Jika performa konsisten ini berlanjut, Dreyer berpotensi membawa San Diego melangkah jauh di babak play-off. Lebih jauh lagi, ia bisa mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang mengantarkan tim rookie langsung meraih kejayaan di MLS.
Sedangkan Messi tentu saja tetap akan dikenang sebagai “GOAT” (Greatest of All Time) di MLS. Tetapi musim ini, sorotan MVP tampaknya berpindah ke wajah baru, Anders Dreyer. Dengan ledakan performa, stabilitas, dan pengaruhnya yang menyeluruh, Dreyer berhasil membuat nama besar Messi sedikit “tenggelam” dalam perburuan gelar paling prestisius di MLS ini.
Murianews, Kudus – Persaingan untuk memperebutkan gelar Most Valuable Player (MVP) atau pemain terbaik MLS 2025 menjadi semakin sengit. Lionel Messi, bintang tim Inter Miami kini mulai mendapatkan pesaing untuk perebutan gelar ini.
Seperti dilansir Daily Mail, MLS 2025/2026 tengah diramaikan oleh nama baru yang mencuri perhatian publik. Bukan Lionel Messi yang kerap mendominasi, melainkan Anders Dreyer, winger asal Denmark yang tampil sensasional bersama tim debutan San Diego FC.
Dreyer, yang baru bergabung di awal musim, menjelma menjadi motor utama kesuksesan San Diego. Dalam 29 pertandingan, pemain berusia 26 tahun itu sudah mengoleksi 14 gol dan 16 assist. Catatan luar biasa tersebut menempatkannya di jalur produktivitas lebih dari satu kontribusi gol per laga, sangat impresif bagi seorang debutan di MLS.
Sementara itu, Messi tetap menunjukkan permainan kelas dunia bersama Inter Miami. Namun harus diakui performanya kali ini tidak seflamboyan musim lalu ketika ia sukses meraih gelar MVP MLS. Ketidakstabilan penampilan serta posisi Inter Miami yang kini hanya bertengger di peringkat keenam Wilayah Timur membuat dominasi Messi sepertinya mulai tergeser.
Sementara itu San Diego FC bersama Anders Dreyer justru memunculkan kejutan besar di MLS. Tim yang baru dibentuk ini mampu melesat ke puncak klasemen Wilayah Barat. Performa gemilang Anders Dreyer diyakini sebagai salah satu faktor kunci.
Selain kontribusi gol dan assist, Dreyer juga mampu berperan sebagai pemimpin di ruang ganti. Pemain ini mampu menularkan rasa percaya diri kepada seluruh skuad muda San Diego FC.
Kini perdebatan soal kriteria MVP di MLS mencuat tak terkendali. Apakah trofi itu untuk pemain paling populer, paling menguntungkan secara komersial, atau yang paling menentukan hasil tim? Jika tolak ukur adalah nilai nyata di lapangan, maka Dreyer muncul sebagai kandidat paling meyakinkan.
“Messi masih menjadi ikon dan legenda hidup. Namun untuk musim ini, Dreyer menunjukkan dampak langsung yang tidak bisa diabaikan,” ujar salah satu analis MLS.
Dreyer berpotensi...
Jika performa konsisten ini berlanjut, Dreyer berpotensi membawa San Diego melangkah jauh di babak play-off. Lebih jauh lagi, ia bisa mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang mengantarkan tim rookie langsung meraih kejayaan di MLS.
Sedangkan Messi tentu saja tetap akan dikenang sebagai “GOAT” (Greatest of All Time) di MLS. Tetapi musim ini, sorotan MVP tampaknya berpindah ke wajah baru, Anders Dreyer. Dengan ledakan performa, stabilitas, dan pengaruhnya yang menyeluruh, Dreyer berhasil membuat nama besar Messi sedikit “tenggelam” dalam perburuan gelar paling prestisius di MLS ini.