Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Tak hanya pemain, PSSI juga memberikan sanksi terhadap perangkat pertandingan Liga 1 dan Liga 2 2023/2024 yang melakukan kesalahan saat menjalankan tugas. Selain wasit, ada juga asisten wasit (AW) yang dapat sanksi pembinaan dari PSSI.

Dari pelaksanaan kompetisi Liga 1 dari pekan 1 sampai 13 sudah ada puluhan wasit dan AW yang mendapat pembinaan. Terdiri 18 wasit dan 36 AW.

Sementara pada pekan 14 dan 15 Liga 1, ada enam perangkat pertandingan BRI Liga 1 yang dapat sanksi. Kemudian, di Pegadaian Liga 2 ada tiga perangkat pertandingan.

Berikut daftarnya, dilansir dari laman PSSI, Rabu (11/10/2023).

Perangkat Pertandingan Liga 1 2023/2024:

1. Heru Cahyono (Wasit)

Pertandingan: Madura United vs Borneo FC di pekan 14

Durasi Pembinaan: 2 pekan yakni pekan ke-16 dan 17.

2. Gedion Dapaherang (Wasit)

Pertandingan: Barito Putera FC vs RANS Nusantara FC di pekan 14

Durasi Pembinaan: 2 pekan yakni pekan ke-16 dan 17.

3. Mahmud Ansyori (Asisten Wasit)

Pertandingan: Persis Solo vs Persija Jakarta di pekan 14

Durasi Pembinaan: 2 pekan yakni pekan ke-15 dan 16.

4. Agus Fauzan Arifin (Wasit)

Pertandingan: Persikabo 1973 vs Persis Solo di pekan 15

Durasi Pembinaan: 8 pekan yakni pekan ke-16 sampai pekan 23.

5. Abdul Azis (Wasit)

Pertandingan: RANS Nusantara FC vs PSIS Semarang di pekan 15

Durasi Pembinaan: 4 pekan yakni pekan ke-17 sampai 20.

Perangkat Pertandingan Pegadaian Liga 2 2023/2024

1. Totok Fitrianto (Wasit)

Pertandingan: Malut United FC vs PSIM Yogyakarta di pekan 4

Durasi Pembinaan: 4 pekan yakni pekan ke-5 sampai pekan 8.

2. Cahya Sugandi (Wasit)

Pertandingan: Persewar Waropen vs Persipal Babel United di pekan 5

Durasi Pembinaan: 2 pekan yakni pekan ke 7 dan 8.

3. Ahmad Maulana Rusnandi (Asisten Wasit)

Pertandingan: Sriwijaya FC vs Semen Padang FC di pekan 4

Durasi Pembinaan: 2 pekan yakni pekan ke-5 dan 6.

Wakil Ketua Komite Wasit PSSI Yoshimi Ogawa mengungkapkan, untuk menjadi Wasit Liga 1 dan Liga 2 PSSI, seorang wasit tidak cukup hanya mengantongi lisensi C1, akan tetapi juga harus sistem seleksi yang ketat, dimulai dari seleksi fitness test FIFA level 2, hingga penilaian performa dalam memimpin setiap pekannya dengan sistem evaluasi berjenjang.

Alur pembinaan wasit C1 yang tergabung sebagai wasit kategori A dan B, yaitu wasit yang dapat memimpin di Liga 1 (C1-A) dan wasit yang dapat memimpin di Liga 2 (C1-B), terdiri dari 3 siklus yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Siklus tersebut terdiri dari penugasan, penilaian dan evaluasi, serta edukasi.

Melalui kerjasama dengan JFA, PSSI bersama dengan JFA dan dibantu oleh FIFA, menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap, untuk setiap pertandingannya. Tahapan pertama adalah penilaian dari Penilai Wasit dilapangan kemudian penilaian dari Tim Evaluasi PSSI dan penilaian dari JFA.

Wasit yang membuat keputusan pada level yang sama dengan pemain (top level), dituntut untuk dapat mengobservasi sebuah insiden dari sudut pandang dan jarak yang sesuai, dan juga dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya. ”Posisi dan tanggung jawab sebagai wasit, juga membutuhkan pemahaman yang cukup akan setiap detail kejadian didalam lapangan. Saya percaya bahwa kesalahan yang dilakukan wasit dalam suatu pertandingan, disebabkan karena masih kurangnya implementasi dan pemahaman akan hal-hal tersebut, dan kami di Komite Wasit, memohon maaf,” ujar Yoshimi Ogawa.

Oleh karena itu, Komite Wasit PSSI, akan selalu mendidik mereka, dengan cara memberikan mereka masukan teknis setiap pekannya. Pembinaan wasit memiliki konsep yang sama dengan pembinaan pemain, yaitu jam bermain.

”Wasit membutuhkan jam terbang untuk memimpin pertandingan, kesempatan harus diberikan kepada mereka,” lanjut Ogawa.

Menurut Ogawa, penghentian akan sebuah penugasan kepada wasit bukanlah merupakan hukuman, akan tetapi memberikan waktu untuk wasit merefleksikan kesalahan dan mendapatkan edukasi.

Komentar