Coria kini ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut atas tuduhan sumpah palsu, yang di bawah hukum Argentina dapat dikenai hukuman berat. Kejadian ini menambah panas persidangan yang telah menarik perhatian khalayak di Argentina.
Selain Coria, tujuh tenaga medis juga tengah menghadapi dakwaan berat terkait dugaan pembunuhan lalai yang berujung pada kematian Diego Maradona. Mereka adalah dokter pribadi Luque, psikiater Cosachov, perawat Ricardo Almiron dan Nancy Forlini, dokter Pedro Di Spagno, psikolog Carlos Diaz, serta koordinator medis Mariano Perroni.
Jika terbukti bersalah, mereka bisa menghadapi hukuman hingga 25 tahun penjara. Sementara itu, perawat kedelapan, Gisella Madrid, akan diadili secara terpisah akhir tahun ini. Laporan investigasi medis sebelumnya telah mengungkap fakta mencengangkan bahwa tim medis yang menangani Maradona bertindak dengan cara "tidak memadai, sembrono, dan ceroboh."
Persidangan kasus kematian Diego Maradona, terus menguak fakta-fakta mengejutkan. Jaksa Ferrari membuat ruang sidang terhenyak saat memperlihatkan foto Maradona yang terbaring dengan perut membuncit di ranjang.
"Beginilah cara dia (Maradona) meninggal," demikian pernyataan Jaksa Ferrari, menggambarkan betapa tragis kondisi terakhir sang legenda sepak bola dunia dan Argentina ini.
Murianews, Kudus – Kasus kematian Diego Maradona memasuki babak baru yang semakin tak terduga. Mantan pengawal pribadi sang legenda, Julio Cesar Coria, resmi ditangkap pada Selasa (25/3/2025) oleh pengadilan pidana San Isidro, Buenos Aires.
Coria diduga memberikan kesaksian palsu yang menghebohkan di persidangan, dan memicu kemarahan besar di Argentina. Seperti dilansir The Sun, Jaksa Patricio Ferrari menuding Coria berbohong saat memberikan kesaksiannya dalam persidangan kasus kematian Maradona yang telah berlangsung sejak 11 Maret 2024 lalu.
Fakta mengejutkan terungkap bahwa Coria, yang awalnya mengklaim tidak memiliki hubungan dengan ahli bedah saraf Leopoldo Luque, justru kedapatan memiliki komunikasi intens dengan dokter yang menjadi salah satu dari tujuh terdakwa dalam kasus kematian Maradona ini.
Jaksa Ferrari disebutkan The Sun, mengungkap bukti tak terbantahkan berupa serangkaian pesan WhatsApp yang memperlihatkan kedekatan Coria dan Luque. Keduanya bahkan saling mengundang untuk acara barbekyu dan secara rutin berdiskusi mengenai kondisi kesehatan Maradona.
”Percakapan ini menunjukkan hubungan yang akrab dan hampir berteman, namun Coria justru menyangkalnya!" tegas Ferrari di persidangan.
Tak hanya itu, Coria juga diduga memberikan kesaksian berbeda soal detik-detik terakhir Maradona sebelum meninggal. Dalam sidang, Coria mengklaim bahwa saat memasuki ruangan, dirinya melihat perawat Gisela Madrid dan psikiater Agustina Cosachov melakukan CPR, dan juga menyebut Cosachov telah memberikan resusitasi mulut.
Namun, dalam kesaksian sebelumnya, Coria sama sekali tidak menyebutkan detail ini. Sehingga Jaksa menilai perubahan kesaksian ini sebagai upaya menyesatkan persidangan, dan perlu dilakukan investigasi mendalam.
Ditahan untuk penyelidikan...
Coria kini ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut atas tuduhan sumpah palsu, yang di bawah hukum Argentina dapat dikenai hukuman berat. Kejadian ini menambah panas persidangan yang telah menarik perhatian khalayak di Argentina.
Selain Coria, tujuh tenaga medis juga tengah menghadapi dakwaan berat terkait dugaan pembunuhan lalai yang berujung pada kematian Diego Maradona. Mereka adalah dokter pribadi Luque, psikiater Cosachov, perawat Ricardo Almiron dan Nancy Forlini, dokter Pedro Di Spagno, psikolog Carlos Diaz, serta koordinator medis Mariano Perroni.
Jika terbukti bersalah, mereka bisa menghadapi hukuman hingga 25 tahun penjara. Sementara itu, perawat kedelapan, Gisella Madrid, akan diadili secara terpisah akhir tahun ini. Laporan investigasi medis sebelumnya telah mengungkap fakta mencengangkan bahwa tim medis yang menangani Maradona bertindak dengan cara "tidak memadai, sembrono, dan ceroboh."
Persidangan kasus kematian Diego Maradona, terus menguak fakta-fakta mengejutkan. Jaksa Ferrari membuat ruang sidang terhenyak saat memperlihatkan foto Maradona yang terbaring dengan perut membuncit di ranjang.
"Beginilah cara dia (Maradona) meninggal," demikian pernyataan Jaksa Ferrari, menggambarkan betapa tragis kondisi terakhir sang legenda sepak bola dunia dan Argentina ini.
Putri Maradona...
Sementara itu, putri Maradona, Jana, juga mengungkap fakta lain yang mencengangkan. Jana bersaksi bahwa saudara perempuannya, Dalma dan Gianinna, ingin membawa ayah mereka kembali ke rumah sakit. Tetapi upaya itu dihalangi oleh Luque. Sebaliknya, sang dokter malah memilih "rawat inap di rumah," yang kini semakin dipertanyakan keabsahannya.
Persidangan diperkirakan akan terus bergulir hingga musim panas tahun ini, dengan lebih banyak fakta mengejutkan yang kemungkinan akan terungkap. Dunia sedang menanti kebenaran, sementara bayang-bayang konspirasi semakin menutupi peristiwa tragis yang merenggut nyawa Maradona, pemain terhebat sepanjang masa ini.