Tuan rumah Indonesia menerjunkan 25 atlet hasil seleksi nasional (Seleknas) yang sudah menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejak awal Juni 2025. Para atlet Tanah Air ini bertanding pada tiga kategori meliputi foil, saber dan epee di nomor individu dan beregu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo memberikan apresiasi atas progres para atlet anggar Indonesia yang berlaga dalam AFC 2025. Meski belum ada yang mencapai podium, Menpora Dito menilai progres atlet-atlet anggar Indonesia sangat baik.
”Ini yang perlu kita sampaikan. Kami memberikan arahan bagaimana supaya anggar kita bergeliat dan bisa memiliki program yang nantinya menuju Olimpiade,” ujar Dito, dilansir dari laman Kemenpora, Rabu (25/6/2025).
Menurut Dito, Kemenpora bersama Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB Ikasi) memiliki ambisi dalam mengembangkan cabang olaraga (cabor) anggar.
”Jadi ini adalah potensi yang harus kita ambil. Dan bersama Ikasi saya sudah sampaikan bagaimana kita membuat komitmen bersama menuju Olimpiade,” tutur Dito.
Murianews, Kudus – Ajang Asian Fencing Championships (AFC) 2025 sukses digelar di Bali International Convention Centre, Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada 17-23 Juni 2025. AFC 2025 ini diikuti 426 atlet anggar putra dan putri dari 27 negara di Asia.
Tuan rumah Indonesia menerjunkan 25 atlet hasil seleksi nasional (Seleknas) yang sudah menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejak awal Juni 2025. Para atlet Tanah Air ini bertanding pada tiga kategori meliputi foil, saber dan epee di nomor individu dan beregu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo memberikan apresiasi atas progres para atlet anggar Indonesia yang berlaga dalam AFC 2025. Meski belum ada yang mencapai podium, Menpora Dito menilai progres atlet-atlet anggar Indonesia sangat baik.
”Ini yang perlu kita sampaikan. Kami memberikan arahan bagaimana supaya anggar kita bergeliat dan bisa memiliki program yang nantinya menuju Olimpiade,” ujar Dito, dilansir dari laman Kemenpora, Rabu (25/6/2025).
Menurut Dito, Kemenpora bersama Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB Ikasi) memiliki ambisi dalam mengembangkan cabang olaraga (cabor) anggar.
Menurut menpora, anggar memiliki banyak potensi di tingkat junior dan usia dini. Hal ini bisa dilihat dari banyak atlet anggar Tanah Air yang berasal dari murid-murid ekstrakurikuler anggar.
”Jadi ini adalah potensi yang harus kita ambil. Dan bersama Ikasi saya sudah sampaikan bagaimana kita membuat komitmen bersama menuju Olimpiade,” tutur Dito.
Dalam menyongsong prestasi anggar tersebut, Menpora Dito menyatakan perlu dilakukan akselerasi program. Apalagi sebelum PB Ikasi dipimpin Ketua Umum (Ketum) Amir Yanto, kondisi anggar Indonesia terbilang stagnan.
Bisa ke Olimpiade...
Sehingga Menpora Dito menyambut baik rencana PB Ikasi ke depan meliputi seleksi pelatih seluas-luasnya, pelatihan pelatih, hingga training of trainer dari pelatih asing.
”Intinya bagaimana Indonesia kembali ke pakemnya terus bisa ke Olimpiade. Di mana kita tahu anggar merupakan cabang olahraga yang bisa dibilang fondasi dari Olimpiade,” sebutnya.
Sementara itu, penyelenggaraan AFC 2025 disebut memberikan pengalaman kepada para atlet Tanah Air yang ikut berpartisipasi. Seperti diakui pelatih tim putri kelas Epee Indonesia Muhammad Indra Haryana.
”Alhamdulillah sejauh ini sih bagus ya buat pengalaman nantinya,” ujar Indra.
Pertandingan yang memberikan pengalaman, misalnya, adalah saat tim putri senior Epee Indonesia berhadapan dengan tim Jepang di babak 16 besar. Dalam pertemuan itu Fadilah Aprilia Budifirdausi dan kawan-kawan mesti mengakui keunggulan tim Matahari Terbit.
”Saya merasa Indonesia beruntung bertemu Jepang, yang merupakan tim Olimpiade kemarin. Ya walaupun kalah karena memang mereka belum setara Jepang, apalagi belum pernah bertemu,” urai Indra.
Pertemuan itu menurutnya memberikan pengalaman kepada anak-anak asuhnya untuk bisa lebih baik lagi ke depan. Khususnya menjadi bekal tim Indonesia menatap SEA Games Thailand untuk bisa bertarung sebaik mungkin.
”Mereka mendapatkan pengalaman bagaimana bertarung melawan negara-negara Asia Timur yang kuat seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan Hong Kong,” terang Indra.