Kekalahan MU dari Man City di Derby Manchester mulai menempatkan Amorim pada situasi yang semakin kritis. Namun, pelatih asal Portugal ini masih bersikukuh untuk terus mengembangkan permainan MU dengan cara dan keyakinannya.
Seperti dilansir dari Daily Mail, Amorim menyatakan bisa memahami dan menerima, jika hasil itu bukan sebuah pencapaian yang seharusnya dicapai klub seperi Manchester United. Menurutnya ada banyak hal yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dan tidak semua orang bisa membayangkannya. Tetapi dirinya menerimanya.
"Saya tidak akan berubah. Ketika saya ingin mengubah filosofi saya, saya akan melakukannya. Jika tidak, klub harus mengganti pelatih. Setiap kali kami kalah, kami membicarakannya, tetapi saya tidak percaya. Saya percaya pada cara saya dan akan mengikutinya sampai saya sendiri ingin megubah,” ujarnya dengan tegas.
Murianews, Kudus – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim menyatakan tidak akan merubah pola permainan yang disiapkannya untuk MU. Jika ingin merubah pola permainan ini, Amorim mempersilahkan Manchester United memecat dirinya dan mengganti dengan pelatih baru.
Menyusul hasil buruk MU di Derby Manchester melawan Manchester City, banyak pihak yang mencela pola permainan yang diterapkan Amorim. Pelatih asal Portugal ini bersikukuh menggunakan pola permainan dengan tiga bek (3-4-3 atau 3-4-2-1), baik dalam posisi menyerang atau bertahan.
Setelah kekalahan 0-3 dari Man City, Ruben Amorim menyatakan akan tetap mengembangkan pola permainnan itu di Machester United. Jika memang ingin mengubah skema permainan itu, maka MU harus mengganti pelatih.
Dengan hasil yang terjadi di Etihad, Minggu (14/9/2025) tengah malam, Setan Merah hanya meraih 4 poin setelah 4 perttandingan di Liga Inggris 2025/2026. Hasil ini menjadi start terburuk MU sejak musim 1992/1993.
Amorim yang mengambil alih MU pada November 2025 menggantikan Ruud Van Nistelrooy hanya meraih 8 kemenangan dalam 31 pertandingan Liga Inggris. Saat ini Man United berada di urutan ke-14 klasemen Liga Inggris.
Kekalahan MU dari Man City di Derby Manchester mulai menempatkan Amorim pada situasi yang semakin kritis. Namun, pelatih asal Portugal ini masih bersikukuh untuk terus mengembangkan permainan MU dengan cara dan keyakinannya.
Seperti dilansir dari Daily Mail, Amorim menyatakan bisa memahami dan menerima, jika hasil itu bukan sebuah pencapaian yang seharusnya dicapai klub seperi Manchester United. Menurutnya ada banyak hal yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dan tidak semua orang bisa membayangkannya. Tetapi dirinya menerimanya.
"Saya tidak akan berubah. Ketika saya ingin mengubah filosofi saya, saya akan melakukannya. Jika tidak, klub harus mengganti pelatih. Setiap kali kami kalah, kami membicarakannya, tetapi saya tidak percaya. Saya percaya pada cara saya dan akan mengikutinya sampai saya sendiri ingin megubah,” ujarnya dengan tegas.
MU Meningkat...
Amorim juga menegaskan MU telah meningkat dibandingkan musim lalu. Meski mereka hanya memenangkan 1 dari 5 pertandingan dan hanya mencetak 1 gol dari bola secara langsung dalam 6 jam bermain Liga Inggris, semua masih ada progres.
”Saya akan selalu memberikan segalanya, melakukan segalanya untuk klub. Keputusan lain bukan milik saya. Sementara saya di sini, saya akan berjuang keras. Saya ingin menang dan saya lebih terluka dari siapa pun ketika saya kalah," terangnya.
Amorim juga membandingkan pada musim sebelumnya, saat masih menangani klub Portugal Sporting CP untuk bermain melawan Man City di Liga Champions. Saat itu timnya menang 4-1, dan timnya tidak memiliki banyak peluang seperti yang di tunjukan MU di Derby Manchester ini.
Di Derby Manchester, Man United memasuki pertandingan dengan penuh semangat. Tetapi Phil Foden membuka skor pada menit ke-18, sebelum Erling Haaland mencetak dua gol di babak kedua. Haaland melewati Luke Shaw untuk mencetak gol pertamanya, lalu memimpin bola sendiri dari tim tuan rumah untuk menghadapi dan menjatuhkan Altay Bayindir di babak kedua.
Dalam hal ini Amorim mengatakan bahwa timnya kurang agresif. Melihat gol kebobolan MU, menurutnya sangat jelas jika sebenarnya para pemainnya bisa menghindarinya. Pada gol kedua Man City, terjadi ketika timnya menekan.
”Kami kalah dari situasi lemparan ke dalam, alih-alih menutupi ruang, kami bergegas untuk memenangkan bola, sehingga City memiliki dua pemain untuk melarikan diri. Di gol ketiga, Haaland memiliki terlalu banyak ruang karena pemain pertahanan kami ragu-ragu. Momen-momen seperti itu adalah kuncinya, dan mereka memanfaatkannya dengan baik,” tuturnya.
Amorim pada akhirnya menyimpulkan, dalam situasi transisi, para pemain Manchester City bisa melakukannya dengan akhir yang lebih baik. Sedangkan di MU, Bryan Mbeumo juga memiliki peluangnya tetapi secara keseluruhan, terutama di momen-momen krusial, Man City mengungguli MU.