Krisis politik yang melibatkan Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah menyatukan visi beberapa federasi sepak bola di Eropa. Mereka menganggap apa yang dilakukan Israel layak mendapatkan sanksi eliminasi seperti halnya yang diterapkan pada Rusia.
Menurut laporan eksklusif Mako (Israel), yang juga merupakan salah satu sponsor besar UEFA, menyebut gelombang besar telah muncul untuk mendesak segera mencoret Israel dari kompetisi internasional.
Jika UEFA benar-benar mengakomodir gelombang besar itu, maka Israel akan bernasib sama tragisnya dengan Rusia. Untuk semenrara waktu mereka akan terbuang dari panggung sepak bola elite di Eropa, sekaligus harus membuang jauh mimpi untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Tidak hanya tim nasional-nya saja, klub-klub Israel pun bisa jadi korban atas perkembangan yang semakin nyata ini. Klub Maccabi Tel Aviv, yang kini masih berlaga di Liga Europa, bisa terancam kehilangan tiketnya.
Itu bisa terjadi bukan karena kalah di pertandingan, melainkan karena kalah karena tekanan politik yang tengah berlangsung. Pertemuan dewan eksekutif UEFA pekan depan diyakini bakal jadi momen penentuan, apakah Israel bertahan atau diseret keluar arena sepak bola di Eropa dan Dunia.
Sebelumnya, gelombang penolakan terhadap Israel di panggung sepak bola Eropa dan Dunia, muncul tidak hanya datang dari kekuatan biasa. Asosiasi Pelatih Sepak Bola Italia sudah lebih dulu mengajukan petisi ke UEFA dan FIFA untuk menangguhkan Israel.
Murianews, Kudus – Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) semakin mendapatkan tekanan kuat dari federasi sepak bola negara-negara Eropa. Banyak yang kini meminta agar Israel segera disuspend seperti halnya Rusia, dari turnamen-turnamen di Eropa.
Krisis politik yang melibatkan Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah menyatukan visi beberapa federasi sepak bola di Eropa. Mereka menganggap apa yang dilakukan Israel layak mendapatkan sanksi eliminasi seperti halnya yang diterapkan pada Rusia.
Menurut laporan eksklusif Mako (Israel), yang juga merupakan salah satu sponsor besar UEFA, menyebut gelombang besar telah muncul untuk mendesak segera mencoret Israel dari kompetisi internasional.
Jika UEFA benar-benar mengakomodir gelombang besar itu, maka Israel akan bernasib sama tragisnya dengan Rusia. Untuk semenrara waktu mereka akan terbuang dari panggung sepak bola elite di Eropa, sekaligus harus membuang jauh mimpi untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Tidak hanya tim nasional-nya saja, klub-klub Israel pun bisa jadi korban atas perkembangan yang semakin nyata ini. Klub Maccabi Tel Aviv, yang kini masih berlaga di Liga Europa, bisa terancam kehilangan tiketnya.
Itu bisa terjadi bukan karena kalah di pertandingan, melainkan karena kalah karena tekanan politik yang tengah berlangsung. Pertemuan dewan eksekutif UEFA pekan depan diyakini bakal jadi momen penentuan, apakah Israel bertahan atau diseret keluar arena sepak bola di Eropa dan Dunia.
Sebelumnya, gelombang penolakan terhadap Israel di panggung sepak bola Eropa dan Dunia, muncul tidak hanya datang dari kekuatan biasa. Asosiasi Pelatih Sepak Bola Italia sudah lebih dulu mengajukan petisi ke UEFA dan FIFA untuk menangguhkan Israel.
Spanyol Keras...
Berikutnya, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, bahkan denan terang benderang menuntut Israel diperlakukan sama seperti Rusia. Pemimpin Spanyol itu menyebut jika UEFA tetap membiarkan Israel berlaga, Spanyol siap mengambil langkah ekstrem, untuk mundur dari Piala Dunia 2026.
Sementara itu, hingga saat ini, Israel masih resmi ikut kualifikasi Piala Dunia 2026 zona UEFA. Di Grup I, mereka bertengger di posisi ketiga, sejajar dengan Italia dan hanya tertinggal enam poin dari Norwegia di puncak klasemen.
Secara matematis, peluang Israel menuju babak play-off masih terbuka lebar. Namun di luar lapangan, “wasit” sebenarnya bukan terletak di stadion, melainkan di meja rapat UEFA dan FIFA.
Israel saat ini tengah berada dalam situasi yang tidak pasti menyusul perubahan angin politik yang terjadi di Eropa dan dunia. FIFA dan UEFA sendiri sampai saat ini masih memilih bungkam. Belum ada pernyataan resmi, tidak ada sinyal jelas dari dua badan sepak bola ini.
Dunia Sepak Bola sendiri masih terus menunggu apa yang akan dilakukan UEFA dan FIFA menanggapi issu geopolitik global ini. FIFA dan UEFA yang selalu mengagung-agungkan mereka tak bisa diintervensi kini berada dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan.