Rekor Persijap di BRI Super League, 6 Kartu Merah dan 35 Kartu Kuning!
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 21 November 2025 16:35:00
Murianews, Jepara – Boleh dikata, setidaknya hingga pekan ke-13 ini, Persijap menjadi tim paling tak fair play di BRI Super League musim 2025/2026. Betapa tidak, Laskar Kalinyamat kini tercatat sebagai tim yang paling banyak mengoleksi kartu merah.
Berdasarkan analisa data statistik Murianews.com di situs Indonesia Super League dan Sofascore sampai saat ini Persijap sudah mengoleksi enam kartu merah. Baru disusul Persebaya Surabaya dan Arema FC dengan koleksi 5 kartu merah.
Enam pemain Persijap yang telah memanen kartu merah adalah Alexis Gomez, Wahyudi Hamisi, Najeeb Yakubu, Fikron Afriyanto, Dicky Kurniawan dan Zahran Alamsyah. Parahnya, dalam satu kali pertandingan saat bertandang ke markas Madura United FC, dua pemain Laskar Kalinyamat mendapat kartu merah.
Bukan hanya kartu merah, Persijap juga menempati urutan ke dua setelah Bhayangkara FC dalam hal koleksi kartu kuning. Klub kebanggaan warga Jepara itu telah mengoleksi sedikitnya 35 kartu kuning.
Adapun pemain Persijap yang paling banyak mengoleksi kartu kuning adalah Carlos Franca, Fikron Afriyanto, Alexis Gomez dan Elvis Sakyi. Sebuah statistik yang seharusnya sudah menjadi perhatian besar manajemen dan Pelatih Persijap.
Di pekan-pekan awal, pelatih Persijap, Mario Lemos tak mempedulikan berapa banyak kartu yang didapatkan timnya. Dia hanya berpikir setiap pertandingan harus mendapatkan poin, apapun resikonya.
Namun dalam perjalanannya, banyaknya koleksi kartu, terutama kartu merah, justru menjadi momok serius. Berkali-kali Persijap kalah karena ada pemain yang mendapatkan kartu merah.
Yakubu...
Yang terbaru misalnya, pada pertandingan melawan tim juru kunci, Semen Padang FC di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, kemarin sore, Kamis (20/11/2025), Persijap takluk 1-2 setelah kalah jumlah pemain. Najeeb Yakubu, bek kiri yang jadi andalan Mario diusir wasit pada menit ke 24 setelah dianggap melakukan pelanggaran keras.
Mario mengakui, persoalan kartu merah memang menjadi satu dari tiga masalah utama tim yang diasuhnya. Dua masalah lain adalah kelemahan mengantisipasi bola-bola mati dan fokus pemain.
“(Padahal) Sebelum pertandingan saya (selalu) bicara kepada pemain agar tidak bereaksi berlebihan, emosional, untuk menghindari kartu. Tapi hasilnya seperti itu, jadi agak sulit,” ungkap Mario.
Editor: Budi Santoso



