Suhu musim panas yang ekstrem di kawasan Teluk kemungkinan besar akan memaksa Piala Dunia 2024 digelar pada akhir tahun. Situasi ini seperti yang dilakukan Qatar untuk Piala Dunia 2022.
Arab Saudi menghadapi kritik tajam atas pelanggaran HAM, termasuk diskriminasi terhadap perempuan, perlakuan terhadap pekerja migran, dan kebijakan represif lainnya.
Ini dapat memicu tekanan internasional, seperti yang terjadi pada Qatar sebelum Piala Dunia 2022.
Mengamankan Piala Dunia 2034 akan menjadi langkah besar bagi Visi 2030 Arab Saudi. Mereka berupaya mendiversifikasi ekonomi negara dan meningkatkan reputasi globalnya melalui investasi besar di olahraga.
Langkah ini mencakup Investasi besar dalam sepak bola, seperti pembelian klub-klub besar Eropa oleh Dana Investasi Publik Saudi dan pengembangan Liga Pro Saudi.
Keberhasilan menyelenggarakan acara olahraga besar lainnya, termasuk WTA Finals, turnamen golf LIV, dan berbagai pertandingan tinju kelas dunia.
Meski Arab Saudi diperkirakan mampu mengatasi tantangan teknis dan logistik melalui investasi besar, kritik terhadap proses pemilihan FIFA dan isu HAM kemungkinan akan terus menjadi sorotan. Piala Dunia 2034 akan memberikan kesempatan bagi negara tersebut untuk memamerkan kemampuannya, tetapi juga akan menjadi ujian besar untuk menghadapi tekanan dari komunitas internasional.
Murianews, Kudus – FIFA telah mengumumkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Pengumuman menegaskan posisi Arab Saudi yang semakin kuat di panggung olahraga global, khususnya dalam sepak bola.
Menurut laporan Financial Times. Arab Saudi muncul sebagai satu-satunya kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034 setelah menyerahkan dokumen pencalonan tanpa pesaing.
Menjadikan proses pemilihan tuan rumah tidak lebih dari sekadar formalitas. FIFA telah menetapkan bahwa tuan rumah 2034 akan berasal dari Asia atau Oseania, sesuai dengan prinsip rotasi benua setelah Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.
Namun, periode pencalonan yang hanya berlangsung satu bulan memicu kontroversi. Negara seperti Australia dan Indonesia, yang sebelumnya dianggap potensial, memilih untuk tidak mengajukan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Tantangan Arab Saudi sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2034
Meskipun memiliki dukungan finansial yang besar dan pengalaman menyelenggarakan acara olahraga internasional seperti Formula 1, tinju kelas dunia, dan turnamen golf, Arab Saudi menghadapi beberapa tantangan besar dalam mempersiapkan Piala Dunia 2034.
Infrastruktur Stadion di Arab Saudi
Saat ini, Arab Saudi hanya memiliki dua stadion dengan kapasitas lebih dari 40.000 tempat duduk. Untuk memenuhi standar FIFA, negara ini harus membangun atau merenovasi 14 stadion dalam waktu kurang dari satu dekade.
Iklim...
Iklim dan Jadwal Piala Dunia 2034
Suhu musim panas yang ekstrem di kawasan Teluk kemungkinan besar akan memaksa Piala Dunia 2024 digelar pada akhir tahun. Situasi ini seperti yang dilakukan Qatar untuk Piala Dunia 2022.
Isu Hak Asasi Manusia
Arab Saudi menghadapi kritik tajam atas pelanggaran HAM, termasuk diskriminasi terhadap perempuan, perlakuan terhadap pekerja migran, dan kebijakan represif lainnya.
Ini dapat memicu tekanan internasional, seperti yang terjadi pada Qatar sebelum Piala Dunia 2022.
Posisi Arab Saudi dalam Olahraga Global
Mengamankan Piala Dunia 2034 akan menjadi langkah besar bagi Visi 2030 Arab Saudi. Mereka berupaya mendiversifikasi ekonomi negara dan meningkatkan reputasi globalnya melalui investasi besar di olahraga.
Langkah ini mencakup Investasi besar dalam sepak bola, seperti pembelian klub-klub besar Eropa oleh Dana Investasi Publik Saudi dan pengembangan Liga Pro Saudi.
Keberhasilan menyelenggarakan acara olahraga besar lainnya, termasuk WTA Finals, turnamen golf LIV, dan berbagai pertandingan tinju kelas dunia.
Reaksi Global
Meski Arab Saudi diperkirakan mampu mengatasi tantangan teknis dan logistik melalui investasi besar, kritik terhadap proses pemilihan FIFA dan isu HAM kemungkinan akan terus menjadi sorotan. Piala Dunia 2034 akan memberikan kesempatan bagi negara tersebut untuk memamerkan kemampuannya, tetapi juga akan menjadi ujian besar untuk menghadapi tekanan dari komunitas internasional.