Baru dua menit laga berjalan, si Hitam-Putih langsung memanaskan suasana King Power Stadium. Jacob Murphy, winger lincah, membuka keran gol dengan tembakan presisi setelah menerima umpan matang dari rekannya.
Belum sempat Leicester mengatur nafas, Murphy kembali menggetarkan jala gawang lawan di menit ke-11. Bola liar di kotak penalti disambar dingin olehnya hingga mencatatkan namanya dengan dua gol dalam sebelas menit.
Leicester mencoba memberi perlawanan melalui duet Jamie Vardy dan Bilal El Khannouss. Namun, tembok kokoh bernama Nick Pope dan barisan pertahanan Newcastle tak memberi celah sedikit pun. Semua serangan lawan dipatahkan dengan kedisiplinan bak benteng baja.
Puncak babak pertama ditutup dengan ciamik. Di menit ke-34, Harvey Barnes, mantan pemain Leicester, menari-nari di kotak penalti dan menyambar bola liar untuk mencetak gol ketiga Newcastle. Sebuah babak pertama sempurna yang menegaskan dominasi mutlak Newcastle United.
Masuk babak kedua, Leicester mencoba bangkit. Mereka lebih sabar mengontrol bola dan memainkan umpan-umpan pendek. Nama-nama seperti Stephy Mavididi, Wout Faes, dan Wilfred Ndidi sempat memberikan ancaman, tapi penyelesaian mereka selalu melempem atau diblok oleh tembok pertahanan Newcastle yang semakin solid.
Murianews, Kudus – Stadion King Power menjadi saksi dominasi absolut Newcastle United di Liga Inggris, Selasa (8/4/2025) dinihari WIB. Pada pekan ke-31 Liga Inggris, Newcastle sukses melindas tuan rumah Leicster dengan skor 3-0.
Newcastle di pertandingan ini tampil menggila dalam laga yang penuh energi, gairah, dan determinasi tinggi. Hasil ini membuat tim asuhan Eddie Howe kini merangsek naik untuk terus berebut posisi 4 besar, untuk bisa berlaga di Liga Champions musim depan.
Baru dua menit laga berjalan, si Hitam-Putih langsung memanaskan suasana King Power Stadium. Jacob Murphy, winger lincah, membuka keran gol dengan tembakan presisi setelah menerima umpan matang dari rekannya.
Belum sempat Leicester mengatur nafas, Murphy kembali menggetarkan jala gawang lawan di menit ke-11. Bola liar di kotak penalti disambar dingin olehnya hingga mencatatkan namanya dengan dua gol dalam sebelas menit.
Leicester mencoba memberi perlawanan melalui duet Jamie Vardy dan Bilal El Khannouss. Namun, tembok kokoh bernama Nick Pope dan barisan pertahanan Newcastle tak memberi celah sedikit pun. Semua serangan lawan dipatahkan dengan kedisiplinan bak benteng baja.
Puncak babak pertama ditutup dengan ciamik. Di menit ke-34, Harvey Barnes, mantan pemain Leicester, menari-nari di kotak penalti dan menyambar bola liar untuk mencetak gol ketiga Newcastle. Sebuah babak pertama sempurna yang menegaskan dominasi mutlak Newcastle United.
Masuk babak kedua, Leicester mencoba bangkit. Mereka lebih sabar mengontrol bola dan memainkan umpan-umpan pendek. Nama-nama seperti Stephy Mavididi, Wout Faes, dan Wilfred Ndidi sempat memberikan ancaman, tapi penyelesaian mereka selalu melempem atau diblok oleh tembok pertahanan Newcastle yang semakin solid.
Mengontrol tempo...
Newcastle tampak memilih untuk mengontrol tempo di paruh kedua laga. Mereka bermain cerdas, menjaga ritme, dan tak terpancing provokasi untuk terus mengontrol permainan. Bahkan ketika William Osula sempat mendapat peluang emas, Nick Pope kembali menjadi penyelamat.
Wasit akhirnya meniup peluit panjang setelah enam menit injury time. Skor 3-0 bertahan hingga akhir, dan melahirkan pesta sempurna untuk Newcastle. Hasil ini menjadi mimpi buruk yang terus berlanjut bagi Leicester. Mereka belum juga mencicipi kemenangan dalam beberapa laga terakhir.
Sedangkan bagi Newcastle, kemenangan ini bukan sekadar raihan tiga poin. Tetapi ini menjadi sebuah sinyal, bahwa mereka saat ini telah muncul menjadi kekuatan baru di Liga Inggris dan bersiap berebut posisi di empat besar.
Saat ini Newcastle berada di posisi ke-5 tabel Klasemen Liga Inggris dengan 53 poin. Satu trap tepat dibawah Chelsea yang berada di posisi ke-4 dengan nilai indentik. Meski demikian Newcastle memiliki keuntungan dengan satu pertandingan sisa lebih banyak dibanding Chelsea.