Diketahui, laga Atletico Madrid vs Real Madrid harus ditentukan lewat drama adu penalti. Julian Alvarez yang menjadi salah satu eksekutor Atletico Madrid terlihat terpeleset dan tak sengaja melakukan sentuhan ganda.
Meski bola berhasil mengoyak jalan gawang Real Madrid, namun wasit membatalkannya setelah meninjau VAR. Kejadian itu pun menjadi sorotan, lantaran Atletico Madrid akhirnya tersingkir di babak 16 besar Liga Champions.
Aturan soal penalti pun kemudian diubah. IFAB menegaskan, penalti yang membuahkan gol namun tanpa disengaja terjadi sentuhan ganda, maka harus diulang bukan lagi dibatalkan.
Penerapan aturan itu pun mulai diterapkan untuk pertama kalinya di pertandingan UEFA Nations League antara Jerman vs Portugal, Kamis (5/6/2025) di Munich.
Dalam panel aturan permainan IFAB sendiri menyatakan situasi seperti yang dialami Alvarez sebelumnya belum diatur secara eksplisit dalam Law 14 tentang tendangan penalti.
Murianews, Kudus – Kontroversi penalti Julian Alvarez di laga Liga Champions antara Atletico Madrid vs Real Madrid pada Maret 2025 lalu membuat sejarah baru. Gegara kontroversi penalti Alvarez, UEFA dan panel hukum International Football Association Board (IFAB) merevisi soal aturan penalti.
Diketahui, laga Atletico Madrid vs Real Madrid harus ditentukan lewat drama adu penalti. Julian Alvarez yang menjadi salah satu eksekutor Atletico Madrid terlihat terpeleset dan tak sengaja melakukan sentuhan ganda.
Meski bola berhasil mengoyak jalan gawang Real Madrid, namun wasit membatalkannya setelah meninjau VAR. Kejadian itu pun menjadi sorotan, lantaran Atletico Madrid akhirnya tersingkir di babak 16 besar Liga Champions.
Aturan soal penalti pun kemudian diubah. IFAB menegaskan, penalti yang membuahkan gol namun tanpa disengaja terjadi sentuhan ganda, maka harus diulang bukan lagi dibatalkan.
Penerapan aturan itu pun mulai diterapkan untuk pertama kalinya di pertandingan UEFA Nations League antara Jerman vs Portugal, Kamis (5/6/2025) di Munich.
Dalam panel aturan permainan IFAB sendiri menyatakan situasi seperti yang dialami Alvarez sebelumnya belum diatur secara eksplisit dalam Law 14 tentang tendangan penalti.
Akibatnya, wasit cenderung menganggapnya pelanggaran, meski sang pemain tidak melakukannya dengan sengaja.
Bila di Waktu Normal...
IFAB menyatakan, situasi yang dialami Alvarez jarang terjadi karena tidak secara langsung tercantum dalam aturan penalti. Karena itulah, wasit cenderung menghukum penendang.
”Namun, bagian dari Hukum 14 ini sebetulnya ditujukan untuk situasi di mana penendang secara sengaja menyentuh bola dua kali sebelum disentuh pemain lain,” tulis IFAB, seperti dikutip dari Antara.
Sementara, apabila penalti yang terjadi dengan sentuhan ganda namun tidak menghasilkan gol, maka penendang tidak perlu diulang. Dalam adu penalti, kondisi seperti itu tetap dicatat sebagai gagal.
Sedangkan, ketika terjadi di waktu normal atau perpanjangan waktu, wasit akan memberikan tendangan bebas bagi tim bertahan.
Aturan baru tentang penalti ini nantinya juga digunakan di ajang Piala Dunia Antarklub yang dimulai 14 Juni di Amerika Serikat. Ada 32 tim di ajang tersebut, termasuk Atletico Madrid.
IFAB merupakan badan pembuat aturan sepak bola dunia yang terdiri atas FIFA dan empat federasi sepak bola Britania Raya.
Perubahan aturan dapat dilakukan melalui enam dari delapan suara yang tersedia, dengan FIFA memiliki empat suara dan masing-masing federasi Britania satu suara.