Agus memastikan hubungan antara suporter Persijap dan Persela tidak akan ada masalah. Tiga hari sebelum pertandingan, perwakilan Banaspati bahkan sudah datang ke Lamongan untuk silaturahmi.
Sesuai kesepakatan internal, Banaspati tidak memberantkatkan satupun suporter ke Tuban. Meskipun suporter Persela menawarkan sepuluh tiket untuk menonton, tawaran itu ditolak.
"Kami menolak diberi tiket. Karena menghargai aturan. Kami juga yakin bahwa pertandingan itu akan panas. Tentu sangat beresiko," ujar Agus.
Agus pun menyatakan bahwa insiden tersebut tidak ada kaitannya dengan rivalitas antar suporter. Melainkan terjadi antara suporter Persela dan manajemen.
"Harapan kami untuk Persela fans ya, berlapang dada. Berharap musim depan manajemen lebih serius sesuai tuntutan suporter," harap Agus.
Murianews, Jepara – Persijap Jepara berhasil menekuk Persela Lamongan dan mengunci tiket ke babak playoff promosi Liga 1. Pertandingan ini diwarnai dengan insiden yang memaksa pertandingan dihentikan dan dilanjutkan pagi tadi, Rabu (19/2/2025).
Dalam pertandingan kemarin, Selasa (18/2/2025) di Tuban Sport Center, suporter Persela ngamuk dan bertindak anarkis setelah kalah 0-1. Meskipun pertandingan belum usai, mereka menyalakan flare dan turun ke lapangan. Suporter membakar berbagai fasilitas dan menghancurkannya.
Menanggapi hasil insiden itu, Barisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati) bisa memakluminya. Ketua Umum DPP Banaspati, Agus Supriyanto menilai, sebagai sesama suporter, pihaknya merasa bahwa keinginan dan ekspektasi tinggi agar tim kebanggaan lolos ke Liga 1 terkadang membuat suporter melampaui batas.
Apalagi, sepanjang babak 8 besar, Persela Lamongan belum pernah sekalipun mendapatkan kemenangan. Sehingga hasil tersebut sanggat mengecewakan mereka.
"Ekpektasinya sama dengan kita, ingin kembali ke Liga 1 dengan stadion yang baru. Ekspektasi tinggi yang tidak terwujud itu kan emosional sulit dikendalikan. Kami memahami itu," kata Agus kepada Murianews.com.
Kendati begitu, lanjut Agus, suporter menyalakan flare, turun ke lapangan dan merusak fasilitas tetap tidak bisa dibenarkan. Apalagi sampai melakuka tindakan anarkis melakukan perusakan fasilitas stadion.
"Apapun alasannya, tindakan anarkis tidak dibenarkan," jelas Agus.
Hubungan tetap baik...
Agus memastikan hubungan antara suporter Persijap dan Persela tidak akan ada masalah. Tiga hari sebelum pertandingan, perwakilan Banaspati bahkan sudah datang ke Lamongan untuk silaturahmi.
Sesuai kesepakatan internal, Banaspati tidak memberantkatkan satupun suporter ke Tuban. Meskipun suporter Persela menawarkan sepuluh tiket untuk menonton, tawaran itu ditolak.
"Kami menolak diberi tiket. Karena menghargai aturan. Kami juga yakin bahwa pertandingan itu akan panas. Tentu sangat beresiko," ujar Agus.
Agus pun menyatakan bahwa insiden tersebut tidak ada kaitannya dengan rivalitas antar suporter. Melainkan terjadi antara suporter Persela dan manajemen.
"Harapan kami untuk Persela fans ya, berlapang dada. Berharap musim depan manajemen lebih serius sesuai tuntutan suporter," harap Agus.
Editor: Budi Santoso