Momen inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu pemicu perdebatan mengenai kontroversi kepemimpinan wasit di laga Inter vs Barca yang menarik ini. Kontroversi penalti, kali ini menjadi perdebatan sengit yang dibahas oleh media-media di Eropa, menyusul berakhirnya pertandingan.
Lautaro Martinez membuka keunggulan bagi tuan rumah pada menit ke-21. Kemudian menjelang turun minum, Hakan Calhanoglu menggandakan keunggulan lewat titik putih setelah pelanggaran yang dilakukan oleh Pau Curbasi.
Tertinggal dua gol, Barcelona yang diperkuat Lamine Yamal menunjukkan karakter aslinya di di babak kedua. Eric Garcia memperkecil ketertinggalan pada menit ke-49, disusul gol Dani Olmo enam menit kemudian yang membuat skor leg kedua imbang 2-2, dan agregat menjadi 5-5.
Namun pertandingan berubah panas saat memasuki menit ke-70. Wonderkid Lamine Yamal melakukan aksi solo brilian melewati Henrikh Mkhitaryan sebelum dijatuhkan di antara garis kotak penalti. Wasit Szymon Marciniak awalnya menunjuk titik putih, namun setelah tinjauan VAR, keputusan dibatalkan.
Murianews, Kudus – Momen Lamine Yamal dijatuhkan pada menit ke-70 di pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions antara Inter Milan vs Barcelona menjadi perdebatan panas. Wasit Szymon Marciniak awalnya menunjuk titik putih, namun setelah tinjauan VAR, keputusan dibatalkan.
Momen inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu pemicu perdebatan mengenai kontroversi kepemimpinan wasit di laga Inter vs Barca yang menarik ini. Kontroversi penalti, kali ini menjadi perdebatan sengit yang dibahas oleh media-media di Eropa, menyusul berakhirnya pertandingan.
Inter Milan vs Barcelona kembali menyuguhkan pertunjukan kelas dunia di pertemuan Liga Champions mereka musim ini. Di pertandingan ini Inter Milan yang tampil agresif menunjukan dominasi di awal pertandingan.
Lautaro Martinez membuka keunggulan bagi tuan rumah pada menit ke-21. Kemudian menjelang turun minum, Hakan Calhanoglu menggandakan keunggulan lewat titik putih setelah pelanggaran yang dilakukan oleh Pau Curbasi.
Tertinggal dua gol, Barcelona yang diperkuat Lamine Yamal menunjukkan karakter aslinya di di babak kedua. Eric Garcia memperkecil ketertinggalan pada menit ke-49, disusul gol Dani Olmo enam menit kemudian yang membuat skor leg kedua imbang 2-2, dan agregat menjadi 5-5.
Namun pertandingan berubah panas saat memasuki menit ke-70. Wonderkid Lamine Yamal melakukan aksi solo brilian melewati Henrikh Mkhitaryan sebelum dijatuhkan di antara garis kotak penalti. Wasit Szymon Marciniak awalnya menunjuk titik putih, namun setelah tinjauan VAR, keputusan dibatalkan.
ESPN Menjelaskan...
Keputusan ini yang akhirnya menjadi salah satu pemicu perdebatan luas pasca pertandingan. Di platform X (Twitter), pakar sepak bola ESPN akhirnya juga ikut nimbrung. ESPN menjelaskan untuk tekel seperti itu, titik pelanggaran pertama menjadi penentu lokasi pelanggaran.
"Jika itu tarikan atau dorongan yang terus berlangsung ke dalam kotak, maka penalti harus diberikan. Tapi untuk tekel, lokasi kontak pertama adalah yang menentukan," jelas ESPN.
Para pemain Barcelona langsung bereaksi dengan keputusan yang berubah dari wasit setelah melihat VAR. Mereka akhirnya hanya mendapatkan tendangan bebas, yang gagal dimanfaatkan menjadi gol.
Meski begitu, Raphinha sempat memberi harapan lewat golnya pada menit ke-88, mengubah skor menjadi 3-2 dan membuat kekecewaan para pemain dan pendukung Barcelona terkesampingkan. Namun drama belum selesai, saat di menit ke-90+9, bek Inter Francesco Acerbi mencetak gol penyama kedudukan.
Lalu berikutnya pada menit ke-99 babak tambahan, pemain pengganti Davide Frattesi menjadi pahlawan dengan gol penentu yang menempatkan Inter unggul 4-3, sekaligus menutup agregat dengan skor 7-6. Baru setelah usai, kontroversi soal penalti pasca Lamine Yamal dijatuhkan meletup menjadi perdebatan.
Penjelasan ESPN tentang pelanggaran terhadap Yamal, mungkin telah menjelaskan bagaimana ketepatan keputusan wasit di pertandingan ini. Namun satu hal, mungkin sebagaian besar pendukung Barcelona tetap tidak akan menerimakan.