Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Menpora Dito Ariotedjo menilai sistem pengelolaan pertandingan sepak bola khususnya pertandingan kandang dari Persib menjadi salah satu contoh yang juga sedang dipelajari dari PSSI.

Hal itu disampaikan Dito saat menerima audiensi dari Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono yang hadir bersama Operasional Rian Ihsan dan Publication Adhi Pratama di ruang rapat lantai 10 Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (8/12/2023).

”Ya jadi hari ini kita menerima pimpinan dari CEO PT Persib Bandung Bermartabat, mereka menjelaskan bagaimana saat ini sistem yang Persib terapkan ketika menyelenggarakan pertandingan home di basecampnya. Ini (sistem pengelolaan pertandingan Persib) menjadi salah satu contoh yang Pak Ketum PSSI Erick Thohir mention, salah satu contoh yang sedang dipelajari untuk diterapkan di setiap klub atau bagaimana nanti masih ada tindaklanjutnya,” kata Dito, dilansir dari laman Kemenpora.

Menurut Menpora Dito, pengelolaan pertandingan di Persib telah menggunakan 100 persen e-ticket, face recognice, penerapan 1 NIK 1 Tiket, 4 titik screening GBLA dan sebagainya untuk mengurangi dan mencegah potensi terjadinya pelanggaran dan permasalahan.

”Mereka menyampaikan menggunakan sistem face recognition, kemudian e ticketnya sudah 100 persen dan satu tiket satu identitas atau satu KTP. Jadi, seluruh suporter Persib yang menonton pertandingan sepak bola itu benar-benar ke tracking dan itu dampaknya memberikan pengaruh penontonnya menjadi lebih rapi dan tertib, aman dan nyaman saat menikmati pertandingan sepak bola,” katanya.

Deputy CEO PT PBB Teddy Tjahjono menyampaikan, dirinya menyampaikan serta menjelaskan Sistem Pertandingan Kandang Persib di Liga 1 2023/2024 yang menurutnya saat ini telah lebih baik.

”Terima kasih Mas Menteri dan jajarannya atas kesempatannya telah menerima kami, sebenarnya mungkin kita ingin diskusi dan sharing mengenai sistem pertandingan sepak bola kita lakukan,” kata Teddy.

Menurutnya, dengan kualitas suporter yang ada, harus diterapkan dengan kualitas sistem dan infrastruktur yang memadai. ”Dengan infrastruktur yang memadai pasti SDM suporter ini akan mengikuti apalagi dibarengi dengan pengamanan yang tegas untuk meminimalisir dan memberikan efek jera,” papar Teddy.

Komentar

Terpopuler