Agak ironis memang. Tetapi apa daya, prestasi mereka di kancah Eropa memang sangat kontras dengan performa di Liga domestik mereka. Di Liga Premier (Liga Inggris), baik Manchester United (MU) maupun Tottenham Hotspur justru tercecer di papan bawah klasemen sementara.
Hingga pekan terakhir, Tottenham menduduki peringkat ke-14, sementara MU malah lebih parah. Pasukan Ruben Amorim malah terperosok di posisi 16. Sebuah pencapaian yang jauh dari ekspektasi bagi dua klub yang tergabung dalam "Big Six" di Liga Inggris.
Kini, peluang untuk membalikkan keadaan terbuka lebar. Dengan modal keunggulan di leg pertama semifinal, MU dan Hotspur tinggal selangkah lagi menuju final. Jika berhasil, mereka tidak hanya berpeluang merebut gelar juara Liga Europa, tetapi juga mengamankan tiket otomatis ke Liga Champions musim depan.
Bagi dua klub ini, bisa lolos ke Liga Champions adalah sebuah penyelamatan yang dibutuhkan, di saat situasi mereka di Liga Inggris tengah mengalami keterpurukan.
Murianews, Kudus - Dua klub raksasa Inggris, Manchester United (MU) dan Tottenham Hotspur, menggila ddi pentas Eropa. Keduanya berhasil menunjukkan performa impresif di Liga Europa, dengan merebut kemenangan meyakinkan di Liga Europa.
Baik MU dan Hotspur berhasil merebut kemenangan di pertandingan leg pertama semifinal Liga Europa dengan skor meyakinkan. MU menang di 3-0 di kandang Atletico Bilbao, sementara Hotspur menang di kandang dengan skor 3-1 atas Bodo/Glimt, Jumat (2/5/2025) dinihari WIB. Hasil ini mendekatkan mereka untuk saling berhadapan di final Liga Europa.
Hasil Liga Europa ini menegaskan MU dan Hotspur masih memiliki harapan besar untuk bisa bermain di panggung tertinggi Eropa musim depan. Tentu saja sebuah harapan yang sangat mulia, mengingat kedua tim sama-sama tengah berkutat dengan hasil buruk di kancah domestik, Liga Inggris.
Tottenham Hotspur mencatat rekor luar biasa di kandang sepanjang kampanye Eropa mereka. Dari 20 laga kandang terakhir, termasuk babak kualifikasi, Spurs tidak pernah kalah, dengan catatan 15 kemenangan dan 5 hasil imbang.
Lebih dari itu, Hotspur, klub London Utara ini sukses mencetak 55 gol dan hanya kebobolan 13 kali, dengan torehan 11 clean sheet. Catatan ini menjadikan mereka tim Inggris dengan rekor kandang tak terkalahkan terpanjang di ajang Liga Europa musim ini.
Sementara itu, Manchester United (MU) juga mencatatkan perjalanan sempurna. "Setan Merah" belum tersentuh kekalahan di 13 pertandingan Liga Europa musim ini. Mereka membukukan 8 kemenangan dan 5 hasil imbang sejak fase grup hingga babak gugur.
Hebatnya, dari total 72 tim yang berpartisipasi di Liga Champions dan Liga Europa musim ini, hanya MU yang masih memegang rekor tak terkalahkan. Sebuah catatan bagus yang tidak banyak didengar ditengah kisah buruk mereka dalam beberapa musim terakhir.
Ironis...
Agak ironis memang. Tetapi apa daya, prestasi mereka di kancah Eropa memang sangat kontras dengan performa di Liga domestik mereka. Di Liga Premier (Liga Inggris), baik Manchester United (MU) maupun Tottenham Hotspur justru tercecer di papan bawah klasemen sementara.
Hingga pekan terakhir, Tottenham menduduki peringkat ke-14, sementara MU malah lebih parah. Pasukan Ruben Amorim malah terperosok di posisi 16. Sebuah pencapaian yang jauh dari ekspektasi bagi dua klub yang tergabung dalam "Big Six" di Liga Inggris.
Kini, peluang untuk membalikkan keadaan terbuka lebar. Dengan modal keunggulan di leg pertama semifinal, MU dan Hotspur tinggal selangkah lagi menuju final. Jika berhasil, mereka tidak hanya berpeluang merebut gelar juara Liga Europa, tetapi juga mengamankan tiket otomatis ke Liga Champions musim depan.
Bagi dua klub ini, bisa lolos ke Liga Champions adalah sebuah penyelamatan yang dibutuhkan, di saat situasi mereka di Liga Inggris tengah mengalami keterpurukan.