Rabu, 19 November 2025

Murianews, Aceh – Jawa Tengah (Jateng) berhasil menyabet gelar juara umum di cabang olahraga woodball PON 2024. Keberhasilan itu didapat usai Jateng menggondol tujuh medali, yakni tiga medali emas dan empat medali perunggu.

Tiga medali emas dipersembahkan Marga Nugraha Susilo di nomor Singel Stroke Putra; Ariska dan Surya Aditya Pratama (Double Stroke Putra); serta Celsy Selviana dan Dwi Tiga Putri di nomor (Double Stroke Putri).

Sedangkan empat medali perunggu diraih, Febriyanti di nomor Single Stroke Putri; Aulia Riefky Nurafian dan Finda Tri Setianingrum (Double Mix Fairway); Nawang Kumala Sari, Nilam Istikhotimah, Siti Mutmainah, Wahyu Pandang Sari (Tim Fairway Putri); dan Rifki Najmuddin Najib, Bagas Ardian, Bambang Haryadi, Muhammad Hanif (Tim Fairway Putra).

Technical Delegate (TD) Woodball Nurhasanah mengatakan, raihan itu jadi bukti ketangguhan atlet Jateng di cabang olahraga yang kali pertama digelar di ajang PON.

’’Jawa Tengah telah menunjukkan performa luar biasa, dan semoga ini menjadi inspirasi bagi provinsi lain untuk lebih mengembangkan cabang olahraga ini,” ujarnya, Usai Upacara Penghormatan Pemenang (UPP) di Lapangan Golf Lhoknga, Aceh, Kamis (19/9/2024), dalam keterangan resminya.

Secara berurutan torehan Jateng disusul Banten dengan dua medali emas, dua perak, dan satu perunggu; Aceh (dua medali emas), Bali (dua perak dan satu perunggu), Jabar (satu perak dan perunggu), Jatim dan DKI Jakarta (masing-masing satu perak).

Plh Sekretaris Daerah Aceh, Azwardi turut mengapresiasi seluruh peserta. Ia berharap pencapaian ini dapat menjadi momentum dapam pengembangan woodball secara lebih luas di Indonesia.

’’Saya berharap 16 provinsi yang sudah berpartisipasi kali ini dapat memotivasi 38 provinsi lainnya untuk turut serta pada masa mendatang,’’ kata Azwardi.

Dengan pencapaian ini, Jawa Tengah sukses mencatatkan diri sebagai provinsi terbaik dalam cabang woodball di PON 2024. Momentum ini diharapkan dapat mendorong perkembangan woodball sebagai olahraga yang semakin populer di Indonesia.

Komentar