Sementara itu, pelatih Bayern Munich, Vincent Kompany menanggapi kemenangan timnya atas Auckland dengan tetap rendah hati. Menurutnya, timnya tetap menghadapi mereka sebagai mana seharusnya dilakukan oleh tim yang bermain di dalam sebuah turnamen resmi.
"Kami harus tetap rendah hati, tetapi penting untuk mengatakan kami menganggap serius pertandingan ini. Itu adalah pertandingan pertama yang bagus di turnamen, tetapi tentu saja lawan kami selanjutnya akan datang, dan itu akan menjadi lebih sulit," ujar Vincent Kompany.
Murianews, Kudus – Tim Auckland City menjadi pembicaraan di Piala Dunia Antarklub 2025 yang sedang berlangsung. Kekalahan telak mereka 0-10 menjadikan klub asal Selandia Baru ini menjadi terkenal.
Faktanya adalah, tim yang berlaga di Piala Dunia Antarklub 2025 ini ternyata tidak sepenuhnya klub profesional seperti klub-klub peserta laina. Auckland City ternyata adalah klub semi profesional, dengan materi pemain yang bisa dikatakan amatir.
Dilansir dari BBC Sport, para pemain Auckland diketahui memilikii profesi lain di luar sepak bola. Denga kata lain para pemainnya hanya melakukan profesi sebagai pemain sepak bola hanya sebagai profesi sampingan. Jadi bisa dibilang mereka adalah pemain pocokan.
Materi pemain dari Auckland City, tidak seperti pemain Bayern Munich yang baru saja mengalahkan mereka dengan skor 10-0, yang merupakan pemain profesional. Pemain yang memang bekerja sebagai pemain sepak bola.
Tetapi di Auckland, pemain-pemainnya ternyata memiliki profesi lain sebagai profesi utama, sebagai pekerja dari berbagai profesi. Diantaranya adalah ada yang bekerja sebagai guru sekolah dasar, pialang asuransi, tukang cukur, staf perusahaan Coca-Cola, penjual mobil, hingga mahasiswa.
Salah satu pemain Auckland adalah Nathan Lobo yang berposisi sebagai bek kiri. Pemain ini masih berstatus sebagai mahasiswa dan diketahui masih harus mengikuti ujian universitas dari kamar hotelnya selama turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 berlangsung.
Lalu, kenapa tim yang bisa disebut sebagai amatir ini bisa bertanding di turnamen Piala Dunia Antarklub? Tentu saja ini berkaitan dengan keputusan FIFA yang ingin memperluas cakupan Piala Dunia Antarklub agar lebih inkulusif dan mencapai seluruh bagian dunia.
Juara Oceania...
Klub asal Selandia Baru, Auckland City secara aturan memang memenuhi syarat yang ditetapkan FIFA untuk bisa mengikuti turnamen ini. Tim asal Selandia baru ini bisa main di Piala Dunia Antarklub 2025 sebagai wakil dari Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC).
Meski hanya diperkuat pemain-pemain pocokan, pada kenyataannya Aucland City memiliki status sebagai tim terbaik dalam peringkat Liga Champions OFC selama periode 2021 hingga 2024. Dominasi Auckland City di kompetisi regional Oceania memang tak terbantahkan.
Sejak 2006, Auckland berhasil meraih gelar Liga Champions OFC sebanyak 13 kali, termasuk performa impresif di edisi terbaru dengan empat kemenangan dan satu hasil imbang dari lima pertandingan. Tim asuhan Ivan Vicelich ini juga mencetak 13 gol dan hanya kebobolan dua kali sepanjang turnamen tersebut.
Ketika mereka dinyatakan sebagai wakil Oceania, maka kegembiraan dari pihak klub dan pemain Auckland sudah membuncah. Mereka menyadari, akan ada kesempatan bermain menghadapi tim-tim hebat di dunia, meski dengan resiko jadi bulan-bulanan.
Tidak mengherankan juga akhirnya, ketika mereka menelan kekalahan 0-10 dari Bayern Munich, tidak ada kesedihan apapun yang muncul dari para pemain dan pengelola klubnya. Mereka bahka sudah merasa terhormat ketika hanya sudah diundang ke turnamen akbar antarklub ini.
Seperti dilansir BBC Sport, pelatih sementara Auckland City, Ivan Vicelich, menyatakan tetap bangga dengan perjuangan anak asuhnya. Kekalahan dengan skor besar itu adalah sesuatu yang sagat wajar terjadi. Lebih dari itu para pemainnya tetap merasa bangga karena bisa bermain melawan Bayern Munich.
"Ini adalah kenyataan sepak bola Oseania melawan salah satu tim top dunia. Ini adalah impian bagi pemain yang datang dari level amatir untuk bermain di lingkungan ini. Kami tahu itu akan menjadi pertandingan yang sangat sulit, bermain melawan salah satu tim top di dunia, jadi kami tetap sangat bangga dengan upaya para pemain,"ujar Ivan Vicelich.
Tanggapan Kompany...
Sementara itu, pelatih Bayern Munich, Vincent Kompany menanggapi kemenangan timnya atas Auckland dengan tetap rendah hati. Menurutnya, timnya tetap menghadapi mereka sebagai mana seharusnya dilakukan oleh tim yang bermain di dalam sebuah turnamen resmi.
"Kami harus tetap rendah hati, tetapi penting untuk mengatakan kami menganggap serius pertandingan ini. Itu adalah pertandingan pertama yang bagus di turnamen, tetapi tentu saja lawan kami selanjutnya akan datang, dan itu akan menjadi lebih sulit," ujar Vincent Kompany.