Pada laga ke-36 La Liga antara Espanyol vs Barcelona, Jumat (16/5/2025) dinihari WIB, Yamal lag-lagi menunjukan keajaibannya di sepak bola. Gol khas-nya kembali tercipta untuk ikut mengantar Barcelona menyegel gelar juara La Liga Spanyol musim ini.
Meski mendapatkan pressing dari lawan, dan sepertinya tidak memiliki posisi maksimal untuk melepaskan tendangan kencang, nyatanya Yamal bisa melepas tendangan mematikan. Luncurannya bolanya tetap kencang dan terarah, membuat kiper tak bisa menjangkaunya.
Dalam usia yang baru menginjak 17 tahun, Yamal telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar talenta belia biasa. Tetapi memang menunjukan sosok fenomenal, yang bisa dikatakan telah menandai sebuah era baru dalam sejarah klub dan sepak bola dunia.
Di laga yang berlangsung di RCDE Stadium, Yamal juga semakin menegaskan jika dirinya adalah ikon baru bagi Barcelona. Para pendukung Barcelona dan penikmat sepak bola semakin yakin, sosok bintang baru telah lahir. Yamal kini memulai era-nya, setelah Lionel Messi dan Ronaldo mulai meredup karena usia.
Selebrasi Yamal di depan tribun RCDE kandang Espanyol, yang merentangkan tangan, mengingatkan paar pendukung Barcelona pada sosok Lionel Messi. Perayaan dengan gaya seperti ini pernah dilakukan Lionel Messi di Santiago Bernabeu pada 2017.
Murianews, Kudus – Lamine Yamal memang masih muda belia. Umurnya baru 17 tahun, tapi permainan dan pembawaanya di lapangan jauh melampaui umurnya. Bersama Barcelona, si Bocah Ajaib ini telah menjelma menjadi ’Raja Baru di La Liga Spanyol’.
Pada laga ke-36 La Liga antara Espanyol vs Barcelona, Jumat (16/5/2025) dinihari WIB, Yamal lag-lagi menunjukan keajaibannya di sepak bola. Gol khas-nya kembali tercipta untuk ikut mengantar Barcelona menyegel gelar juara La Liga Spanyol musim ini.
Sejak kemunculannya, Yamal memang identik dengan skema gol seperti itu. Bergerak dari sisi kanan, kemudian menyusup ke tengah, lalu melepaskan tendangan melengkung ke tiang jauh. Tendangan kaki kirinya benar-benar ajaib.
Meski mendapatkan pressing dari lawan, dan sepertinya tidak memiliki posisi maksimal untuk melepaskan tendangan kencang, nyatanya Yamal bisa melepas tendangan mematikan. Luncurannya bolanya tetap kencang dan terarah, membuat kiper tak bisa menjangkaunya.
Dalam usia yang baru menginjak 17 tahun, Yamal telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar talenta belia biasa. Tetapi memang menunjukan sosok fenomenal, yang bisa dikatakan telah menandai sebuah era baru dalam sejarah klub dan sepak bola dunia.
Di laga yang berlangsung di RCDE Stadium, Yamal juga semakin menegaskan jika dirinya adalah ikon baru bagi Barcelona. Para pendukung Barcelona dan penikmat sepak bola semakin yakin, sosok bintang baru telah lahir. Yamal kini memulai era-nya, setelah Lionel Messi dan Ronaldo mulai meredup karena usia.
Selebrasi Yamal di depan tribun RCDE kandang Espanyol, yang merentangkan tangan, mengingatkan paar pendukung Barcelona pada sosok Lionel Messi. Perayaan dengan gaya seperti ini pernah dilakukan Lionel Messi di Santiago Bernabeu pada 2017.
Warisan Messi...
Seolah-olah Yamal menegaskan, di Barcelona ’warisan Lionel Messi’ kini sudah siap diteruskan kembali. Tidak hanya sekedar perayaan gol, namun juga sebuah motivasi besar bagi Tim Barcelona, untuk meneruskan apa yang telah dilakukan Messi di Barcelona.
“Citra Yamal dengan perayaan gaya Messi seperti penegasan bahwa generasi berikutnya masih meneruskan semangat dan warisan besar Barcelona,” tulis Marca dalam ulasannya.
Musim ini, Lamine Yamal mencetak statistik hebat sebagai seorang pemain muda. Dirinya mencatatkan 17 gol dan 25 assist di semua kompetisi. Golnya tidak hanya terjadi pada momen-momen biasa, tetapi seringkali hadir sebagai pembeda dalam laga besar Barcelona.
Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, tim yang berhasil menyingkirkan Barcelona bahkan memuji penampilan Lamine Yamal. Menurutnya, Inter Milan bahkan harus harus mengerahkan tiga pemain sekaligus untuk mengawal Yamal.
Dengan gelar La Liga Spanyol musim ini, Yamal kini menjadi pemain pertama dalam sejarah yang memenangkan dua gelar La Liga Spanyol sebelum berusia 18 tahun. Rekor ini bahkan melampaui Cristiano Ronaldo, yang membutuhkan sembilan tahun untuk meraih dua gelar La liga Spanyol.
Tidak banyak pemain yang bisa menguasai sayap kanan seunik dan seefektif Yamal. Kemunculannya telah menandai era baru, sejak era Arjen Robben pesiun dan Messi yang kini telah mulai memasuki masa senja karirnya.
Barcelona barangkali membutuhkan waktu hingga 8 tahun untuk menemukan pengganti Lionel Messi. Mereka kini telah memiliki bocah ajaib berusia 17 tahun dari akademi La Masia-nya. Sebuah ikon dan identitas baru telah mereka dapatkan kembali sejak Lionel Messi pergi.