"Kami memiliki situasi transisi, mencoba untuk mendapatkan hasil, tetapi pada akhirnya mereka mencetak gol dan kami tidak. Kami harus bersatu untuk mengakhiri musim dan memulai lagi," ujar Amorim dilansir BBC.
Pernyataan Amorim mempertegas krisis yang tengah dialami Manchester United saat ini. Di bawah tekanan yang semakin besar, Amorim juga menegaskan dirinya tidak takut jika akhirnya dipecat.
"Saya di sini untuk membantu para pemain saya. Saya memahami situasi saya, pekerjaan saya. Saya percaya diri dengan pekerjaan saya dan saya hanya ingin memenangkan pertandingan. Posisi di peringkat adalah perhatian saya, saya tidak khawatir tentang diri saya sendiri," tegasnya.
Namun, apakah keyakinan Amorim cukup untuk meredam gejolak di dalam tim? Beredar kabar bahwa beberapa pemain mulai mempertanyakan taktiknya. Babak pertama yang berantakan melawan Tottenham hanya menambah ketidakpercayaan diri skuad.
Persiapan matang yang dilakukan Amorim sebelum laga tampaknya masih belum cukup untuk mengatasi permasalahan mendasar dalam tim Manchester United. Apalagi dengan badai cedera yang terus menghantui skuadnya.
Statistik Amorim di Liga Inggris kini menjadi sinyal bahaya bagi posisinya. Dalam 14 pertandingan liga pertamanya sebagai pelatih Manchester United, ia telah menelan delapan kekalahan.
Ini adalah sebuah rekor yang jauh dari harapan bagi klub yang ingin kembali ke puncak kejayaan. Dengan Manchester United kini terdampar di peringkat ke-15, alarm bahaya sudah berbunyi di Old Trafford.
Meskipun Amorim terus menegaskan dirinya tidak cemas dengan masa depannya, kenyataannya tekanan dari para penggemar dan media semakin meningkat. Jika performa buruk ini terus berlanjut, manajemen Manchester United bisa kehilangan kesabaran lebih cepat dari yang diperkirakan.
Murianews, Kudus – Manchester United semakin tenggelam dalam keterpurukan setelah mengalami kekalahan memalukan 0-1 dari Tottenham Hotspur di Liga Inggris, Minggu (16/2/2025), Pelatih Ruben Amorim menyatakan tak takut kena pecat.
Kekalahan dari Tonttenham menambah deretan hasil buruk Tim Setan Merah. Manchester United kini telah kalah tiga kali dalam empat pertandingan terakhir di Liga Inggris.
Posisi mereka di klasemen melorot drastis ke peringkat 15, sebuah kenyataan yang sulit diterima oleh para penggemar klub sebesar Manchester United. Namun, Ruben Amorim, sebagai pelatih sepertinya masih belum menyerah.
Pelatih asal Portugal ini masih berusaha mempertahankan ketenangannya di tengah badai kritik yang terjadi. Tetapi, dengan hanya dua kemenangan, satu hasil imbang, dan enam kekalahan sejak 22 Desember 2024, keraguan muncul terhadap dirinya.
Laga melawan Tottenham Hotspur, bisa dikatakan telah memperlihatkan semua kelemahan Manchester United musim ini. Di babak pertama, mereka tampil tanpa kreativitas, kehilangan organisasi, dan benar-benar tak mampu keluar dari tekanan Spurs.
Meski Bruno Fernandes mencoba membawa perubahan di babak kedua, ketidakmampuan lini depan United dalam memanfaatkan peluang membuat mereka harus pulang dengan tangan hampa.
Seusai pertandingan, Amorim memberikan pernyataanya kepada BBC. Amorim secara tersirat menunjukan bahwa timnya saat ini benar-benar tengah dilanda krisis yang sangat akut.
Situasi Transisi...
"Kami memiliki situasi transisi, mencoba untuk mendapatkan hasil, tetapi pada akhirnya mereka mencetak gol dan kami tidak. Kami harus bersatu untuk mengakhiri musim dan memulai lagi," ujar Amorim dilansir BBC.
Pernyataan Amorim mempertegas krisis yang tengah dialami Manchester United saat ini. Di bawah tekanan yang semakin besar, Amorim juga menegaskan dirinya tidak takut jika akhirnya dipecat.
"Saya di sini untuk membantu para pemain saya. Saya memahami situasi saya, pekerjaan saya. Saya percaya diri dengan pekerjaan saya dan saya hanya ingin memenangkan pertandingan. Posisi di peringkat adalah perhatian saya, saya tidak khawatir tentang diri saya sendiri," tegasnya.
Namun, apakah keyakinan Amorim cukup untuk meredam gejolak di dalam tim? Beredar kabar bahwa beberapa pemain mulai mempertanyakan taktiknya. Babak pertama yang berantakan melawan Tottenham hanya menambah ketidakpercayaan diri skuad.
Persiapan matang yang dilakukan Amorim sebelum laga tampaknya masih belum cukup untuk mengatasi permasalahan mendasar dalam tim Manchester United. Apalagi dengan badai cedera yang terus menghantui skuadnya.
Statistik Amorim di Liga Inggris kini menjadi sinyal bahaya bagi posisinya. Dalam 14 pertandingan liga pertamanya sebagai pelatih Manchester United, ia telah menelan delapan kekalahan.
Ini adalah sebuah rekor yang jauh dari harapan bagi klub yang ingin kembali ke puncak kejayaan. Dengan Manchester United kini terdampar di peringkat ke-15, alarm bahaya sudah berbunyi di Old Trafford.
Meskipun Amorim terus menegaskan dirinya tidak cemas dengan masa depannya, kenyataannya tekanan dari para penggemar dan media semakin meningkat. Jika performa buruk ini terus berlanjut, manajemen Manchester United bisa kehilangan kesabaran lebih cepat dari yang diperkirakan.