Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Gareth Southgate sejatinya tidak akan dipecat oleh FA Inggris apapun hasil yang dicapainya di Euro 2024. Namun kenyataannya Southgate akhirnya memilih mundur. Apa sebabnya?

Pelatih Timnas Gareth Southgate memang gagal membawa Timnas Inggris merebut gelar juara Euro 2024. Namun secara keseluruhan, prestasinya adalah yang terbaik sejak era pasca Inggris merebut gelar Juara Piala Dunia 1956.

Bisa dikatakan Gareth Southgate adalah pelatih tersukses bagi Timnas Inggris sejauh ini, sejak 1956. Di era Southgate, Timnas Inggris sukses menembus semifinal Piala Dunia 2018 dan babak 16 Besar Piala Dunia 2022.

Selain itu, Southgate berhasil menembus final Euro 2020 dan Euro 2024. Meski di dua final itu gagal, Southgate tetaplah menjadi satu-satunya pelatih yang bisa membawa Timnas Inggris melaju jauh di turnamen besar.

Lalu mengapa Gareth Southgate mengundurkan diri sebagai pelatih kepala Inggris?
Southgate telah memberikan alasan bahwa Timnas Inggris "perlu berubah". Namun banyak disebut sebenarnya ada alasan lain yang membuat dirinya mengambil keputusan itu.

Seperti dilansir Dailymail, dengan karir sebagai pemain Timnas Inggris yang biasa saja, Southgate diyakini menghadapi banyak tekanan saat menangani Inggris. Dirinya bisa disebut tidak pernah menerima rasa hormat dari media dan penggemar Timnas Inggris sendiri.

Meskipun tim Inggris di bawah kepemimpinan Pelatih Southgate telah mencapai prestasi signifikan dalam 8 tahun terakhir, gelombang kritik terus menerus dihadapinya. Hal itu bahkan terjadi sejak dirinya pertama kali mengambil alih Timnas Inggris.

Dengan banyaknya pemain bintang di Inggris, ekspetasi yang ditimpakan pada dirinya sangat tinggi. Southgate dalam beberapa kesempatan berhasil menjawab, namun tidak tuntas.

Tekanan Media dan Pendukung Timnas Inggris......

Keberhasilannya di dua Piala Dunia dan dua Piala Eropa, adalah yang terbaik yang bisa dicapai Inggris dalam 20 tahun terakhir. Namun itu belum menjadi jawaban yang signifikan untuk menghentikan kritikan yang ditembakan ke arah dirinya.

Bahkan, gelombang seruan pemecatan Southgate sempat terjadi menjelang Euro 2024 digelar. Frase kata kunci "Southgate out" telah mencapai lebih dari 800.000 pencarian di Google dan jejaring sosial seperti X, Facebook dan Instagram.

Gelombang kritik itu meningkat saat Timnas Inggris bermain tidak meyakinkan di fase grup. Meski tim Inggris telah mencapai final Euro 2024, gelombang kritik itu tetap saja bertubi-tubi menerpanya.

Banyak pihak yang mengatakan, gaya permainan tim Southgate dianggap membosankan. Padahal di timnya diyakini ada banyak pemain hebat yang seharusnya bisa memunculkan permainan lebih menjanjikan.

Masih menurut Dailymail, fakta bahwa para pendukung Three Lions telah mengambil tindakan ekstrem terhadap Southgate, tidak hanya terjadi di jejaring sosial. Namun ternyata juga tindakan buruk langsung saat di lapangan.

Misalnya saja, setelah hasil imbang dengan Slovenia di fase Grup Euro 2024, beberapa penggemar ekstrem melemparkan gelas bir ke arah Southgate. Aksi itu digambarkan oleh Southgate sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan dan tidak wajar.

Meski demikian, Shouthgate masih terus bertahan dan menunjukan keberaniaya. Dengan sikap profesionalisme yang luar biasa mantan pemain Mancheter United ini terus melanjutkan tugasnya.

"Saya mengambil pekerjaan ini untuk mencoba meningkatkan sepakbola Inggris, untuk memberi kami malam yang tak terlupakan. Saya tidak dapat menyangkal bahwa ketika segala sesuatunya menjadi begitu pribadi, itu menyakitkan,” ujarnya.

“Saya tidak berpikir itu normal, saat melempar oran dengan gelas bir. Tapi kami telah mencapai semifinal 3 dari 4 turnamen terakhir, dan terus membawa kegembiraan bagi para penggemar," tambahnya.

Situasi tertekan ini, juga diungkapkan Southgate telah memberi pengaruh bagi timnya. Termasuk tekanan dari media-media Inggris, telah membuat para pemainya menghadapi masalah mental serius.

"Saya melihat ketakutan para pemain sebelum pertandingan, setiap kekalahan membuat para penggemar dan media menjadi gila. Selama 8 tahun bertugas, saya hanya berharap bisa memberantas budaya beracun itu,” katanya soal itu.

Rumor lain yang juga disebut-sebut menjadi problem adalah hubungan Southgate dengan pemain-pemain senior di Timnas Inggris. Ini menyangkut keputusan Southgate yang tidak menyertakan Jack Grealish.

Saat itu, Harry Kane sebagai kapten Inggris menemuinya langsung dan mencoba mengetahui apa yang menyebabkan Grealish tidak dipanggil. Kane berdiskusi dengan Southgate untuk mendapatkan pemahaman, dan bisa menjelaskan kepada pemain lainya.

Keputusan Southgate mengeluarkan Jack Grealish diduga telah menyebabkan masalah emosional di timnas Inggris. Itu membuat menimbulkan ketegangan di tempat latihan Timnas Inggris.

Selain itu, kasus Marcus Rashford juga disebut-sebut menjadi faktor. Fakta bahwa Marcus Rasford adalah kesayangan media Inggris, telah menempatkan Southgate di bawah tekanan media Inggris.

Begitulah, beberapa masalah yang akhirnya membuat Southgate tidak berhasil kembali menunjukan jalan bagi sepak bola untuk pulang ke Inggris. Southgate pada akhirnya mendapatkan tekanan dari media dan pendukung Timnas Inggris sendiri.

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler