Murianews, Grobogan – Ketua kelompok suporter Persipur Purwodadi Garas, Guntur Prabowo buka suara soal ricuh sesama suporter dalam laga menjamu Persebi Boyolali pada Rabu (5/2/2025) lalu. Guntur mengklaim pihaknya banyak yang menjadi korban.
”Kenyataannya korban ada di pihak Garas semua. Mau balas ya (takut) digebuki polisi. Bisa dilihat di rekaman streaming Youtube,” katanya, Sabtu (8/2/2025).
Dia mengklaim, pihak suporter lain lah yang memulai. Termasuk saat insiden di RS Yakkum Purwodadi. Suporter dari Garas dirawat di RS, kemudian suporter lain masuk dan memecahkan kaca.
”Memang yang katanya nantang-nantang itu dari kami. Tapi kan kami ingin membalas dendam, karena di stadion itu kami yang jadi korban. Malah tenyata mereka banyak di belakang,” imbuhnya.
Tidak hanya jadi korban, Guntur juga mengaku di pihaknya yang banyak ditangkap polisi. Meski demikian, dia mengaku sudah tidak akan mempermasalahkan dan memperpanjang konflik tersebut. Sebab, pada Jumat (7/2/2025) kemarin sudah dilakukan mediasi oleh Kapolres Grobogan.
”Banyak yang ditangkap. Tapi kemarin sudah dijelaskan semua saat mediasi, sudah selesai. Kami tidak ingin memanaskan suasana lagi,” ucap dia.
Dalam waktu dekat, dia bersama Kapolres Grobogan serta pihak Spink pun berencana berkunjung ke rumah para korban. Sehingga, masyarakat akan melihat bahwa persoalan benar-benar sudah selesai.
”Kemarin ditanya, apa yang bisa dilakukan Pak Kapolres, kemudian saya usul berkunjung ke rumah korban bersama manajemen dan pihak Spink juga. Jadi masyarakat nanti tahu, benar-benar sudah tidak ada masalah,” bebernya.
Sepakat Damai...
Seperti diberitakan, dua kelompok suporter Persipur terlibat bentrok dalam laga menjamu Persebi di Stadion Krida Bhakti Purwodadi pada Rabu lalu. Tidak hanya di tribun, ricuh berlanjut di jalanan hingga ke RS Yakkum Purwodadi. Kaca IGD RS tersebut pun sampai pecah akibat lemparan batu.
Pihak Polres Grobogan kemudian melakukan mediasi antarkedua suporter pada Jumat kemarin. Keduanya sepakat damai dan diminta ikut menjaga ketertiban dan kenyamanan saat menonton sepak bola, dan umumnya dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: Dani Agus