Tetapi memasuki babak kedua, Barcelona kembali berusaha bangkit menekan. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-54 melalui gol Eric Garcia setelah memanfaatkan umpan silang dari Gerard Martin. Enam menit kemudian, Martin kembali berperan lewat assist untuk sundulan Dani Olmo yang membuat skor agregat menjadi imbang.
Tim asuhan Hansi Flick terus menggempur pertahanan Inter dan berhasil membalikkan keadaan melalui gol Raphinha pada menit ke-88. Barcelona tampaknya akan melaju ke final, namun Inter menolak menyerah. Bek tengah Francesco Acerbi mencetak gol penyeimbang dua menit kemudian yang memaksa laga berlanjut ke babak tambahan.
Di babak perpanjangan waktu, Inter Milan secara mengejutkan kembali mencetak gol melalui pemain pengganti Davide Frattesi. Pemain ini menunjukkan ketenangan luar biasa di kotak penalti sebelum melesakkan gol kemenangan pada menit ke-99.
Disisa waktu pertandingan Barcelona berusaha membalas. Melalui serangan bergelombang, sejumlah peluang tercipta. Namun sayang, tim asal Italia telah mendapatkan konsentrasi penuh dalam mempertahankan kemenangan. Pengalaman dan mentalitas mereka mampu menahan gempuran Barcelona.
Skor akhir 4-3 untuk kemenangan Inter di leg kedua dan membawa mereka ke final Liga Champions dengan agregat 7-6. Hasil semifinal Liga Champions ini juga menjadi penampilan final yang dinantikan para penggemar Nerazzurri sejak lama. Menegaskan ketangguhan mereka menghadapi tekanan besar di panggung Eropa.
Murianews, Kudus – Inter Milan melakukan pengejaran sengit sebelum akhirnya memastikan diri untk bisa mengisi Final Liga Champions 2024/25. Di laga leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu (7/5/2025) dinihari mereka menang 4-3 atas Barcelona untuk menjadi tim pertama di Final Liga Champions musim ini.
Stadion Giuseppe Meazza menjadi saksi bagaimana Inter Milan menunjukan karakter pantang menyerah sepak bola khas Italia untuk mengambil satu tiket final Liga Champions musim ini. Kemenangan dramatis atas Barcelona dengan skor 4-3 membuat mereka unggul agregat 7-6.
Laga di Giuseppe Meazza berlangsung dengan tensi tinggi sejak menit pertama dan menghadirkan thriler hingga peluit akhir berbunyi. Meski tampil sebagai tim tamu, Barcelona menunjukkan intensitas tinggi sejak awal. Lini serang Blaugrana yang diotaki Lamine Yamal berkali-kali membahayakan gawang Inter.
Tetapi kurangnya penyelesaian akhir membuat Barcelona gagal membuka keunggulan. Di sini sudah nampak betapa mentalitas dan pengalaman dari para pemain Inter Milan pada akhirnya yang menentukan akhirnya pertandingan.
Kesalahan fatal dari Dani Olmo pada menit ke-21 menjadi titik balik. Umpan yang terputus di lini tengah dimanfaatkan oleh Denzel Dumfries yang menyisir sisi lapangan sebelum mengirimkan bola kepada Lautaro Martinez. Striker Argentina itu tak menyia-nyiakan peluang dan mencetak gol ke gawang yang kosong.
Barcelona mencoba merespons dengan meningkatkan tekanan. Pedri dan Dani Olmo memperoleh peluang, namun lini belakang Inter tampil solid dan disiplin dalam bertahan. Saat pertandingan mendekati jeda, Lautaro kembali menciptakan momen krusial ketika dijatuhkan oleh Pau Cubarsi di kotak penalti.
Awalnya wasit tak memberi penalti, tetapi setelah tinjauan VAR, Inter mendapat hadiah 12 pas. Hakan Calhanoglu mengeksekusi dengan tenang dan menggandakan keunggulan menjadi 2-0. Menjadikan dunia gelap bagi para pemain Barcelona dan para pendukungnya.
Bangkit...
Tetapi memasuki babak kedua, Barcelona kembali berusaha bangkit menekan. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-54 melalui gol Eric Garcia setelah memanfaatkan umpan silang dari Gerard Martin. Enam menit kemudian, Martin kembali berperan lewat assist untuk sundulan Dani Olmo yang membuat skor agregat menjadi imbang.
Tim asuhan Hansi Flick terus menggempur pertahanan Inter dan berhasil membalikkan keadaan melalui gol Raphinha pada menit ke-88. Barcelona tampaknya akan melaju ke final, namun Inter menolak menyerah. Bek tengah Francesco Acerbi mencetak gol penyeimbang dua menit kemudian yang memaksa laga berlanjut ke babak tambahan.
Di babak perpanjangan waktu, Inter Milan secara mengejutkan kembali mencetak gol melalui pemain pengganti Davide Frattesi. Pemain ini menunjukkan ketenangan luar biasa di kotak penalti sebelum melesakkan gol kemenangan pada menit ke-99.
Disisa waktu pertandingan Barcelona berusaha membalas. Melalui serangan bergelombang, sejumlah peluang tercipta. Namun sayang, tim asal Italia telah mendapatkan konsentrasi penuh dalam mempertahankan kemenangan. Pengalaman dan mentalitas mereka mampu menahan gempuran Barcelona.
Skor akhir 4-3 untuk kemenangan Inter di leg kedua dan membawa mereka ke final Liga Champions dengan agregat 7-6. Hasil semifinal Liga Champions ini juga menjadi penampilan final yang dinantikan para penggemar Nerazzurri sejak lama. Menegaskan ketangguhan mereka menghadapi tekanan besar di panggung Eropa.