Dalam konferensi pers penuh tensi, Ancelotti dengan tegas menyatakan bahwa Guardiola pasti tidak benar-benar percaya dengan pernyataannya sendiri. Itu hanya psywar yang sengaja dilontarkan Guardiola, seperti dilansir Marca.
"Sejujurnya, Guardiola tidak berpikir seperti itu. Saya akan menanyakannya langsung besok sebelum pertandingan, apakah dia sungguh percaya Man City hanya memiliki 1% peluang? Saya yakin dia tahu bahwa timnya memiliki lebih dari itu! Kami juga tidak berpikir kami punya 99%. Kami hanya memiliki sedikit keunggulan dan harus mendekati laga ini seperti skor masih 0-0," tegas Ancelotti.
Ancelotti menegaskan bahwa Real Madrid tidak akan terjebak dalam permainan psikologis yang dimainkan Guardiola. Dirinya menilai pertandingan ini akan berlangsung ketat, dan faktor mental akan sangat menentukan siapa yang akan melaju ke 16 Besar Liga Champions.
"Kami tahu arti pertandingan seperti ini. Semua bisa berubah dalam 90 menit. Faktor psikologis akan menjadi kunci. Kami tidak bisa mengabaikan keunggulan kami, tetapi kami juga tidak bisa bersikap subjektif. Fokus dan konsentrasi akan menjadi senjata utama kami," imbuh pelatih asal Italia tersebut.
Di luar itu, ada kabar baik datang bagi Real Madrid. Ancelotti mengonfirmasi bahwa bek tangguh Antonio Rudiger telah pulih sepenuhnya dan siap tampil sejak menit pertama di laga Madrid vs Man City.
Murianews, Kudus – Jelang leg kedua Playoff Liga Champions leg kedua di Santiago Bernabeu, antara Madrid vs Man City, perang urat saraf antara Carlo Ancelotti dan Pep Guardiola semakin memanas. Kedua pelatih sama-sama waspada.
Juru taktik Real Madrid menolak mentah-mentah klaim Guardiola yang menyebut Manchester City hanya memiliki "peluang 1%" untuk membalikkan keadaan setelah kalah 2-3 di Etihad.
Dalam konferensi pers penuh tensi, Ancelotti dengan tegas menyatakan bahwa Guardiola pasti tidak benar-benar percaya dengan pernyataannya sendiri. Itu hanya psywar yang sengaja dilontarkan Guardiola, seperti dilansir Marca.
"Sejujurnya, Guardiola tidak berpikir seperti itu. Saya akan menanyakannya langsung besok sebelum pertandingan, apakah dia sungguh percaya Man City hanya memiliki 1% peluang? Saya yakin dia tahu bahwa timnya memiliki lebih dari itu! Kami juga tidak berpikir kami punya 99%. Kami hanya memiliki sedikit keunggulan dan harus mendekati laga ini seperti skor masih 0-0," tegas Ancelotti.
Ancelotti menegaskan bahwa Real Madrid tidak akan terjebak dalam permainan psikologis yang dimainkan Guardiola. Dirinya menilai pertandingan ini akan berlangsung ketat, dan faktor mental akan sangat menentukan siapa yang akan melaju ke 16 Besar Liga Champions.
"Kami tahu arti pertandingan seperti ini. Semua bisa berubah dalam 90 menit. Faktor psikologis akan menjadi kunci. Kami tidak bisa mengabaikan keunggulan kami, tetapi kami juga tidak bisa bersikap subjektif. Fokus dan konsentrasi akan menjadi senjata utama kami," imbuh pelatih asal Italia tersebut.
Di luar itu, ada kabar baik datang bagi Real Madrid. Ancelotti mengonfirmasi bahwa bek tangguh Antonio Rudiger telah pulih sepenuhnya dan siap tampil sejak menit pertama di laga Madrid vs Man City.
Valverde...
Sementara itu, Aurelien Tchouameni biisa menjadi opsi di lini tengah, bergantung pada kondisi Fede Valverde yang baru saja pulih dari cedera ringan. Ini menjadi sebuah situasi yang cukup bagus bagi Madrid.
"Rüdiger siap bermain sejak awal. Tchouameni bisa dimainkan di lini tengah, sementara Valverde mungkin beroperasi di bek kanan jika dibutuhkan," jelas Ancelotti.
Di luar perbincangan soal taktik di Liga Champions, Ancelotti juga tak bisa menahan kekecewaannya terhadap wasit di La Liga Spanyol. Ia menuding bahwa dalam beberapa laga terakhir, Real Madrid kerap dirugikan oleh keputusan kontroversial, terutama dalam pertandingan melawan Osasuna dan Atletico Madrid.
"Kami tidak puas dengan yang terjadi belakangan ini. Ada beberapa keputusan wasit yang merugikan kami. Ini membingungkan dan tidak bisa dibiarkan!" kata Ancelotti dengan nada geram.
Namun, ia merasa sedikit lega karena pertandingan melawan Man City akan dipimpin oleh wasit dari Liga Champions yang menurutnya lebih netral dan berkualitas tinggi.
"Di Eropa, statistik menunjukkan lebih sedikit kontroversi. Liga Champions menghadirkan wasit terbaik dari berbagai negara, dan kualitas kepemimpinan mereka sangat tinggi," tambahnya.