Oleh karena itu, Sultan berharap masing-masing pendukung dan manajemen kedua tim, baik PSS Sleman maupun PSIM Jogja bisa berbagi kandang Stadion Maguwoharjo terlebih dahulu.
”Sebelum memenuhi standar FIFA, kan bisa di Sleman, nggak ada masalah. Kan tetap di DIY. Karena yang lain belum memenuhi standar FIFA. Dan itu wajar, jangan karena stadion itu posisinya di mana. Nggak ada posisinya di situ terus nggak boleh. Wong yang di Jakarta aja boleh (pakai),” pesan Sultan.
Murianews, Sleman – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memberi restu kepada PSIM Jogja untuk bisa menggunakan Stadion Maguwoharjo sebagai home base mereka selama gelaran Liga 1.
Ini berarti, Stadion Maguwoharjo akan bernasib seperti Stadion San Siro Milan. Di mana dua tim berbeda asal wilayah yang sama akan berkandang di satu stadion yang sama pula. Stadion Maguwoharjo, akan menjadi San Siro-nya PSS Sleman dan PSIM Jogja.
”Nggak ada masalah, kan tidak digunakan bersamaan. Jangan memecah-mecah stadion untuk punya satu-satu, itu untuk Kota Jogja aja untuk Sleman aja. Yang mau maintenance piye (bagaimana) kalau tidak disewakan,” kata Sultan sebagaimana dilansir dari detikjogja, Kamis (12/6/2025).
Sultan HB X mengatakan, Stadion Maguwoharjo merupakan satu-satunya stadion yang berstandar FIFA di Jogja. Oleh karenanya, dia meminta agar jangan ada pengkotak-kotakan dalam hal ini.
”Pendapat saya di Jogja itu yang punya stadion berstandar FIFA dan sudah direhab itu Sleman (Maguwoharjo). Sehingga bagaimana basecamp itu Sleman juga bisa digunakan,” jelas Sultan.
Sultan juga menyebut Stadion Mandala Krida yang kini menjadi kandang PSIM belum memenuhi standar FIFA.
Legawa berbagi kandang...
Oleh karena itu, Sultan berharap masing-masing pendukung dan manajemen kedua tim, baik PSS Sleman maupun PSIM Jogja bisa berbagi kandang Stadion Maguwoharjo terlebih dahulu.
”Sebelum memenuhi standar FIFA, kan bisa di Sleman, nggak ada masalah. Kan tetap di DIY. Karena yang lain belum memenuhi standar FIFA. Dan itu wajar, jangan karena stadion itu posisinya di mana. Nggak ada posisinya di situ terus nggak boleh. Wong yang di Jakarta aja boleh (pakai),” pesan Sultan.