Sebuah ritual yang sebenarnya wajar-wajar saja terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola. Namun di sini ada satu masalah besar, Petko Ganchev ternyata diketahui masih hidup sehat.
Namun, kejutan besar datang tak lama setelah pertandingan usai. Petko Ganchev yang sebelumnya didoakan dalam acara hening cipta sebelum pertandingan, diketahui masih sehat dan segar bugar.
Klub Arda Kardzhali segera menyadari kesalahan fatal mereka, dan buru-buru mengeluarkan permintaan maaf resmi. Dalam pernyataan yang diposting di halaman Facebook mereka, Arda Kardzhali menyatakan penyesalannya.
"Manajemen PFC Arda ingin mengirimkan permintaan maaf yang tulus kepada mantan pemain Petko Ganchev dan keluarganya setelah menerima informasi palsu tentang kematiannya. Kami berharap Petko Ganchev sehat selama bertahun-tahun dan berharap dia terus mengikuti kesuksesan Arda," begitu peryataan resmi Klub.
Situasi absurd ini sontak menjadi bahan pembicaraan di seluruh dunia sepak bola. Tak ada yang mengerti bagaimana rumor kematian Ganchev bisa muncul dan berkembang hingga akhirya dilakukan penghormatan yang begitu dramatis.
Murianews, Kudus – Sepak bola Bulgaria dikejutkan oleh insiden luar biasa dan nyaris tak bisa dipercaya. Klub Arda Kardzhali menggelar satu menit mengheningkan cipta untuk mengenang mantan pemain mereka, Petko Ganchev.
Sebuah ritual yang sebenarnya wajar-wajar saja terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola. Namun di sini ada satu masalah besar, Petko Ganchev ternyata diketahui masih hidup sehat.
Seperti dilaporkan Mirror, insiden ini terjadi menjelang laga panas antara Arda Kardzhali dan Levski Sofia Minggu, 16 Maret 2025. Dalam suasana penuh haru, para pemain kedua tim berdiri melingkar di tengah lapangan, menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Ganchev, yang dikira telah meninggal.
Namun, kejutan besar datang tak lama setelah pertandingan usai. Petko Ganchev yang sebelumnya didoakan dalam acara hening cipta sebelum pertandingan, diketahui masih sehat dan segar bugar.
Klub Arda Kardzhali segera menyadari kesalahan fatal mereka, dan buru-buru mengeluarkan permintaan maaf resmi. Dalam pernyataan yang diposting di halaman Facebook mereka, Arda Kardzhali menyatakan penyesalannya.
"Manajemen PFC Arda ingin mengirimkan permintaan maaf yang tulus kepada mantan pemain Petko Ganchev dan keluarganya setelah menerima informasi palsu tentang kematiannya. Kami berharap Petko Ganchev sehat selama bertahun-tahun dan berharap dia terus mengikuti kesuksesan Arda," begitu peryataan resmi Klub.
Situasi absurd ini sontak menjadi bahan pembicaraan di seluruh dunia sepak bola. Tak ada yang mengerti bagaimana rumor kematian Ganchev bisa muncul dan berkembang hingga akhirya dilakukan penghormatan yang begitu dramatis.
Dikenang lebih awal...
Pemain berusia 28 tahun itu diketahui pernah membela Arda Kardzhali dalam karirnya. Tetapi sepertinya ia tidak menyangka akan "dikenang" lebih awal dari seharusnya.
Apa yang terjadi pada Ganchev ternyata bukan kali pertama terjadi, sebuah klub sepak bola membuat penghormtan untuk orang yang masih hidup. Pada 2009, klub amatir Inggris Bishop Auckland mengheningkan cipta untuk mantan kapten mereka, Tommy Farrer.
Kesalahan konyol ini terungkap setelah presiden klub menelepon istri Farrer untuk menyampaikan belasungkawa. Tapi dari ujung telepon, petinggi klub itu mendapatkan jawaban yang menyentak.
"Suami saya baru saja ke depan rumah untuk mengambil koran!," begitu jawaban yang diterima sang presiden klub.
Berikutnya, pada 2018, klub Irlandia Ballybrack FC juga melakukan sebuah blunder fatal soal peghormatan pada pemainnya. Klub ini mengumumkan bahwa pemain mereka, Fernando Nuno La-Fuente, meninggal dalam kecelakaan motor.
Naun kenyataannya, ternyata La-Fuente baik-baik saja. Diketahui pemain itu hanya pindah dari Dublin ke Galway. Sehingga klub harus melakukan permintaan maaf terbuka setelah kekeliruan terungkap.
Kesalahan seperti yang terjadi di Arda Kardzhali sepertinya harus bisa menjadi pengalaman banyak pihak. Mengheningkan cipta adalah ritual penuh makna dan kesakralan, tetapi jika dilakukan dengan keliru, bisa menjadi bahan tertawaan global.