Di tengah hiruk-pikuk bursa transfer, Tottenham Hotspur malah melakukan pendekatan yang berbeda dalam persiapan musim mereka. Tidak ada pembelian besar, transfer blockbuster, Hotspur hanya mendatangkan Thomas Frank, dalam transfer yang mengagetkan.
Namun seiring berjalannya waktu, setidaknya pelatih asal Denmark ini telah membuktikan, sepak bola bukan sekadar soal tebalnya modal. Tetapi juga masih bisa ditentukan melalui tajamnya ide dan konsistensi dalam membangun tim.
Tottenham Spurs, yang sebelumnya menghadapi masalah di lini pertahanan, kali ini tampil tebal, kuat, solid dan percaya diri. Mereka kini menjadi tim yang belum pernah kebobolan di dua pertandingan awal Liga Inggris 2025/2026.
Kini, semua pihak mulai meyakini jika Thomas Frank kini mulai berhasil melakukan sebuah revolusi di tim Tottenham Spurs. Tim yang dalam beberapa dekade ini kesulitan menembus papan atas Liga Inggris, namun kini di bawah Thomas Frank, telah meniupkan aroma berbahaya bagi pesaing-pesaingnya yang ada.
Dilansir dari Daily News, Thomas Frank menyatakan, dirinya menyadari apa yang harus dilakukan di Tottenham Hotspur. Termasuk ketika dirinya yang akhirnya gagal mendapatkan Eberechi Eze dari Crystal Palace. Semuanya menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikannya.
“Saya cukup yakin dengan tujuan akhir saya, tetapi saya juga sadar saya memiliki sekelompok pemain yang harus saya maksimalkan. Saya perlu bekerja dengan mereka sesuai prinsip saya, namun tetap menyesuaikan dengan kualitas yang mereka punya,” ujar Frank.
Murianews, Kudus – Pelatih baru Tottenham Hotspur, Thomas Frank menjadi pusat perhatian di awal Liga Inggris 2025/2026. Tanpa belanja gila di bursa transfer, pelatih eksentrik ini tiba-tiba menampilkan permainan impresif Tonttenham Hotspur.
Mengawali dua laga awal Liga Inggris musim ini, Thomas Frank sukses membawa dua kemenangan dan dua clean sheat sekaligus. Tentu saja, kemenangan 2-0 Hotspur atas Manchester City adalah kejutan yang akhirnya melambungkan nama Frank.
Di tengah hiruk-pikuk bursa transfer, Tottenham Hotspur malah melakukan pendekatan yang berbeda dalam persiapan musim mereka. Tidak ada pembelian besar, transfer blockbuster, Hotspur hanya mendatangkan Thomas Frank, dalam transfer yang mengagetkan.
Namun seiring berjalannya waktu, setidaknya pelatih asal Denmark ini telah membuktikan, sepak bola bukan sekadar soal tebalnya modal. Tetapi juga masih bisa ditentukan melalui tajamnya ide dan konsistensi dalam membangun tim.
Tottenham Spurs, yang sebelumnya menghadapi masalah di lini pertahanan, kali ini tampil tebal, kuat, solid dan percaya diri. Mereka kini menjadi tim yang belum pernah kebobolan di dua pertandingan awal Liga Inggris 2025/2026.
Kini, semua pihak mulai meyakini jika Thomas Frank kini mulai berhasil melakukan sebuah revolusi di tim Tottenham Spurs. Tim yang dalam beberapa dekade ini kesulitan menembus papan atas Liga Inggris, namun kini di bawah Thomas Frank, telah meniupkan aroma berbahaya bagi pesaing-pesaingnya yang ada.
Dilansir dari Daily News, Thomas Frank menyatakan, dirinya menyadari apa yang harus dilakukan di Tottenham Hotspur. Termasuk ketika dirinya yang akhirnya gagal mendapatkan Eberechi Eze dari Crystal Palace. Semuanya menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikannya.
“Saya cukup yakin dengan tujuan akhir saya, tetapi saya juga sadar saya memiliki sekelompok pemain yang harus saya maksimalkan. Saya perlu bekerja dengan mereka sesuai prinsip saya, namun tetap menyesuaikan dengan kualitas yang mereka punya,” ujar Frank.
Ide Cemerlang...
Ide yang diusung Thomas Frank menjadi benar-benar terasa sangat revolusioner dan menentang arus. Ketika banyak klub besar di Liga Inggris sangat yakin dengan melakukan belanja besar-besaran di bursa transfer, Thomas Frank memilih pendekatan berbeda.
Tottenham Hotspur, atau Thomas Frank sepertinya tidak mau terjebak dalam situasi yang saat ini dialami Amorim di Manchester United. Mengeluarkan dana besar, tetapi belum segera mendapatkan hasil yang setimpal di permainan.
Sebaliknya, Tottenham Spurs malah menemukan sebuah pendekatan melalui persiapan teknis dan penyesuaian taktik dengan bertumpu pada materi pemain yang sudah ada. Pilihan yang juga pernah dilakukan Liverpool musim lalu bersama Arne Slot. Saat itu Liverpool hanya mendatangkan Federico Chiesa, dan terbukti sukses bisa bersaing dan bahkan merebut gelar juara.
Musim ini, Tottenham Hotspur dibawah kendali Thomas Frank hanya mendatangkan Mohammed Kudus dan Joao Palhinha dengan status pinjaman. Namun apa yang dilakukannya di awal menangani tim, sebuah perubahan besar sudah sangat terasa. Pemainan dengan pressing lebih rapi, transisi lebih cepat, dan eksekusi bola mati yang presisi.
Liga Inggris memang baru berjalan dua kali pertandingan, dan semua kemungkinan masih bisa terjadi. Tetai Thomas Frank yang tampil berasahaja bersama Tottenham Hotspur setidaknya telah membuat banyak pesaingnya panik.
Tanpa belanja gila di bursa transfer, Tottenham Hotspur saat ini malah tampil berbahaya. Kemenangan 2-0 atas Manchester City, sepertinya sudah cukup bagi tim-tim lainnya mulai melihat Hotspur sebagai salah satu pesaing yang tak bisa dianggap sebelah mata.