Namun, momen dramatis di awal laga membuat namanya jadi sorotan tajam di media sosial. Sejak menit ke-6, Portugal memiliki kesempatan emas untuk menyamakan skor agregat kalah 0-1 di leg pertama. Namun, alih-alih mencetak gol, Ronaldo gagal mengeksekusi penalti dengan baik.
Tendangannya terlalu lemah, terlalu mudah ditebak, dan dengan santai ditangkap oleh kiper Denmark, Kasper Schmeichel. Momen itu membuat publik Portugal terdiam, sementara Ronaldo hanya bisa memegangi kepala, menyesali peluang emas yang terbuang.
Reaksi dari penggemar pun membanjiri media sosial. Banyak yang tidak percaya seorang legenda sekelas Ronaldo bisa gagal dengan cara seperti itu. Mereka menyebut tendangan penalti Ronaldo buruk dan bahkan ada yang menyebut itu adalah ‘umpan’ ke kiper.
Tak hanya penggemar, rekan setim Ronaldo di Timnas Portugal pun tampak kecewa. Bruno Fernandes, yang sebelumnya tampak yakin Ronaldo akan mencetak gol, langsung memegangi kepalanya setelah melihat kegagalan tersebut. Momen ini semakin menambah drama di lapangan.
Beruntung bagi Ronaldo, ia masih bisa menebus kesalahannya di menit ke-72 dengan mencetak gol yang membantu Portugal menang telak 5-2. Kemenangan ini memastikan mereka melaju ke semifinal dan akan menghadapi Jerman. Namun, satu kegagalan di titik putih sudah cukup untuk menciptakan badai kritik.
Ronaldo mungkin telah menambah catatan rekor kemenangan terbanyak dalam sejarah sepak bola internasional (132 kemenangan). Tetapi pertanyaan besar tetap menggantung di timnas Portugal sejauh dirinya terlibat di permainan Timnas Portugal.
Murianews, Kudus – Cristiano Ronaldo kembali mencetak sejarah bersama Portugal, tetapi bukan tanpa kontroversi. Dalam pertandingan leg kedua perempat final UEFA Nations League, vs Denmark, Senin (24/3/2025), pemain berusia 40 tahun itu mencetak satu gol penting untuk membawa Portugal ke semifinal.
Namun, momen dramatis di awal laga membuat namanya jadi sorotan tajam di media sosial. Sejak menit ke-6, Portugal memiliki kesempatan emas untuk menyamakan skor agregat kalah 0-1 di leg pertama. Namun, alih-alih mencetak gol, Ronaldo gagal mengeksekusi penalti dengan baik.
Tendangannya terlalu lemah, terlalu mudah ditebak, dan dengan santai ditangkap oleh kiper Denmark, Kasper Schmeichel. Momen itu membuat publik Portugal terdiam, sementara Ronaldo hanya bisa memegangi kepala, menyesali peluang emas yang terbuang.
Reaksi dari penggemar pun membanjiri media sosial. Banyak yang tidak percaya seorang legenda sekelas Ronaldo bisa gagal dengan cara seperti itu. Mereka menyebut tendangan penalti Ronaldo buruk dan bahkan ada yang menyebut itu adalah ‘umpan’ ke kiper.
Tak hanya penggemar, rekan setim Ronaldo di Timnas Portugal pun tampak kecewa. Bruno Fernandes, yang sebelumnya tampak yakin Ronaldo akan mencetak gol, langsung memegangi kepalanya setelah melihat kegagalan tersebut. Momen ini semakin menambah drama di lapangan.
Beruntung bagi Ronaldo, ia masih bisa menebus kesalahannya di menit ke-72 dengan mencetak gol yang membantu Portugal menang telak 5-2. Kemenangan ini memastikan mereka melaju ke semifinal dan akan menghadapi Jerman. Namun, satu kegagalan di titik putih sudah cukup untuk menciptakan badai kritik.
Ronaldo mungkin telah menambah catatan rekor kemenangan terbanyak dalam sejarah sepak bola internasional (132 kemenangan). Tetapi pertanyaan besar tetap menggantung di timnas Portugal sejauh dirinya terlibat di permainan Timnas Portugal.
Goncalo Ramos...
Fakta di lapangan setidaknya memang memperlihatkan bagaimana Ronaldo dengan semua ambisinya telah memberi beban bagi permainan Timnas Portugal. Banyak pihak yang sudah mengatakan hal ini, kendati pemain ini bisa mencetak gol.
Di pertandingan Portugal vs Denmark, pemain-pemain Portugal sepertinya harus ‘menggendong’ Ronaldo. Situasi itu tampak membuat permainan mereka tidak maksimal. Namun begitu Ronaldo diganti, situasi di lapangan terlihat langsung berubah.
Saat Ronaldo digantikan oleh Goncalo Ramos, permainaan Portugal menunjukan peningkatan drastis. Sehingga mereka bisa mendapatkan dua gol yang sangat ’mematikan’ bagi perlawanan Denmark yang nyaris meledakan mereka.