“Jadi cukup signifikan bagi kami untuk tarif itu, dampaknya cukup luar biasa,” kata Wiwit, Jumat (11/7/2025).
Wiwit mengungkapkan, pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, industri mebel Furnitur Jepara mengalami penurunan 20 hingga 30 persen, tergantung negara tujuan. Khusus pasar Amerika Serikat, untuk satu perusahaan, penurunan pesanan bisa mencapai 50 persen.
Wiwit menjelaskan, Pemkab Jepara telah melakukan sejumlah langkah mitigasi guna menekan dampak kenaikan tarif impor di AS tersebut. Seperti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) hingga komunikasi langsung dengan pembeli dari AS.
“Kemarin dari pihak Kementerian Luar Negeri juga sudah kita hadirkan ke Jepara, bertemu dengan para pengusaha untuk membuka pasar-pasar di luar AS,” jelasnya.
Wiwit mengatakan, saat ini delegasi Kemlu RI sudah menaungi 104 negara di Timur Tengah, Asia - Pasifik, dan Afrika. Nantinya pemerintah akan melakukan tindak lanjut guna menggali potensi pasar di sejumlah negara itu.
Murianews, Jepara - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tentang tarif impor 32 persen mengancam industri furnitur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Saat ini sudah ada penurunan order hingga 50 persen, sehingga bisa saja industri Furnitur Jepara terkapar.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo menyebutkan, pasar industri furnitur Jepara di AS selama ini mencapai sekitar 54 persen. Secara otomatis, kebijakan Donald Trump yang akan dimulai pada 1 Agustus 2025 itu tentu akan membuat guncangan besar di kalangan pengusaha furnitur Jepara.
“Jadi cukup signifikan bagi kami untuk tarif itu, dampaknya cukup luar biasa,” kata Wiwit, Jumat (11/7/2025).
Wiwit mengungkapkan, pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, industri mebel Furnitur Jepara mengalami penurunan 20 hingga 30 persen, tergantung negara tujuan. Khusus pasar Amerika Serikat, untuk satu perusahaan, penurunan pesanan bisa mencapai 50 persen.
Wiwit menjelaskan, Pemkab Jepara telah melakukan sejumlah langkah mitigasi guna menekan dampak kenaikan tarif impor di AS tersebut. Seperti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) hingga komunikasi langsung dengan pembeli dari AS.
“Kemarin dari pihak Kementerian Luar Negeri juga sudah kita hadirkan ke Jepara, bertemu dengan para pengusaha untuk membuka pasar-pasar di luar AS,” jelasnya.
Wiwit mengatakan, saat ini delegasi Kemlu RI sudah menaungi 104 negara di Timur Tengah, Asia - Pasifik, dan Afrika. Nantinya pemerintah akan melakukan tindak lanjut guna menggali potensi pasar di sejumlah negara itu.
Pengusaha Furntur...
Selain itu, Wiwit akan mengumpulkan para pengusaha furnitur untuk beraudiensi dengan Kementerian Perdagangan RI untuk memaksimalkan ITPC (Indonesia Trade Promotion Center). Sehingga bisa melakukan penetrasi pasar di negara-negara lain.
Terkait kenaikan tarif impor AS, dampaknya di harga furnitur, Bupati Jepara memberikan contoh, apabila harga 1 unit sebesar Rp 1 juta, maka pembeli di AS harus membayar sebesar Rp1.320.000. Untuk itu, dirinya menyampaikan saat ini para pengusaha di Jepara sudah berkomunikasi dengan para pelanggan di Amerika Serikat.
“Ini sudah ada diskusi, bahwa kalau bisa dihitung ini akan ditanggung bersama. 50 persen itu buyer, 50 persen itu kami di Jepara,” sebut politis PDI Perjuangan.
Kondisi pasar, lanjutnya, akan bergantung pada penetrasi tersebut. Apakah pasar dari AS tetap memiliki daya beli apabila ada kenaikan hingga 16,5 persen.
Namun dengan kondisi tersebut, Bupati Jepara memastikan tidak akan mengubah kualitas produk furnitur Jepara. Sebab dalam pasar ekspor, Wiwit memastikan, jaminan kualitas menjadi branding paling utama.
“Kalau untuk dampak itu sudah ada. Mulai dari Presiden Trump dilantik itu karyawan sudah mulai on - off, kalau sampai gulung tikar ini belum ada,” tandasnya.
Editor: Budi Santoso