Di sisi lain, sekitar 4.000 suporter Arsenal yang diperkirakan hadir di Bernabeu justru mendapat keuntungan besar. Mereka hanya perlu membayar 60 euro (sekira Rp 1 Juta) untuk tiket di sektor tandang. Harga ini relatif masih murah karena telah ditetapkan UEFA guna menjaga keseimbangan dan aksesibilitas bagi pendukung tim tamu. Perbedaan harga ini semakin menambah kontroversi seputar keputusan Real Madrid.
Kenaikan harga tiket yang drastis menimbulkan tanda tanya besar, Apakah masa depan sepak bola elit akan semakin menjauh dari basis suporternya? Dengan kemudahan akses ke siaran langsung TV dan platform streaming online, para analis memperingatkan bahwa inflasi harga tiket bisa menyebabkan penggemar enggan datang langsung ke stadion, yang pada akhirnya bisa berdampak buruk pada atmosfer pertandingan dan pendapatan klub dalam jangka panjang.
Namun, terlepas dari kontroversi yang mengikuti kenaikan harga tiket, Stadion Bernabeu dipastikan akan tetap penuh sesak. Duel antara Real Madrid dan Arsenal ini bukan hanya pertarungan dua klub raksasa Eropa, tetapi juga menjadi laga hidup mati yang menentukan siapa yang akan melangkah ke semifinal.
Murianews, Kudus – Laga leg kedua perempatfinal Liga Champions UEFA antara Real Madrid vs Arsenal baru akan digelar pada 16 April 2025 mendatang. Tapi, sepertinya sudah menimbulkan menimbulkan ‘kekacauan’ di luar lapangan.
Penyebabnya? Itu tidak lain karena harga tiket yang dijual pihak Madrid melambung ke rekor tertinggi dalam sejarah Stadion Bernabeu. Mahalnya harga tiket pertandingan ini, membuat para penggemar kecewa berat, dan melakukan ‘pukulan’ di media sosial.
Seperti yang dilaporkan Tribuna.com, Real Madrid baru saja mengumumkan harga tiket yang mencengangkan. Tiket pertandingan Madrid vs Arsenal itu mereka jual dengan harga kisaran 125 euro (sekira Rp2,2 Juta) untuk kursi kelas empat, hingga 450 euro (sekira Rp 8,1 juta) untuk tempat duduk premium di dekat lapangan.
Harga Ini menjadi rekor baru di Stadion Bernabeu, melampaui harga tertinggi sebelumnya sebesar 445 euro pada saat Madrid vs Manchester City dan Bayern Munich musim lalu. Keputusan Madrid ini langsung memicu reaksi keras dari para penggemar Los Blancos dan komunitas sepak bola global.
Kenaikan harga ini memicu badai kritik di media sosial. Banyak penggemar Real Madrid merasa dikhianati oleh kebijakan klub yang dianggap lebih mengutamakan keuntungan ketimbang kesetiaan suporter. Bahkan, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, juga menjadi sasaran kritik tajam. Beberapa penggemar menuduhnya "menjual loyalitas penggemar demi keuntungan finansial."
Namun, ada pula yang menilai bahwa kenaikan harga ini merupakan dampak dari distribusi hak siar UEFA dan FIFA yang dinilai tidak adil. Klub-klub besar seperti Real Madrid harus beradaptasi dengan kenaikan biaya operasional yang kian membengkak di era sepak bola modern.
Suporter Arsenal Untung...
Di sisi lain, sekitar 4.000 suporter Arsenal yang diperkirakan hadir di Bernabeu justru mendapat keuntungan besar. Mereka hanya perlu membayar 60 euro (sekira Rp 1 Juta) untuk tiket di sektor tandang. Harga ini relatif masih murah karena telah ditetapkan UEFA guna menjaga keseimbangan dan aksesibilitas bagi pendukung tim tamu. Perbedaan harga ini semakin menambah kontroversi seputar keputusan Real Madrid.
Kenaikan harga tiket yang drastis menimbulkan tanda tanya besar, Apakah masa depan sepak bola elit akan semakin menjauh dari basis suporternya? Dengan kemudahan akses ke siaran langsung TV dan platform streaming online, para analis memperingatkan bahwa inflasi harga tiket bisa menyebabkan penggemar enggan datang langsung ke stadion, yang pada akhirnya bisa berdampak buruk pada atmosfer pertandingan dan pendapatan klub dalam jangka panjang.
Namun, terlepas dari kontroversi yang mengikuti kenaikan harga tiket, Stadion Bernabeu dipastikan akan tetap penuh sesak. Duel antara Real Madrid dan Arsenal ini bukan hanya pertarungan dua klub raksasa Eropa, tetapi juga menjadi laga hidup mati yang menentukan siapa yang akan melangkah ke semifinal.