Keputusan Flick dinilai cukup bijaksana, jika melihat situasi yang terjadi di dalam stadion. Sebab, dua musim sebelumya, saat Barcelona melakukan hal serupa, para pendukung Espanyol menyerbu lapangan dan mencoba menyerang pemain Barcelona.
“Saya tahu apa yang terjadi dua tahun lalu, jadi kami ingin meninggalkan lapangan dan merayakannya di ruang ganti,” ujar Flick seusai laga.
Meski sempat muncul suasana tegang di dalam stadiun, tidak ada kerusuhan yang terjadi di momen ini. Pihak keamanan telah bersiaga dan berhasil menjaga situasi tetap terkendali.
Fermin Lopez, pencetak gol kedua Barcelona, juga menyatakan apa yang dilakukan Hansi Flick adalah keputusan yang bijak. Segera pergi ke ruang ganti menjadi lebih baik bagi dirinya dan para pemain Barcelona.
“Saya mengerti bahwa setelah apa yang terjadi, masuk ke ruang ganti adalah keputusan yang bijak. Tapi kami tidak menyakiti siapa pun. Kami hanya merayakan gelar tanpa maksud merendahkan. Kami keluar secepat mungkin,” ujarnya.
Gelar juara La Liga Spanyol ini menjadi sukses lanjutan yang diraih Barcelona di bawah kepelatihan Hansi Flick. Meski mengandalkan banyak pemain muda, Bacelona berhasil mendominasi sepak bola Spanyol dan bahkan mungkin Eropa.
Murianews, Kudus – Barcelona berhasil menang 2-0 saat melawat ke RCDE Stadium melawan Espanyol, Jumat (16/5/2025) dinihari WIB. Kemenangan ini memastikan Barcelona merebut gelar juara La Liga Spanyol musim ini. Namun mereka belum bisa leluasa merayakan gelar juaranya.
Kemenangan Barcelona atas Espanyol, membuat mereka memastikan gelar La Liga Spanyol ke-28 kalinya. Sama seperti dua tahun lalu, gelar juara kembali dipastikan di laga sengit melawan tim rival sekota. Namun kali ini, situasi pasca pertandingan lebih terkendali.
Barcelona dipastikan tak terkerjar Real Madrid, meski masih ada dua pertandingan tersisa di La Liga Spanyol musim ini. Barcelona masih akan menghadapi Athletic Club dan Villarreal, dengan menyandang gelar Juara La Liga Spanyol.
Gelar juara ini melengkapi capaian Barcelona musim ini sebagai "treble domestik" setelah sebelumnya mereka sukses merebut gelar Juara Piala Super Spanyol dan Copa del Rey. Tidak mengejutkan juga, jika akhirnya para pemain Barcelona sangat emosional usai berlaga di RCDE Stadium.
Begitu peluit akhir dibunyikan oleh wasit Soto Grado, para pemain Barcelona langsung menggelar perayaa gelar juara di tengah lapangan. Namun, suasana menjadi memanas ketika para pemain Espanyol terlihat mendorong pemain Barcelona yang sedang merayakan gelar juaranya.
Tak lama kemudian, sistem penyiram rumput stadion tiba-tiba aktif dan menyemprot langsung ke arah para pemain Barcelona. Besar kemungkinan hal ini memang disengaja pihak Espanyol untuk menghentikan pesta perayaan gelar juara yang dilakukan para pemain Barcelona.
Seperti dilansir Marca, pelatih Barcelona, Hansi Flick, bahkan harus segera memasuki lapangan untuk mengedalikan para pemainnya. Pelatih asal Jerman ini kemudian memerintahkan seluruh pemainnya untuk segera ke ruang ganti stadion.
Ditarik Flick...
Keputusan Flick dinilai cukup bijaksana, jika melihat situasi yang terjadi di dalam stadion. Sebab, dua musim sebelumya, saat Barcelona melakukan hal serupa, para pendukung Espanyol menyerbu lapangan dan mencoba menyerang pemain Barcelona.
“Saya tahu apa yang terjadi dua tahun lalu, jadi kami ingin meninggalkan lapangan dan merayakannya di ruang ganti,” ujar Flick seusai laga.
Meski sempat muncul suasana tegang di dalam stadiun, tidak ada kerusuhan yang terjadi di momen ini. Pihak keamanan telah bersiaga dan berhasil menjaga situasi tetap terkendali.
Fermin Lopez, pencetak gol kedua Barcelona, juga menyatakan apa yang dilakukan Hansi Flick adalah keputusan yang bijak. Segera pergi ke ruang ganti menjadi lebih baik bagi dirinya dan para pemain Barcelona.
“Saya mengerti bahwa setelah apa yang terjadi, masuk ke ruang ganti adalah keputusan yang bijak. Tapi kami tidak menyakiti siapa pun. Kami hanya merayakan gelar tanpa maksud merendahkan. Kami keluar secepat mungkin,” ujarnya.
Gelar juara La Liga Spanyol ini menjadi sukses lanjutan yang diraih Barcelona di bawah kepelatihan Hansi Flick. Meski mengandalkan banyak pemain muda, Bacelona berhasil mendominasi sepak bola Spanyol dan bahkan mungkin Eropa.