Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus - Drama panas terjadi di penghujung pertandingan ketika Brasil mengamankan kemenangan atas Kolombia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Conmebol, Jumat (21/3/2025). Namun, kontroversi besar muncul, saat Pelatih Brasil, Dorival Junior, melakukan pergantian pemain ke-7 di pertandingan.

Pergantian pemain ke-7 kalinya yang dilakukan Brasil, memicu ketidakpuasan Kolumbia. Itu terjadi saat Dorival melakukan pergatian di waktu tambahan, saat menggantikan Vinicius Jr dengan Leo Ortiz untuk memperkuat lini pertahanan.

Dilansir dari CNN Brasil, Pergantian pemain ketujuh ini langsung memicu gelombang protes dari pihak Kolombia yang merasa dirugikan. Namun, berdasarkan regulasi yang ditetapkan oleh Conmebol, pergantian tersebut ternyata sah.

Sesuai dengan Pasal 96 tentang Penggantian dalam kasus dugaan cedera kepala dan gegar otak, tim diperbolehkan melakukan satu pergantian tambahan jika terjadi insiden seperti itu. Artinya, meskipun Brasil telah melakukan enam pergantian pemain, mereka tetap berhak melakukan satu pergantian lagi karena alasan medis.

Terlepas dari itu, hal ini tetap memancing perdebatan panas. Pihak Kolombia menilai Brasil telah memanfaatkan celah aturan untuk keuntungan taktis, bukan murni karena alasan kesehatan. Keputusan tersebut membuat suasana semakin tegang, dengan pemain dan staf Kolombia tampak melayangkan protes keras kepada ofisial pertandingan.

Menurut Conmebol, pergantian ini sepenuhnya sesuai regulasi, dan penggunaan kartu merah muda dalam kasus dugaan gegar otak adalah bagian dari aturan yang telah ditetapkan. Meski demikian, banyak pihak mempertanyakan apakah Brasil benar-benar mengikuti semangat dari peraturan ini atau hanya sekadar mencari keuntungan tambahan.

“Kami tidak melanggar aturan, semuanya sah. Keselamatan pemain adalah prioritas utama, dan kami hanya menggunakan opsi yang diizinkan,” ujar Dorival Junior dalam konferensi pers pascapertandingan.

Kolombia Protes...

Sementara itu, kubu Kolombia tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Mereka tetap berprasangka tindakan kubu Brasil tidak didasarkan dari maksud aturan yang ada. Mereka hanya memanfaatkan situasi saja.

“Ini bukan soal peraturan, ini soal fair play! Jika ini dibiarkan, semua tim akan mencari celah serupa di masa depan,” tegas salah satu staf pelatih Kolombia.

Di babak pertama, tuan rumah Brasil mendapatkan masalah awal ketika Gerson cedera dan meninggalkan lapangan pada menit ke-28, memberi jalan bagi Joelinton. Kemudian, giliran Joao Pedro yang memberi jalan kepada Matheus Cunha pada menit ke-60.

Namun, titik balik sebenarnya terjadi pada menit ke-78 setelah terjadi tabrakan kuat antara Davinson Sanchez dan kiper Alisson Becker, yang memaksa kedua pemain meninggalkan lapangan. Situasi inilah yang membuka kemungkinan lebih banyak pergantian pemain untuk kedua tim.

Menurut pasal 96 Conmebol, jika seorang pemain harus meninggalkan lapangan karena diduga cedera otak atau gegar otak, setiap tim akan diperbolehkan menambahkan pergantian pemain khusus. Karena ada pemain yang meninggalkan lapangan karena alasan ini, setiap tim diberikan dua pergantian pemain tambahan.

Selecao Brasil memanfaatkannya dengan empat pergantian pemain di penyesuaian kedua. Bento masuk untuk menggantikan Alisson yang cedera, Andre menggantikan Guimaraes, Savio menggantikan Rodrygo dan Wesley masuk menggantikan Vanderson. Sementara Kolumbia hanya melakukan satu pergantian ketika Cuesta menggantikan Davinson Sanchez.

Puncak kontroversi meletus di injury time, ketika pelatih Brasil Dorival Junior melakukan pergantian pemain ketujuhnya. Dia menarik keluar Vinicius dan membawa Leo Ortiz ke lapangan untuk memperkuat pertahanan, demi melindungi kemenangan timnya. .

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler